Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Skenario Pandemi Covid-19 Dibuat Pada 2010

Senin, 29 Mei 2023 21:14 WIB

Keliru, Skenario Pandemi Covid-19 Dibuat Pada 2010

Sebuah akun Instagram mengunggah potongan video dengan klaim bahwa pandemi Covid-19 dirancang sejak 2010, sedangkan COVID-19 adalah kependekan dari certification of vaccine, identification, digital, artificial, intelligence.

Akun ini juga memberi keterangan bahwa pandemi hanya dibuat-buat, bahkan skenario dari pandemi ini sudah ada sejak tahun 2010 dari kajian beberapa universitas yang didanai Elit Global, Rockefeller Foundation. Simulasi dari kajian tersebut persis sama dengan yang terjadi pada hari ini”.

Benarkah Covid-19 adalah skenario yang dibuat tahun 2010? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo melakukan verifikasi terhadap klaim tersebut dengan menggunakan tools Dataset Search Google Search, jurnal ilmiah, dan pemberitaan media-media kredibel.

Sumber Video

Berdasarkan penelusuran Tempo, potongan video tersebut diambil dari akun YouTube Anugrah Ministries, yang diunggah pada tanggal 14 Maret 2023. Pembicara dalam video ini bernama Dharma Pongrekun. Dalam video ini, ia mengatakan bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate of Vaccine Identification Digital-Artificial Intelligence.

Dilansir dari laman Badan Siber Dan Sandi Negara, Dharma Pongrekun adalah Polisi berpangkat Komisaris Jenderal yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala BSSN pada tahun 2019-2021. Saat ini ia bertugas di Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri.

Klaim 1: Pandemi dan Covid 19 dibuat-buat dan hasil skenario sejak tahun 2010

Fakta 1: Tim Cek Fakta Tempo telah melakukan verifikasi terhadap kekeliruan klaim serupa pada tanggal 25 Juni 2023. Pandemi  Covid-19 bermula saat seorang pasien, pekerja di pasar makanan laut di Wuhan, Cina, dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan pada 26 Desember 2019. Pasien menunjukkan gejala seperti demam, pusing, dan batuk. Selang beberapa saat, lebih dari 1.975 kasus dilaporkan sejak pasien pertama dirawat di rumah sakit.

Berdasarkan Investigasi epidemiologi pada kasus di Wuhan, seperti yang ditulis dalam jurnal “A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin”  para peneliti menemukan dan mengkarakterisasi virus corona baru dan diberi nama 2019-nCoV. Dinamakan 2019-nCoV, karena memiliki kesamaan yang tinggi dengan SARS-CoV dan coronavirus kelelawar, yang termasuk dalam spesies SARSr-CoV.

Dalam penelitian “The proximal origin of SARS-CoV-2” ditemukan bahwa SARS-CoV-2 merupakan coronavirus ketujuh yang menginfeksi manusia, seperti halnya SARS-CoV, MERS-CoV. Hanya saja SARS-CoV-2 menyebabkan penyakit parah. Maka berdasarkan analisis genomik komparatif, SARS-CoV-2 bukanlah konstruksi laboratorium atau sengaja dimanipulasi.

Klaim 2: Covid-19 merupakan akronim dari Certificate of Vaccine Identification Digital-Artificial Intelligence.

Fakta 2: Dilansir CDC, Covid-19 adalah akronim dari Coronavirus Disease 2019. Laman UNC Gillings School of Global Public Health menjelaskan 'CO' singkatan dari corona, 'VI' untuk virus, 'D' untuk disease (penyakit), dan '19' untuk 2019 (tahun pertama diidentifikasi). Juga dikenal dengan sebutan '2019 novel coronavirus' atau '2019-nCoV.

Dilansir WHO, nama resmi untuk virus penyebab Covid-19 adalah penyakit (disease) Coronavirus Disease (COVID-19) sedangkan virusnya disebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

WHO juga menjelaskan, penamaan virus berdasarkan struktur genetik. Juga untuk memfasilitasi pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-obatan. Ahli virologi dan komunitas ilmiah yang diberi mandat penamaan adalah Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV). Lalu secara resmi diumumkan WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).

Klaim 3: Pandemi Covid-19 agenda sejak 2010 yang didanai Rockefeller Foundation

Fakta 3: Tempo telah membantah klaim itu. Laporan yang dibuat Yayasan Rockefeller tersebut bukan untuk merencanakan terjadinya pandemi Covid-19.

Klaim yang sama pernah beredar pada 2021 saat video penyiar Fox News yang menyatakan rencana pandemi yang dibuat Rockefeller pada tahun 2010. Yayasan Rockefeller mengeluarkan empat laporan tentang skenario yang bisa dimainkan dalam 15-20 tahun ke depan. Salah satu skenario itu adalah tentang pandemi global yang mirip terjadi seperti dalam setahun terakhir.

Laporan yang dibuat Yayasan Rockefeller tersebut dibuat sebagai skenario adaptasi internasional dan membentuk kemampuan apabila terjadi perubahan di masa depan. Skenario pandemi global dalam dokumen itu dibuat berdasarkan menghadapi wabah flu H1N1 pada 2009.

Dokumen tersebut memang dikeluarkan oleh Rockefeller Foundation pada 2010. Skenario tentang pandemi global tersebut tercantum pada halaman 18 yang ditulis berdasarkan pengalaman saat menghadapi wabah flu H1N1 pada 2009. Skenarionya, pandemi global akan menimpa pada 2012 dengan jenis virus yang sangat ganas dan mematikan. 

Bahkan, negara yang paling siap menghadapi pandemi dengan cepat kewalahan ketika virus melanda seluruh dunia, menginfeksi hampir 20 persen populasi global, dan membunuh 8 juta orang hanya dalam waktu tujuh bulan, di mana mayoritas dari mereka adalah orang dewasa muda yang sehat. Pandemi ini juga memiliki efek mematikan pada ekonomi; mobilitas internasional baik orang maupun barang, menghentikan industri yang melemahkan pariwisata dan menghancurkan rantai pasokan global.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo, unggahan dengan klaim “Skenario pandemi covid-19 dibuat pada 2010” adalah keliru.

Covid-19 yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan coronavirus ketujuh yang menginfeksi manusia, seperti halnya SARS-CoV, MERS-CoV. Berdasarkan analisis genomik komparatif, SARS-CoV-2 bukanlah konstruksi laboratorium atau hasil manipulasi.

Akronim Covid-19, diambil dari 'CO' corona, 'VI' virus, 'D' disease (penyakit), dan '19' untuk 2019, tahun pertama diidentifikasi. Penamaan dilakukan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) dan penamaan secara resmi diumumkan WHO dalam International Classification of Diseases (ICD).

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id