Keliru: Ilmuwan Alumni UGM Asal Aceh Meninggal di Iran karena Serangan AS

Kamis, 17 Juli 2025 12:30 WIB

Keliru: Ilmuwan Alumni UGM Asal Aceh Meninggal di Iran karena Serangan AS

SEJUMLAH unggahan di media sosial memuat klaim, salah satu ilmuwan nuklir Iran yang tewas adalah alumni Universitas Gadjah Mada. Ilmuwan yang disebut bernama Muhammad Faisal itu adalah warga Kecamatan Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. 

Klaim itu beredar di TikTok [arsip], Facebook (akun satu dan dua), dan Threads. Konten itu memuat foto seorang pria yang diklaim sebagai Muhammad Faisal, ilmuwan nuklir yang tewas setelah Amerika menyerang tiga fasilitas nuklir Iran, salah satunya di Fordow. “Muhammad Faisal yaitu warga Indonesia berdarah Aceh mendapatkan kepercayaan pemerintah Iran untuk bergabung dengan para ilmuwan nuklir Iran di Fordow dan pada akhirnya dia tewas (syahid) oleh pengeboman Amerika Serikat,” demikian isi narasi yang beredar.

Tempo akan memeriksa dua klaim. Pertama, benarkah ada ilmuwan nuklir Iran bernama Muhammad Faisal yang tewas dalam serangan Amerika Serikat di Fordow? Kedua, benarkah ilmuwan tersebut adalah alumni UGM asal Aceh?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi narasi itu dengan beberapa upaya, yakni mewawancarai organisasi pemeriksa fakta di Iran, membandingkan dengan pemberitaan yang kredibel, mewawancarai Universitas Gadjah Mada, dan menganalisis konten dengan alat deteksi akal imitasi (AI). Hasilnya, tidak ada ilmuwan nuklir di Iran asal Indonesia yang tewas selama perang 12 hari antara Iran dan Israel.

Menurut Factnameh, organisasi pemeriksa fakta independen di Iran, klaim itu keliru. “Tidak ada nama ilmuwan tersebut (Muhammad Faisal) yang meninggal dalam perang baru-baru ini,” kata Pemimpin Redaksi Factnameh, Farhad Souzanchi, melalui email kepada Tempo, Rabu 16 Juli waktu setempat.

Humas UGM juga menyatakan, tidak ada alumni Fakultas Teknik, Program Studi S1 Teknik Nuklir UGM, asal Aceh bernama Muhammad Faisal.

“Terdapat nama tersebut di Teknik Fisika, tetapi bukan dari Aceh,” ujar Humas UGM kepada Tempo saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis 10 Juli 2025.

Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha juga mengatakan bahwa tak ada WNI yang menjadi korban konflik di Iran, sebagaimana dilaporkan Antara tanggal 18 Juni 2025. Iran diserang Israel dan AS dalam perang 12 hari, yang diawali serangan Israel tanggal 13 Juni 2025.

Sejak pecahnya peperangan sampai akhir Juni 2025, Pemerintah RI telah mengevakuasi 96 WNI dan 1 warga negara Iran ke Indonesia. Sementara beberapa WNI lainnya memutuskan tetap tinggal di Iran.

Dikutip dari Al Jazeera, terdapat enam ilmuwan Iran yang tewas dalam serangan hari pertama Israel pada 12 Juni waktu setempat. Dua yang menonjol yakni Mohammad Mehdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi. Tehranchi adalah seorang fisikawan teoretis yang pernah menjabat sebagai presiden Universitas Islam Azad Iran. Sedangkan Abbasi adalah mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran dan mantan anggota parlemen Iran.

Ilmuwan yang tewas berikutnya, Abdolhamid Minouchehr. Ia pernah menjabat sebagai dekan fakultas teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti. Ahmad Reza Zolfaghari, profesor teknik nuklir di Universitas Shahid Beheshti.

Kemudian, ada nama Amir Hossein Faghihi, anggota fakultas teknik di Universitas Shahid Beheshti dan sebelumnya menjabat kepala Institut Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir. Terakhir, Motallebzadeh, seorang ilmuwan nuklir yang menjadi target dan dibunuh bersama istrinya.

Tidak ada laporan ilmuwan Iran lain yang tewas dalam serangan Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir Iran pada 23 Juni 2025.

Verifikasi Video

Video 1

Pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI, Hive Moderation, menyimpulkan, video itu melibatkan kecerdasan buatan sekitar 82,7 persen. Sebelumnya, bagian video yang memperlihatkan wajah pria dalam konten itu dihapus atau dipotong untuk mengurangi akurasi deteksi alat akal imitasi.

Video 2

Sementara pemindaian menggunakan aplikasi besutan Zhuque AI Lab, yang dikembangkan perusahaan teknologi raksasa asal Cina, Tencent, menyatakan kemungkinan video yang beredar dibuat menggunakan AI adalah 49,47 persen.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan alumni S1 Teknik Nuklir UGM asal Aceh bernama Muhammad Faisal yang meninggal dunia di Iran akibat serangan AS adalah klaim keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]