Sebagian Benar: Video Kapal Tanker Terbakar di Selat Hormuz Setelah Ditutup oleh Iran
Senin, 30 Juni 2025 18:46 WIB

AKUN media sosial X, akun 1 [arsip], Threads, dan Facebook mengunggah video kebakaran sebuah kapal di tengah laut pada 23 Juni 2025. Pemilik akun menulis, kapal tanker minyak besar itu terbakar di Selat Hormuz.
“Iran mengatakan bahwa tidak ada kapal yang akan melewati Selat Hormuz kecuali Iran memberikan izin. Bab al-Mandab sudah ditutup oleh Houthi. Laut Arab kini dalam bahaya. Semua pengiriman di laut ini mulai berhenti,” tulis pengunggah.
Benarkah ini kapal tanker yang terbakar di Selat Hormuz setelah penutupan selat oleh Iran?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi video itu dengan alat pencarian gambar terbalik Google Lens, penelusuran di YouTube, serta membandingkan dengan pemberitaan media kredibel. Faktanya, kapal tanker tersebut memang benar terbakar di dekat Selat Hormuz. Namun insiden kapal itu bukan dampak perang Israel-Iran, melainkan karena tertabrak dengan kapal kargo lainnya.
Peristiwa kebakaran kapal tersebut terjadi pada 17 Juni 2025, sebelum Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz, 22 Juni 2025.
Akun YouTube The Sun mengunggah video serupa pada 18 Juni 2025 dengan judul ‘Dark fleet’ tanker bursts into FLAMES after being 'hit by another boat' in Strait of Hormuz’. Rekaman menunjukkan kapal tanker yang terbakar di Teluk Persia dengan gumpalan asap hitam tebal mengepul di atas air.
Kapal yang diketahui bernama MV Adalynn itu terbakar setelah ditabrak kapal tanker lMV Front Eagle di sebelah selatan Selat Hormuz pada 17 Juni 2025.
The New York Times melansir, kecelakaan itu terjadi di Teluk Oman karena gangguan GPS pada kapal yang melintasi Selat Hormuz. Sebanyak 24 awak Adalynn berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Frontline, pemilik IMV Front Eagle di Siprus, mengatakan, insiden tersebut terjadi karena kesalahan navigasi. “Tidak terkait dengan konflik regional saat ini," kata mereka dalam pernyataan resminya.
Perang Iran dan Israel yang meletus pada 13 Juni dinilai membahayakan keamanan maritim internasional dan rantai pasokan energi global. Sekitar 1.000 kapal dilaporkan telah terpengaruh oleh gangguan GPS, menurut Windward, sebuah firma analisis maritim.
Penelusuran dengan peta lalu lintas di laut, Marine Traffic, menunjukkan perjalanan kapal tersebut berhenti pada 17 Juni 2025 di sekitar Teluk Oman. Lokasi saat kapal tersebut terbakar ditandai dengan titik warna merah pada peta di bawah ini:
Dampak ke Lingkungan
Dikutip dari situs AP, Greenpeace mengingatkan mengenai potensi bencana lingkungan setelah tabrakan dua kapal tanker minyak di Selat Hormuz. Greenpeace telah meninjau citra satelit, menunjukkan gumpalan minyak yang membentang hingga sekitar 1.500 hektar (3.700 hektar) dari lokasi kecelakaan.
"Ini hanyalah salah satu dari banyak insiden berbahaya yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir," kata Farah Al Hattab, aktivis Greenpeace Timur Tengah dan Afrika Utara. Tumpahan minyak seperti itu, kata dia, dapat membahayakan kehidupan laut.
Selat Hormuz merupakan pintu masuk maritim strategis ke Teluk Persia dan menjadi jalur lalu lintas sekitar seperlima minyak dunia, menurut Badan Informasi Energi AS. Pada tahun 2024, rata-rata 20 juta barel minyak melewatinya setiap hari.
Setelah Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran pada 13 Juni, harga minyak melonjak karena kekhawatiran meningkat mengenai apakah Republik Islam tersebut akan memblokir jalur air.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim kapal tanker terbakar di Selat Hormuz setelah Iran menutup selat tersebut adalah sebagian benar.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]