Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satelit Pangkalan Militer Cina di Laut Natuna Utara?

Selasa, 28 April 2020 13:15 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satelit Pangkalan Militer Cina di Laut Natuna Utara?

Foto-foto yang diklaim sebagai citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertainya, foto-foto itu dirilis oleh Google Earth dan disebut sebagai gambar proyek pembangunan pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara yang tidak jauh dari Pulau Batam dan Pontianak.

Di Facebook, foto-foto itu diunggah salah satunya oleh akun Kopi Pahit Pribumi, yakni pada 25 April 2020. Akun ini menulis narasi sebagai berikut:

"Ngeriiii....!!!!Akhirnya ketahuan lagi !!!Kenapa China Dukung Penuh Jokowi.Google Earth Rilis Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak.Ternyata Ada Hal Besar Yang Ditutup-tutupi Dari Rakyat Indonesia.Potensi Terbesar Dalam Memaksakan Kehendak Untuk Tetap Berkuasa, Terkesan Ada Yang Ingin Di Selesaikan.Viralkan....!!!Agar Semua Rakyat Indonesia Tahu Dan Sadar Bahwa NKRI Diujung Tanduk....Kalau Pangkalan Militer China Sdh Selesai.... Dan Pelabuhan Juga Bandara Dikuasai.... Lalu Rakyat Indionesia Tidak Akan Bisa Lari Kemana-mana....Kita Pasti Akan Diberangus Oleh Mereka..!!!"

Akun Kopi Pahit Pribumi juga mencantumkan tautan sumber gambar yang ia unggah. Tautan itu merujuk pada unggahan akun Twitter @HmEi7_IND dan artikel di situs Militermeter.com. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Kopi Pahit Pribumi tersebut telah dibagikan lebih dari 350 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Kopi Pahit Pribumi (kiri) dan artikel di situs Militermeter.com (kanan).

Apa benar foto-foto tersebut adalah citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memeriksa artikel di situs Militermeter.com yang tautannya diunggah oleh akun Kopi Pahit Pribumi. Menurut artikel tersebut, foto-foto satelit itu memperlihatkan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly.

Berdasarkan petunjuk tersebut, Tempo menelusuri lokasi Kepulauan Spratly. Berdasarkan peta di situs resmi Perpustakaan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Kepulauan Spratly masih berada di dalam Laut Cina Selatan dan tidak berada di dalam Laut Natuna Utara.

Dilihat di Google Maps, kepulauan ini terletak di tengah Laut Cina Selatan. Negara yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Filipina. Sementara dalam peta baru Indonesia yang fotonya pernah dimuat di Kumparan.com, Laut Natuna Utara berada di barat daya Kepulauan Spratly.

Tempo pun mencari pemberitaan tentang pembangunan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly dengan mesin pencarian Google. Dilansir dari berita di Kompas.com pada 29 Maret 2017, Cina memang memiliki tiga pangkalan militer berskala besar yang telah selesai dibangun di Laut Cina Selatan.

Asia Maritim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, Amerika Serikat, pernah merilis citra satelit pangkalan di Kepulauan Spratly tersebut. Pangkalan itu terletak di pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross.

Selain di Kepulauan Spratly, menurut AMTI, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.

Dilansir dari Tirto.id, sejak kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Cina telah mereklamasi sekitar 1.290 hektare tanah di tujuh pulau karang di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pangkalan militer. Ada tiga pangkalan militer Cina di sana, yakni Yongshu di Fiery Cross, Zhubi di Subi, dan Meiji di Mischief.

Selain Cina, Kepulauan Spratly pun diperebutkan Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Filipina punya lapangan terbang Rancudo di Pulau Thitu, Vietnam memiliki distrik Truong Sa di salah satu pulau, sementara Malaysia membangun Layang-layang Resort di pulau karang Swallow.

Untuk memastikan hal itu, Tempo menelusuri lokasi Subi, Mischief, dan Fiery Cross di Google Earth. Hasilnya, foto-foto unggahan situs Militermeter.com memang merupakan citra satelit pulau karang yang berada di Kepulauan Spratly tersebut, yakni Subi dan Fiery Cross. Ada pula foto satelit Pulau Woody.

Berikut ini foto-foto satelitnya:

Gambar tangkapan layar citra satelit pulau karang Subi di Google Earth.

Gambar tangkapan layar citra satelit pulau karang Fiery Cross di Google Earth.

Gambar tangkapan layar citra satelit Pulau Woody di Google Earth.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa foto-foto di atas merupakan citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara menyesatkan. Foto-foto itu memperlihatkan gambar satelit pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly, tepatnya di pulau karang Subi dan Fiery Cross, serta di Pulau Woody. Pulau-pulau tersebut berada di dalam Laut Cina Selatan, bukan di Laut Natuna Utara.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id