Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Tsunami Akan Melanda Indonesia pada Malam Tahun Baru 2020?

Selasa, 31 Desember 2019 16:07 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Tsunami Akan Melanda Indonesia pada Malam Tahun Baru 2020?

Video yang berjudul "Terjadi Tsunami Malam Tahun Baru 31 Desember 2019 Seluruh Indonesia" beredar di media sosial. Salah satu akun yang mengunggah video itu adalah akun Facebook Richard Arther Philip Moorrees, yakni pada Sabtu, 28 Desember 2019.

Unggahan itu disertai dengan narasi "Semogaa Tuhan lindungi ktong samuaa". Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Richard Arther Philip Moorrees tersebut telah direspons lebih dari seribu kali dan dibagikan sebanyak 294 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Richard Arther Philip Moorrees yang memuat tautan video berisi narasi keliru soal prediksi tsunami pada malam tahun baru 2020.

Video yang berasal dari YouTube itu dibagikan menjelang malam tahun baru 2020 yang berlangsung hari ini, Selasa, 31 Desember 2019. Lazimnya, warga merayakan malam tahun baru dengan menonton berbagai event di tempat wisata, salah satunya pantai.

Benarkah tsunami akan terjadi di seluruh Indonesia pada malam tahun baru 2020?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo memeriksa tautan video yang dibagikan akun Richard Arther Philip Moorrees tersebut. Video itu diunggah oleh kanal YouTube Yosep Ambarita pada 5 Agustus 2019 dengan judul "Terjadi Tsunami Malam Tahun Baru 31 Desember 2019 Seluruh Indonesia".

Video yang telah ditonton lebih dari 1,2 juta kali ini berdurasi sekitar 8 menit dan berisi kolase sejumlah video. Video tersebut diawali dengan siaran berita dari stasiun televisi iNews mengenai gempa megathrust yang mengancam ibukota. Lalu, dilanjutkan dengan video animasi yang memperlihatkan berbagai bencana alam di bumi. Namun, kedua video ini tidak terkait dengan prediksi tsunami pada malam tahun baru 2020.

Gambar tangkapan layar video unggahan kanal Yosep Ambarita di YouTube yang memuat narasi keliru mengenai potensi tsunami pada malam tahun baru 2020.

Dikutip dari laman Kompas.com, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa informasi perihal gempa dan tsunami yang akan terjadi di akhir tahun ini hoaks. Dwikorita meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi dari sumber resmi untuk mengantisipasi persebaran hoaks tersebut.

"Hoaks yang saat ini sudah beredar itu soal kejadian tsunami dan gempa bumi yang akan terjadi di akhir tahun," kata Dwikorita pada 30 Desember 2019. "Jadi, yang kami mohon adalah, setiap menerima berita apapun, soal gempa dan tsunami, cek saja di BMKG. Kalau enggak ada di info BMKG, artinya itu bohong."

Terkait Gempa Megathrust di Ibukota

Berdasarkan penelusuran Tempo, siaran berita dari iNews yang mengawali video tersebut ditayangkan pada 6 Maret 2018. Berita itu berisi himbauan dari BMKG kepada masyarakat DKI Jakarta untuk mempersiapkan mitigasi bencana dalam menghadapi potensi gempa yang berkekuatan hingga 8,7 Skala Richter.

Himbauan dari BMKG itu merupakan respons terhadap isu yang beredar kala itu bahwa akan terjadi gempa besar di Jakarta serta Pulau Jawa. Namun, menurut berita tersebut, BMKG menyatakan bahwa gempa yang bersumber dari zona Sunda Megathrust tersebut belum bisa diprediksi kapan dan berapa kekuatannya.

Dengan belum adanya teknologi yang bisa memprediksi gempa dan tsunami, cara terbaik yang bisa dilakukan dalam menghadapi potensi gempa adalah menyiapkan mitigasi. BMKG memberikan contoh bahwa masyarakat Kobe, Jepang, yang banyak selamat dari gempa pada 1995 karena memiliki mitigasi bencana yang baik.

Menurut peneliti gempa dan kelautan dari Pusat Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hananto, secara geologis, Indonesia diapit tiga lempeng utama, yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. "Posisi inilah yang bikin Indonesia kerap dilanda gempa," kata Nugroho pada 5 Maret 2018.

Nugroho menjelaskan bahwa megathrust merupakan sesar (patahan) yang naik dan terbentuk karena adanya zona tumbukan (subduksi) antara kerak samudera dan kerak benua. Zona megathrust di Indonesia memanjang dari utara di Andaman, barat Sumatera, selatan Jawa, utara Papua, dan utara Sulawesi.

"Secara statistik, 85 persen gempa dihasilkan oleh zona megathrust, baik gempa besar ataupun gempa kecil," ujar Nugroho. Menurut catatan Tempo, setidaknya ada delapan gempa besar yang pernah melanda Indonesia dengan kekuatan di atas magnitudo 8.

Terkait Video Bencana Alam

Video bencana alam dalam video unggahan akun Richard Arther Philip Moorrees, yakni yang terlihat sejak menit 2:38 hingga akhir, diambil dari sejumlah adegan di film Deep Impact pada 1998. Cuplikan video tersebut memotong bagian film pada menit 1:43:28. Potongan video ini tidak terkait dengan prediksi tsunami pada malam tahun baru 2020.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, informasi bahwa akan terjadi tsunami di seluruh Indonesia pada malam tahun baru 2020 adalah informasi yang keliru. Video yang digunakan untuk menyebarkan informasi itu merupakan gabungan video yang tidak relevan dikaitkan dengan prediksi tsunami pada malam tahun baru 2020. Hingga kini pun, belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa dan tsunami.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id