Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Raja Salman Meninggal dan Putra Mahkotanya Ditangkap Karena Tuduhan Kudeta?

Selasa, 10 Maret 2020 15:05 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Raja Salman Meninggal dan Putra Mahkotanya Ditangkap Karena Tuduhan Kudeta?

Narasi yang menyebut Raja Salman, Raja Arab Saudi, meninggal dan putra mahkotanya, Mohammed bin Salman, ditangkap karena tuduhan kudeta beredar di media sosial. Salah satu akun di Facebook yang mengunggah narasi itu adalah akun Bagas Dwi, yakni pada 8 Maret 2020.

Dalam cuitannya, akun ini menulis, "Breaking News!!! kematian raja Salman masih belum terkonfirmasi, namun berita ini sudah tersebar. Dan 2 anggota senior kerajaan di tangkap atas tuduhan kudeta. Dua anggota tersebut adalah keponakan raja Salman dan putra mahkota yaitu pangeran Mohamed bin Salman."

Akun Bagas Dwi juga menyertakan tautan dalam cuitannya, yakni tautan berita dari situs media Jerman Deutsche Welle (DW) yang berjudul "Diduga Kudeta Raja Salman, Dua Pangeran Arab Saudi Ditahan" dan tautan unggahan akun Twitter @Rita_Katz yang menginformasikan meninggalnya Raja Salman.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Bagas Dwi yang memuat narasi sesat mengenai Raja Salman.

Benarkah Raja Salman meninggal dan putra mahkotanya, Mohammed bin Salman, ditangkap karena tuduhan kudeta?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim tentang penangkapan putra mahkota Raja Salman, Mohammed bin Salman, Tim CekFakta Tempo mula-mula membaca berita dari DW yang tautannya terdapat dalam unggahan akun Bagas Dwi di atas. Faktanya, dalam berita itu, Mohammed bin Salman tidak termasuk dalam salah satu anggota Kerajaan Arab Saudi yang ditangkap atas tuduhan kudeta.

Berita itu menyebut bahwa anggota Kerajaan Arab Saudi yang dilaporkan ditangkap pada 6 Maret 2020 lalu adalah saudara Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al Saud, dan keponakan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Nayef. Keduanya ditahan atas tuduhan kudeta terhadap Raja Salman dan putra mahkotanya, Mohammed bin Salman.

Mohammed bin Nayef sebelumnya adalah seorang tokoh kuat yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kontraterorisme Arab Saudi. Dia sempat menjadi putra mahkota hingga 2017. Namun, Raja Salman mengambil gelar itu dari Mohammed bin Nayef dan menempatkan anaknya, Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota agar tetap mendapat dukungan dari sekutu lama, Amerika Serikat.

Namun, menurut laporan DW, Mohammed bin Salman tidak begitu populer di antara beberapa anggota utama keluarga kerajaan karena telah memperketat cengkeramannya pada kekuasaan. Beberapa pihak juga mempertanyakan kemampuannya untuk memimpin menyusul pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018 serta serangan besar-besaran terhadap infrastruktur minyak milik Arab Saudi pada 2019.

Oleh karena itu, menurut sumber DW, para bangsawan berusaha mengubah garis suksesi pemerintahan dengan mempertimbangkan Ahmed bin Abdulaziz al Saud, satu-satunya saudara laki-laki Raja Salman yang masih hidup. Dia dinilai bisa menjadi pilihan yang mungkin yang akan mendapat dukungan dari anggota keluarga, aparat keamanan, dan kekuatan Barat.

Berita terkait penangkapan Ahmed bin Abdulaziz al Saud dan Mohammed bin Nayef juga dimuat oleh beberapa media asing, seperti The Associated Press, Reuters, dan Al Jazeera. Situs media Indonesia pun memberitakan penangkapan tersebut, termasuk Tempo, serta CNN Indonesia.

Dikutip dari CNN Indonesia, selain Ahmed bin Abdulaziz al Saud dan Mohammed bin Nayef, penangkapan juga dilakukan terhadap Pangeran Nawaf bin Nayef. Penahanan ini pun menggiring spekulasi tentang kesehatan Raja Salman dan suksesi Mohammed bin Salman yang tidak lama lagi.

Namun, sumber yang dekat dengan kepemimpinan Arab Saudi mengatakan kepada AFP bahwa "raja sehat dan baik-baik saja". Sumber itu juga menuturkan bahwa penahanan ketiga pangeran tersebut dimaksudkan untuk menegakkan disiplin dalam keluarga kerajaan.

Gambar tangkapan layar artikel yang dimuat situs Saudi Press Agency. Artikel ini berisi foto-foto kegiatan Raja Salman pada 8 Maret 2020 lalu.

Dilansir dari IDN Times, rumor tentang meninggalnya Raja Salman juga telah dibantah oleh pihak Kerajaan Arab Saudi dengan merilis foto laki-laki berusia 84 tahun tersebut pada 8 Maret 2020. Dalam foto tersebut, Raja Salman sedang membaca sebuah dokumen, memperlihatkan bahwa ia masih menjalankan tugasnya seperti biasa.

Adapun dikutip dari The Washington Post, pihak kerajaaan membantah bahwa kesehatan Raja Salman dalam kondisi yang buruk dengan merilis foto-foto kegiatannya pada 8 Maret 2020 di situs resmi Saudi Press Agency. Dalam foto-foto itu, terlihat bahwa Raja Salman sedang menerima kunjungan dari dua diplomat Arab Saudi dan tampak baik-baik saja.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa Raja Salman meninggal dan putra mahkotanya, Mohammed bin Salman, ditangkap karena tuduhan kudeta adalah narasi yang keliru. Anggota Kerajaan Arab Saudi yang dilaporkan ditangkap pada 6 Maret 2020 lalu atas tuduhan kudeta adalah saudara Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al Saud, dan keponakan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Nayef. Raja Salman pun masih dalam keadaan sehat dan tetap beraktivitas seperti biasa sebagaimana yang terlihat dalam foto-foto yang dirilis pihak pemerintah pada 8 Maret 2020.

IBRAHIM ARSYAD

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id