Keliru: Video Pengungsian Warga Israel di Perbatasan Mesir

Senin, 30 Juni 2025 19:08 WIB

Keliru: Video Pengungsian Warga Israel di Perbatasan Mesir

SEJUMLAH konten memuat klaim kondisi pengungsian warga Israel di perbatasan Mesir, beredar di TikTok [arsip] dan banyak Facebook (akun satu [arsip], akun dua, akun tiga, dan akun empat) pada akhir Juni 2025.

Konten itu memperlihatkan tenda-tenda perkemahan berwarna biru di area lereng gunung serta antrean manusia. Narasi dalam konten itu menyebutkan, mereka adalah warga Israel yang mengungsi ke Mesir untuk menghindari serangan Iran. Selain itu, tertulis juga narasi, “Tenda tenda pengungsian memenuhi lereng lereng gunung membiru dipenuhi masyarakat Israel yang lari dari bunker bunker dalam kota.” 

Benarkah tenda-tenda dan antrean orang-orang dalam video tersebut adalah warga Israel yang tengah mengungsi ke perbatasan Mesir? 

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo menggunakan layanan pencarian gambar terbalik Google untuk menelusuri sumber aslinya, serta membandingkan dengan pemberitaan kredibel. Faktanya, konten tersebut tidak berkaitan dengan peristiwanya pecahnya perang Iran-Israel sejak 13 Juni lalu.

Gambar 1

Video yang beredar memperlihatkan banyak tenda biru di area lembah atau lereng gunung pertama kali duungah oleh akun TikTok edsonomarryan [arsip] pada 18 Juni 2025. Dalam unggahannya dijelaskan bahwa video itu bagian dari Festival Qollorritty (juga disebut Festival Qoyllur Rit'i) atau Star Snow Festival. Tempo edisi 7 Juni 2015 juga memberitakannya, foto tenda-tenda berwarna biru tersebut adalah penduduk yang mengikuti festival tersebut.

Sebuah artikel yang dimuat oleh Material Visual Culture of Religion (Mavcor) Journal dari Yale University, menjelaskan Festival Qoyllur Rit' merupakan ziarah penting warga di Andes peru Selatan ke tempat suci di kaki Gunung Sinakara setinggi 4.600 mdpl. Ribuan peziarah dari wilayah paling terpencil di Andes, Peru selatan akan berkumpul di situs tersebut setiap Mei atau Juni, setelah perayaan Paskah. 

Ziarah ke tempat suci Tuhan Qoyllurit'i menggabungkan unsur-unsur dari Katolik dan pemujaan dewa-dewi alam pra-Hispanik, menurut Badan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa, UNESCO. Sekitar 90.000 peziarah datang dari delapan desa sekitar. Pada tahun 2011 UNESCO mendaftarkan ziarah itu sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.

Gambar 2

Potongan gambar yang memperlihatkan orang-orang sedang mengantre dengan membawa pelbagai perlengkapan juga ditemukan telah beredar sejak 2022 di website Time of Israel, Zhihu.com, dan Qudpress.com, jauh sebelum pecahnya perang Israel dan Iran pada 13 Juni 2025.

Antrean itu memang terjadi di perbatasan Taba, wilayah selatan Israel dan Mesir pada 17 April 2022. Namun, antrian terjadi karena warga Israel ingin berlibur ke luar negeri setelah lockdown akibat pandemi COVID-19. Otoritas Israel saat itu menutup perbatasan dan melarang perjalanan ke luar negeri.

Gencatan Senjata Israel-Iran

Israel dan Iran menyepakati gencatan senjata yang difasilitasi oleh Amerika Serikat pada 23 Juni 2025. Saling serang rudal selama 12 hari sebelumnya, untuk sementara berhenti tapi masih banyak ketidakpastian soal konflik itu. Termasuk apakah gencatan senjata akan mengarah pada perdamaian permanen.

Hingga 24 Juni 2025, perang yang meletus sejak 13 Juni tersebut telah menelan korban jiwa dari kedua negara. Kementerian Kesehatan Iran mengatakan korban meninggal di pihak mereka berjumlah 610 termasuk 49 perempuan dan 13 anak. Sementara 4.746 lainnya luka. Di sisi lain korban jiwa di Israel sebanyak 28, dengan 3.238 orang terluka.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar-gambar yang beredar memperlihatkan kondisi warga Israel yang mengungsi ke Mesir dalam perang 12 hari dengan Iran adalah klaim keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]