Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Toko di Cina yang Menjual Daging Manusia?

Kamis, 13 Februari 2020 17:08 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto-foto Toko di Cina yang Menjual Daging Manusia?

Kolase yang diklaim berisi foto-foto toko di Cina yang menjual daging manusia viral di Facebook. Kolase itu diunggah oleh halaman Dendy Adelbert pada Selasa, 11 Februari 2020. Hingga kini, kolase tersebut telah dibagikan lebih dari 800 kali.

Kolase itu terdiri dari enam foto yang menunjukkan sebuah lokasi yang berisi karkas yang digantung. Satu foto di antaranya memperlihatkan seorang perempuan yang badannya berlumur cairan berwarna merah yang dikemas dalam styrofoam berlabel "human meat".

Foto-foto ini beredar di tengah mewabahnya virus Corona baru bernama COVID-19 (sebelumnya disebut 2019-nCoV) yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Cina. Hingga Kamis, 13 Februari 2020, tercatat sebanyak 1.357 orang meninggal dunia karena virus itu.

Gambar tangkapan layar unggahan halaman Facebook Dendy Adelbert yang memuat narasi sesat mengenai foto-foto yang diunggahnya.

Apa benar foto-foto yang diunggah halaman Dendy Adelbert adalah foto-foto toko daging di Cina yang menjual daging manusia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dengan memakai reverse image tools milik Google, Yandex dan TinEye, Tim CekFakta Tempo menemukan bahwa seluruh foto dalam kolase tersebut tidak terkait dengan penjualan daging manusia.

Berikut ini fakta-fakta atas enam foto tersebut:

Foto 1 dan Foto 2

Fakta:

Foto pertama diambil dari situs Anti-Spesiesist yang dimuat pada 6 Oktober 2018. Namun, foto-foto itu bukanlah foto-foto penjualan daging manusia. Foto-foto itu memperlihatkan aksi satire aktivis Anti-Speciesist Action Collective di Garema Place, Australia, pada 6 Oktober 2018 sebagai bagian dari kampanye penghentian konsumsi daging hewan. Mereka memilih aksi tersebut karena daging hewan sama dengan daging manusia. Adapun foto kedua kemungkinan besar juga diambil dari acara yang sama. Alasannya, label "human meat" yang digunakan sama persis.

Sumber

*****

Foto 3

Fakta:

Foto ini adalah foto suasana penyiapan daging untuk dijual di Pasar Smithfield, Inggris, pada 14 Maret 2013. Pasar Smithfield, yang secara resmi bernama Pasar Pusat London, dikenal sebagai pasar hewan ternak sejak abad ke-12. Foto ini diambil oleh Oli Scarff dan dimuat di situs penyedia foto Getty Images.

Sumber

*****

Foto 4

Fakta:

Foto ini adalah foto toko daging di Jalan Kowloon, Hong Kong. Toko ini menjual berbagai daging hewan, mulai dari ayam hingga babi. Foto ini diambil oleh Donna Hull dan dimuat di situs My Itchy Travel Feet. Foto itu terdapat dalam artikel Hull berjudul "Saturday’s scene: Shopping for Dinner in Hong Kong" yang dipublikasikan pada 15 Oktober 2011.

Sumber

*****

Foto 5

Fakta:

Foto ini diambil oleh fotografer AFP, Peter Parks, di kios daging hewan di Hong Kong pada 3 April 2003. Foto ini dimuat di situs penyedia foto Getty Images dan diberi keterangan bahwa tukang daging dalam foto itu mengenakan masker untuk melindungi dirinya dari wabah pneumonia yang mematikan di Hong Kong ketika itu, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Sumber

*****

Foto 6

Fakta:

Foto ini adalah foto suasana pekerja di Pasar Smithfield, salah satu pasar tertua di London, Inggris, dan salah satu pasar daging terbesar di Eropa. Foto ini diambil oleh Steve Gong, jurnalis sekaligus fotografer yang berbasis di New York, London, serta Beijing.

Sumber

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi yang menyebut bahwa foto-foto di atas adalah foto-foto toko di Cina yang menjual daging manusia, menyesatkan. Foto-foto tersebut tidak terkait dengan penjualan daging manusia.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id