[Fakta atau Hoaks] Benarkah Polisi AS Sebut Kematian Bing Liu Terkait Risetnya Soal Covid-19?
Senin, 11 Mei 2020 16:41 WIB
Narasi bahwa kematian Bing Liu, peneliti dari Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, terkait dengan risetnya soal virus Corona Covid-19 beredar di media sosial. Menurut narasi itu, kaitan antara pembunuhan Bing Liu dan penelitiannya terkait Covid-19 ditegaskan oleh kepolisian AS.
Di Instagram, narasi tersebut dibagikan salah satunya oleh akun @sobatqolbu. Akun ini mengunggah foto Bing Liu yang di bawahnya diberi tulisan "Nyaris ungkap temuan penting seputar virus Corona, profesor ini tewas dibunuh. Jenazah ditemukan dengan sejumlah luka tembakan di kepala, leher dan perut".
Adapun dalam caption-nya, akun ini menjelaskan bahwa pelaku yang dipercaya membunuh Bing Liu bernama Hao Gu, 46 tahun. Ia ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa setelah diduga melakukan bunuh diri. Pihak kepolisian mengatakan bahwa Hao Gu diduga membunuh Bing Liu di kediamannya sebelum akhirnya bunuh diri di mobilnya. Polisi meyakini pelaku dan korban saling mengenal satu sama lain.
Akun ini juga menulis bahwa pembunuhan Bing Liu tersebut menimbulkan misteri terkait temuan penting yang akan diungkapkannya. Ia diketahui merupakan peneliti komputasi dan sistem biologi di Sekolah Kesehatan Universitas Pittsburgh. "Kepolisian setempat telah menegaskan jika pembunuhan Bing Liu ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukannya seputar Covid-19," demikian narasi yang ditulis akun itu.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @sobatqolbu.
Apa benar polisi AS menyebut kematian Bing Liu terkait dengan risetnya soal Covid-19?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo membandingkannya dengan pemberitaan di media-media arus utama, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dilansir dari USA Today, Bing Liu, asisten profesor dari Universitas Pittsburgh, 37 tahun, memang ditemukan tewas di dalam sebuah rumah di Pennsylvania, AS, pada 2 Mei 2020, dengan luka tembak di kepala, leher, dan dadanya.
Satu jam kemudian, polisi menemukan Hao Gu, 46 tahun, dalam sebuah mobil dengan jarak kurang dari 1 mil dari lokasi ditemukannya Bing Liu. Menurut Detektif Sersan Brian Kohlhepp dari Departemen Kepolisian Ross, penyidik meyakini Hao Gu membunuh Bing Liu di rumahnya sebelum mengendarai mobilnya dan bunuh diri.
Bing Liu mendapat gelar PhD dalam ilmu komputasi dari Universitas Nasional Singapura, lalu melanjutkan studi pascadoktoralnya di Universitas Carnegie Mellon. Kemudian, Bing Liu menjadi peneliti di Sekolah Kedokteran Universitas Pittsburgh. Para koleganya menuturkan bahwa Bing Liu merupakan seorang peneliti yang produktif yang telah mempublikasikan lebih dari 30 makalah dan merupakan mentor yang luar biasa.
"Bing Liu berada di ambang penemuan yang sangat signifikan untuk memahami mekanisme seluler yang mendasari infeksi SARS-CoV-2 (virus Corona baru penyebab Covid-19) dan basis seluler dari komplikasi tersebut. Kami akan berupaya untuk menyelesaikan apa yang telah dia mulai dalam rangka memberikan penghormatan pada keahlian ilmiahnya," ujar para koleganya dalam sebuah pernyataan resmi.
Namun, Kohlhepp menuturkan bahwa pembunuhan Bing Liu tidak ada kaitannya dengan risetnya soal Covid-19. Polisi meyakini Bing Liu dan Hao Gu saling mengenal satu sama lain dan, kata Kohlhepp, pembunuhan itu adalah "hasil dari perselisihan panjang terkait pasangan intim".
Menurut Kohlhepp, polisi tidak menemukan bukti apapun bahwa pembunuhan Bing Liu berhubungan dengan pekerjaannya di Universitas Pittsburgh. "Kami telah menemukan nol bukti bahwa peristiwa tragis ini ada hubungannya dengan pekerjaannya di Universitas Pittsburgh atau pekerjaan apapun yang terkait dengan Universitas Pittsburgh, dan krisis kesehatan saat ini yang mempengaruhi AS dan dunia (Covid-19)," kata Kohlhepp.
Penjelasan yang sama juga dilaporkan oleh CNN pada 6 Mei 2020. Kepolisian AS meyakini Bing Liu dan Hao Gu saling kenal. Namun, Detektif Sersan Brian Kohlhepp menyatakan "tidak ada indikasi bahwa Bing Liu sengaja ditarget karena dia orang Cina".
Demikian pula dalam arsip pemberitaan Tempo pada 7 Mei 2020. Berdasarkan keterangan Kepolisian Ross, jenazah Bing Liu ditemukan di rumahnya dengan luka tembak di kepala, leher, dan dada. "Kasus ini masih kami selidiki. Sejauh ini, tidak ada indikasi bahwa Liu diincar karena dia berasal dari Cina," ujar Detektif Sersan Brian Kohlhepp pada 6 Mei 2020.
Kohlhepp melanjutkan, menurut dugaan sementara, Bing Liu adalah korban aksi pembunuhan dan bunuh diri. Sebab, tak jauh dari lokasi tewasnya Bing Liu, polisi menemukan seorang pria yang tewas di dalam mobilnya. Walaupun begitu, kata Kohlhepp, polisi masih menyelidiki apakah keduanya saling kenal.
Universitas Pittsburgh, dalam keterangan persnya, menyatakan rasa berdukanya atas kematian Bing Liu. Mereka menyayangkan kematian Bing Liu mengingat ia tengah melakukan penelitian terkait cara kerja virus Corona Covid-19 yang akan membantu proses penanganannya ke depan. "Bing Liu hampir mendapatkan temuan penting soal bagaimana memahami cara kerja sel dalam penularan virus Corona," ujar salah satu koleganya.
Kematian Bing Liu ini pun kembali memicu diskusi warganet terkait sejumlah teori konspirasi mengenai asal-usul virus Corona Covid-19, baik itu buatan Cina atau buatan AS. Ada pula yang mengaitkan kematian tersebut dengan nama pendiri Microsoft, Bill Gates. Sejumlah klaim bahwa virus ini buatan laboratorium ataupun teori konspirasi soal Bill Gates sudah pernah dibantah oleh Tim CekFakta Tempo.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa polisi Amerika Serikat menyebut kematian Bing Liu terkait dengan risetnya soal Covid-19 adalah narasi yang menyesatkan. Kepolisian menyatakan tidak ada indikasi bahwa Bing Liu diincar karena berasal dari Cina ataupun karena sedang mengerjakan riset soal virus Corona Covid-19. Pembunuhan Bing Liu diduga kuat karena perselisihan terkait pasangan intim.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]