Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah FBI Gerebek Sinagoge Yahudi di New York yang Timbun Masker N95?

Jumat, 17 April 2020 12:11 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah FBI Gerebek Sinagoge Yahudi di New York yang Timbun Masker N95?

Video yang diklaim sebagai video penggerebekan sebuah sinagoge atau rumah ibadah kaum Yahudi di New York, Amerika Serikat, beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertai video itu, sinagoge tersebut digerebek oleh Biro Investigasi AS atau FBI karena dipakai untuk menimbun ribuan masker N95.

Video itu diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman pada 7 April 2020. Akun ini menulis narasi, "FBI menggrebek sinagoge (tempat ibadah) Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan Masker yang diperlukan sangat di rumah sakit, semuanya masker jenis N95. Ini adalah moral mereka yang dikenal sejak zaman kuno."

Hingga artikel ini dimuat, video berdurasi 2 menit 42 detik yang diunggah oleh akun Ayesha Rahman tersebut telah ditonton lebih dari 4 ribu kali dan dibagikan lebih dari 300 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ayesha Rahman.

Apa benar video di atas adalah video penggerebekan FBI terhadap sebuah sinagoge Yahudi di New York yang dipakai untuk menimbun ribuan masker N95?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim yang diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Yandex.

Hasilnya, video yang sama pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Euro News Amateur pada 1 April 2020. Video tersebut diberi keterangan "FBI agents return thousands of N95 masks stolen from the hospital (Agen FBI mengembalikan ribuan masker N95 yang dicuri dari rumah sakit)".

Video serupa dari lokasi yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube milik media asing ABC News pada 2 April 2020 dengan judul "Authorities remove almost a million N95 masks and other supplies from alleged hoarder (Pihak berwenang menyita hampir satu juta masker N95 dan persediaan lainnya dari seseorang yang diduga penimbun)".

Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube ABC News.

Menurut ABC News, pihak berwenang menyita sekitar 192 ribu masker respirator N95, sekitar 600 ribu sarung tangan medis, 130 ribu masker bedah, masker prosedur, masker N100, pakaian bedah, handuk disinfektan, filter partikel, hand sanitizer, dan semprotan disinfektan setelah seorang pria asal Brooklyn, sebuah wilayah di New York, ditangkap atas dugaan penimbunan peralatan medis.

Sebuah foto yang diambil di lokasi penggerebekan di Brooklyn itu juga pernah dimuat oleh situs media NY Daily News pada 30 Maret 2020. Foto itu diberi keterangan "FBI menggerebek rumah Baruch Feldheim". Menurut berita yang memuat foto itu, Feldheim, 43 tahun, adalah pria asal Brooklyn yang mengaku menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan agen FBI yang menggerebek rumahnya.

Feldheim juga berbohong kepada FBI tentang alat perlindungan diri (APD) yang dia timbun untuk menghasilkan uang. Karena itu, Feldheim didakwa telah menyerang pejabat federal dan membuat pernyataan palsu kepada penegak hukum. Menurut jaksa penuntut, Feldheim telah menimbun respirator N95, masker bedah, pakaian medis, dan alat disinfektan, lalu menjualnya ke para profesional perawatan kesehatan dengan harga yang tinggi.

Penangkapan Feldheim bermula ketika seorang dokter di New Jersey menghubunginya melalui grup WhatsApp yang bernama "Virus2020!". Feldheim pun setuju untuk menjual sekitar 1.000 masker N95 dan berbagai peralatan lainnya kepada dokter itu dengan harga US$ 12 ribu, jauh lebih tinggi sekitar 700 persen dari harga normal.

Kemudian, Feldheim menyuruh dokter itu mengambil pesanannya ke sebuah bengkel mobil di Irvington, New Jersey. Menurut dokter tersebut, bengkel tersebut dipenuhi dengan berbagai produk, seperti hand sanitizer, tisu basah, bahan kimia pembersih, dan perlengkapan bedah. Setelah itu, Feldheim memberi tahu dokter tersebut bahwa dia terpaksa memindahkan berbagai produk itu ke lokasi lain.

Beberapa hari kemudian, Feldheim diduga menawarkan sejumlah pakaian bedah kepada seorang perawat, dan mengarahkan perawat itu ke kediamannya di Brooklyn. Pada 25 Maret 2020, Feldheim juga menerima kiriman dari Kanada yang berisi delapan palet masker bedah. Dua hari kemudian, FBI mendapati sebuah kardus kemasan masker N95 yang sudah kosong di luar rumah Feldheim. FBI juga melihat beberapa orang yang, ketika pergi dari rumah Feldheim, membawa kotas atau tas yang diduga berisi peralatan medis.

Ketika FBI mendatangi rumahnya dan bertanya tentang peralatan medis itu, Feldheim mengaku bahwa ia menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan para agen. Jaksa penuntut juga mengatakan bahwa Feldheim telah berbohong dan mengaku kepada FBI bahwa ia bekerja untuk perusahaan yang menjual APD.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video penggerebekan FBI terhadap sebuah sinagoge Yahudi di New York yang dipakai untuk menimbun ribuan masker N95, menyesatkan. Video itu memang memperlihatkan penggerebekan FBI terkait kasus penimbunan ribuan masker N95 serta perlengkapan medis lainnya. Namun, penggerebekan itu terjadi di rumah seorang pria asal Brooklyn, Baruch Feldheim, bukan di sinagoge atau tempat ibadah orang Yahudi.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id