Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Puluhan Orang yang Tergeletak Ini Warga Cina yang Terkena Virus Corona?

Jumat, 31 Januari 2020 11:24 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Puluhan Orang yang Tergeletak Ini Warga Cina yang Terkena Virus Corona?

Foto puluhan orang yang sedang tergeletak di jalanan beredar di media sosial. Orang-orang tersebut diklaim terinfeksi virus. Foto beserta klaim ini menyebar di tengah munculnya virus Corona baru bernama 2019-nCoV yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina.

Salah satu akun yang membagikan foto beserta klaim itu adalah akun Facebook Yed Felistinesia, yakni pada Rabu, 29 Januari 2020. Akun ini menulis, "Foto satelit di Cina. Korban berjatuhan kian hari bertambah, belum ditemukan obat penawar, belum ada prajurit dari pasukan yang mampu mencegah virus ini. Apakah ini azab?"

Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Yed Felistinesia tersebut telah dibagikan lebih dari 250 kali dan direspons lebih dari 350 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Yed Felistinesia yang memuat narasi keliru mengenai foto yang diunggahnya.

Benarkah puluhan orang yang tergeletak di jalanan dalam foto di atas adalah warga Cina yang terinfeksi virus Corona Wuhan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan reverse image tools Google dan TinEye, ditemukan bahwa foto itu beredar di internet sejak 2014. Foto itu merupakan karya fotografer kantor berita Reuters, Kai Pfaffenbach, pada 24 Maret 2014.

Dalam keterangannya di situs Reuters, disebutkan bahwa peristiwa dalam foto itu merupakan sebuah proyek seni. Proyek itu dibuat di Frankfurt, Jerman, pada 24 Maret 2014 untuk mengenang para korban salah satu kamp konsentrasi Nazi, Katzbach. Berikut ini narasi lengkap keterangan foto tersebut:

"Orang-orang berbaring di zona pejalan kaki sebagai bagian dari proyek seni untuk mengenang 528 korban kamp konsentrasi Katzbach Nazi di Frankfurt pada 24 Maret 2014. Para tahanan kamp konsentrasi Katzbach, bagian dari bekas pabrik industri Adler, dipaksa melakukan mars kematian ke kamp konsentrasi Buchenwald dan Dachau pada 24 Maret 1945. Sekitar 528 korban Katzbach dimakamkan di pemakaman pusat Frankfurt."

Gambar tangkapan layar situs Reuters yang memuat foto sebuah proyek seni di Frankfurt, Jerman, pada 24 Maret 2014 untuk mengenang para korban salah satu kamp konsentrasi Nazi, Katzbach.

Foto serupa digunakan oleh sejumlah media arus utama, salah satunya ABC News. Keterangan foto dalam situs ABC News sama dengan keterangan foto dalam situs Reuters. Keterangan foto itu menyebutkan bahwa orang-orang berbaring di zona pejalan kaki itu adalah bagian dari proyek seni yang digelar di Frankfurt pada 24 Maret 2014 untuk mengenang 528 korban kamp konsentrasi Nazi "Katzbach".

Selain ABC News, situs Alriyadh.com pun pernah memuat foto tersebut, dan dengan keterangan yang sama.

Peneliti dari Fritz Bauer Institut, Andrea Rudorff, menjelaskan bahwa kamp konsentrasi Katzbach adalah subkamp konsentrasi Natzweiler yang terletak di Alsace. Katzbach didirikan di gedung pabrik Adlerwerke di Kleyerstrasse, Frankfurt am Main, sebagai bagian dari produksi senjata. Sekitar 1.600 tahanan dari delapan negara dikurung di Katzbach selama kamp ini beroperasi, yakni sejak Agustus 1944 hingga Maret 1945.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa puluhan orang yang tergeletak di jalanan dalam foto di atas adalah warga Cina yang terinfeksi virus Corona Wuhan keliru. Peristiwa dalam foto itu merupakan sebuah proyek seni yang dibuat di Frankfurt, Jerman, pada 24 Maret 2014 untuk mengenang para korban salah satu kamp konsentrasi Nazi, Katzbach.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id