Keliru: Video Jepang Mengirim Pesawat Militer Membela Iran

Selasa, 1 Juli 2025 19:16 WIB

Keliru: Video Jepang Mengirim Pesawat Militer Membela Iran

SEBUAH akun YouTube [arsip] mengunggah konten dengan klaim, Kaisar Jepang sepakat mengirim pesawat militer menuju Iran. Konten ini beredar saat Israel dan Iran sedang gencatan senjata setelah perang meletus pada 13-21 Juni 2025.

Konten yang dibagikan 29 Juni 2025 tersebut, memuat foto pesawat militer bernomor 203. Terlihat sejumlah orang menyambut kedatangan pesawat militer tersebut. “Setelah Cina, kini giliran Jepang terlihat mengirimkan pesawat militer ke Iran. Diduga memberikan bantuan keamanan militer,” demikian teks dalam video.

Benarkah video tersebut menunjukkan Jepang mengirim pasukan untuk membela Iran?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik Google Lens serta membandingkan dengan pemberitaan media kredibel. Hasilnya, video tersebut bukan pesawat militer Jepang untuk membela Iran.

Pesawat yang terlihat dalam video itu, sesungguhnya pesawat angkut militer jenis Kawasaki C-2 yang saat itu dipamerkan di Dubai Airshow pada 2017. 

Situs Aviation International News pada 12 November 2017 melansir, pesawat bertenaga jet Kawasaki Heavy Industries C-2 tersebut menjalani penampilan perdana internasional di Dubai Airshow. Pesawat dengan kemampuan angkut strategis dan taktis itu menjadi bagian Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF).

Berikutnya, C-2 juga tampil dalam Royal International Air Tatto pada 2018,  Australian International Airshow dan Paris Air Show (2019).

Terkait konflik Israel dengan Iran, Jepang memang menyiagakan pesawat militernya. Namun pesawat tersebut bukan untuk membela Iran, melainkan untuk mengevakuasi warganya yang bermukim di negara tersebut.

Dikutip dari Detik.com, juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi mengatakan, telah memindahkan pesawat militer Jepang ke Djibouti untuk bersiap mengevakuasi warganya dari Iran dan Israel. 

Sikap Jepang Terhadap Konflik Israel-Iran

Reuters melansir, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengutuk serangan militer Israel pada 13 Juni 2025 terhadap fasilitas nuklir Iran. Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya juga mengatakan bahwa Jepang sangat menyesalkan situasi antara Israel dan Iran meningkat menjadi siklus saling membalas serangan.

Jepang pada 23 Juni 2025 telah menyerukan deeskalasi konflik Iran dan Israel.  "Jepang terus berharap kuat bahwa jalan menuju dialog akan dibuka kembali melalui upaya penyelesaian masalah nuklir Iran melalui pembicaraan antara AS dan Iran," kata Iwaya dalam pernyataan resminya.

Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat pada 23 Juni 2025. Saling serang rudal selama 12 hari sebelumnya, untuk sementara berhenti tapi masih banyak ketidakpastian soal konflik itu. Termasuk apakah gencatan senjata akan mengarah pada perdamaian permanen.

Hingga 24 Juni 2025, perang yang meletus sejak 13 Juni tersebut telah menelan korban jiwa dari kedua negara. Kementerian Kesehatan Iran mengatakan korban meninggal di pihak mereka berjumlah 610 termasuk 49 perempuan dan 13 anak. Sementara 4.746 lainnya luka. Di sisi lain korban jiwa di Israel sebanyak 28, dengan 3.238 orang terluka.

KESIMPULAN 

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Jepang mengirim pasukan ke Iran adalah keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]