[Fakta atau Hoax] Benarkah Kali Item dan Kali Sentiong Berwarna Hijau dan Jernih di Era Gubernur Basuki Purnama atau Ahok?

Rabu, 8 Agustus 2018 13:30 WIB

Share the Facts
5
1
7
Tempo rating logo Tempo Penilaian:
Keliru
"Kali itu sudah item sejak tahun-tahun lalu. Jika yang mengelola Jakarta dulu memperhatikan ini, kita enggak punya warisan Kali Item"
Jakarta
Selasa, 24 Juli, 2018

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, dan Ketua Panitia Asian Games 2018 Eric Thohir, makan pisang dipinggir Kali Sentiong, Jakarta Pusat.

"Bau enggak? Bau enggak? Enggak, kan? Ini hanya bau pisang saja, jadi ya sudah ketahuan kan gimana. Sudah tidak bau," kata Jusuf Kalla kepada wartawan yang meliput acaranya mengunjungi Wisma Atlet Asian Games di Kemayoran,  pada Jumat 3 Agustus 2018.

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan para panitia pelaksana Asian Games 2018 makan pisang di pinggir Kali Sentiong atau Kali Item saat di depan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat, 3 Agustus 2018. Dalam kesempatan tersebut, JK menyatakan kali tersebut kini sudah tak bau. Setwapres RI

Wisma ini merupakan tempat menginap 11.000 atlet yang akan berlaga di Asian Games yang berlangsung pada 18 Agustus 2018 sampai dengan 2 September 2018.

Aksi yang dilakukan Jusuf Kalla itu memang ingin menghentikan kontroversi di media sosial yang terjadi tentang kondisi Kali Sentiong dan Kali Item, terkait bau dan kebersihannya.

Anies Baswedan mengakui kalau Jusuf  Kalla bertanya kepadanya soal kontroversi itu. Sehingga dalam peninjauan ke halaman belakang Wisma Atlet, yang bersebelahan dengan Kali Sentiong, mereka makan pisang.

“Iya pak emang sudah enggak bau, yang masih bau itu di medsos tapi kalau di kalinya sudah enggak ada,” kata Anies Baswedan yang berdiri di sebelah Jusuf Kalla.

Sejatinya, kontroversi itu makin panas setelah Anies Baswedan menyinggung soal gubernur sebelumnya yang tidak melakukan pembersihan Kali Sentiong. Berikut kronologi kontroversi Kali Sentiong dan Kali Item yang akhirnya menjadi perang wacana yang sengit di media sosial, antara pendukung Anies Baswedan dan Basuki Purnama atau Ahok, gubernur sebelumnya.  

KRONOLOGI DAN SALING KLAIM

10-16 Juli 2018:  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memasang jaring hitam atau kain waring di atas Kali Sentiong yang ada di belakang Wisma Atlet.  Alasannya agar para atlet yang menginap tidak melihat kotornya kali. Juga tidak menghirup bau ketika makan di ruang makan  yang terletak di halaman yang sangat dekat dengan kali.  Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjelaskan anggaran  pemasangan waring sebesar Rp 580.833.000, dari  APBD DKI Jakarta 2018.

20 Juli 2018:  Channel News Asia menurunkan sebuah tulisan berjudul 'Jakarta covers up 'stinky, toxic' river near Asian Games village'

24 Juli 2018:   Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut air di Kali Sentiong/Kali Item sudah berwarna hitam sejak bertahun-tahun sebelumnya.  "Kali itu sudah item sejak tahun-tahun lalu. Jika yang mengelola Jakarta dulu memperhatikan ini, kita enggak punya warisan Kali Item," ujar Anies Baswedan di Ragunan, Jakarta Selatan.

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Problem Kali Item Warisan Masa Lalu, Sebab..

25 Juli 2018:  Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi membantah  pernyataan Anies Baswedan.  Menurutnya, ketika Jokowi dan Ahok jadi gubernur, kali itu sudah dikeruk dan disodet untuk mengatasi banjir.

Cuplikan akun Twitter yang membantah pernyataan Gubernur Anies Baswedan bahwa Kali Item kotor sejak pemerintahan sebelumnya.

25-30 Juli 2018: di Twitter dan media sosial lainnya pernyataan Anies Baswedan dibantah. Gubernur DKI  itu di-bully.  Salah satunya oleh akun @fajar_istan yang menulis bahwa Kali Item (Sentiong) sejak Februari 2014 sudah dibersihkan dan ditata oleh Gubernur Joko Widodo dan Ahok.  Dia menjelaskan ada jejak digitalnya yaitu video dari beritajakarta.com/id, media online milik Biro Humas Pemerintah DKI Jakarta.

Di WhatsApp grup beredar tulisan dari sosok yang mengaku bernama Sudrun. Menurutnya, Anies Baswedan memutarbalikkan fakta dan membodohi publik. Dia membantah pernyataan Anies, dengan menyebut kalau Kali Item dan Kali Sentiong adalah sungai yang sama.  Dia mengajak warganet mengetik ‘Kali Sentiong Era Ahok’ di Google search untuk membuktikan apa yang telah dilakukan Ahok.

Menurut Sudrun S, Ahok menjadi sosok yang pernah membuat Kali Item alias Kali Sentiong bersih, sehat, dan tidak berbau. “Sekali lagi, Kali Item alias Kali Sentiong pernah bersih di zaman Ahok... !!!!!!!!!,” ujarnya.

1-4 Agustus 2018:  Media sosial diramaikan lagi dengan postingan foto milik  Rifqi Fathullah yang menggambarkan anak-anak berenang di Kali Sentiong dengan latar belakang Wisma Atlet Kemayoran yang sedang dibangun.   Dalam foto, air sungai berwarna hijau dan bersih.

Foto itu sebenarnya sudah diunggah oleh Rifqi Fathullah ke Facebook miliknya pada 26 Maret 2017. Sejumlah orang memviralkan kembali foto tersebut untuk membantah pernyataan Anies Baswedan. Banyak warganet yang menuduh foto tersebut hasil suntingan.

3 Agustus 2018: Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak Anies Baswedan, dua menteri dan Eric Thohir makan pisang, untuk membantah tuduhan bahwa Kali Sentiong masih berbau.

PENELUSURAN TEMPO

  1. Kali Sentiong dan Kali Item

Berbeda dengan Kali Ciliwung yang hulunya dari Gunung Gede dan Pangrango, Kali Sentiong  dan Kali Item hanyalah saluran drainase kota yang menampung air limbah dari pemukiman-pemukiman di sisi kanan kirinya.

Dinamakan Kali Sentiong karena hulunya memang dari daerah Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Sungai ini melintas di sisi Wisma Atlet Kemayoran.

Aliran sungai terpecah di Pintu Air Kali Item menuju sodetan air ke Kali Sunter di sisi Jalan Sunter, Kemayoran. Sodetan sepanjang 3 kilometer dengan lebar 15 meter inilah yang biasa disebut sebagai Kali Item. 

Foto Kali Sentiong atau Kali Item yang diunggah oleh Rifqi Fathullah pada 26 Maret 2017 di media sosial Facebook yang belakangan viral. Sumber: Facebook.com 

  1. Penyebab Bau

Karena merupakan drainase penampung limbah kota, debit air Kali Sentiong dan Kali Item relatif kecil. Baru pada musim hujan, debitnya lumayan besar.   Pencemaran sungai telah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun lalu seiring dengan penambahan jumlah penduduk Ibu Kota.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penataan Hukum Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Mudarisin menuturkan penyebab utama tercemarnya Kali Item karena masyarakat membuang limbah rumah tangganya ke kali itu.

Pencemaran Kali Item diperparah dengan adanya 150 pembuat tahu dan tempe di sekitar lokasi itu. Mudarisin memperkirakan setiap pembuat tahu-tempe membuang sekitar 200 liter limbah pembuatan makanan berbahan dasar kedelai itu per hari.

“Mereka membuangnya ke kali,” tuturnya seperti yang dikutip dari Koran Tempo Selasa 24 Juli 2018.

Menurut Mudarisin, Dinas kesulitan untuk menindak tegas atau menutup usaha para pembuat tahu-tempe yang mencemari Kali Item itu. Sebab, para pembuat tahu-tempe itu masuk kategori industri rumahan yang tak memiliki modal untuk membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL).  “Jadinya kami hanya bisa melakukan pembinaan,” tuturnya.

Pengusaha tahu dan tempe membantah tuduhan tersebut. Kepada Tempo, mereka menjelaskan bahwa limbah rumah tangga yang lebih berperan besar sehingga Kali Item berbau.

Sumber pencemaran lainnya berasal dari  limbah Pasar Serdang dan Pasar Kemayoran. Kedua pasar ini tidak memiliki instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang sudah menjadi kewajibannya.

Proses penyedotan limbah di saluran drainase Pasar Serdang, Kemayoran, yang mengalir ke Kali Item dan Kali Sentiong, pada Selasa, 31 Juli 2018. Tempo/Adam Prireza

Manajer Operasi dan Pemeliharaan Perusahaan Daerah (PD) Pal Jaya, Ahadiat menjelaskan selama ini Pasar Kemayoran biasa menyimpan limbahnya di bak penampungan yang berada di basement pasar.  Kemudian limbah tersebut dibuang dengan cara dipompa ke Kali Sentiong.

Sementara Pasar Serdang, kata Ahadiat, tidak memiliki penampungan air limbah. Mereka langsung membuangnya lewat saluran drainase yang mengarah ke Kali Sentiong.

“Jadi sekarang semua limbah itu kami cegat sebelum sampai ke kali,” kata Ahadiat sambil menambahkan, limbah tersebut dibawa ke Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPTJ), Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Sejak 11 Juli 2018,  tiga truk penyedot air limbah digunakan dalam pengangkutan itu.  “Setiap hari kira-kira sekitar 8 meter kubik limbah kami angkat dari masing-masing pasar,” ujar Ahadiat pada  Senin 30 Juli 2018. Tempo menyaksikan ada bangkai ayam dan hewan lainnya.

  1. Kali Sentiong di Era Gubernur Jokowi, Ahok dan Anies Baswedan

Sejak Joko Widodo atau Jokowi menjadi gubernur dan Ahok sebagai wakil gubernur, program  normalisasi 13 sungai di Jakarta dilakukan secara masif. Sungai diperlebar dan diberi turap beton. Pada sisi kanan dan kiri sungai, dibuat jalan inspeksi.

Walhasil ribuan rumah warga yang berada di pinggir sungai harus digusur.  Para penghuninya kemudian dipindahkan ke rumah susun sewa yang dibangun di beberapa lokasi.

Petugas Kebersihan DKI Jakarta membersihkan sampah yang menutupi Kali Sentiong, Sunter, Jakarta, 12 November 2015. TEMPO/Subekti

Kali Sentiong dan Kali Item juga terkena program normalisasi sungai. Ratusan WC helikopter yang biasa digunakan warga untuk buang hajat, dibongkar.

Tanggul pada kanan-kiri sungai diperkuat dengan turap beton. Alat berat mengeruk sedimentasi di dasar sungai yang selama puluhan tahun dibiarkan sehingga air kali menjadi berwarna hitam.

Baca juga: Jokowi Dicurhati Warga Kali Sentiong Soal Relokasi

Pada 13 Februari 2014, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menemui warga di bantaran Kali Sentiong yang akan direlokasi.

Jokowi memeriksa jalan inspeksi yang sedang dibangun dari Jalan Sunter Jaya ke Sekolah Jubile. Saat itulah datang seorang warga yang akan direlokasi dan curhat kepada Jokowi.

Beritajakarta.com/id menurunkan video proyek normalisasi Kali Sentiong pada 5 Agustus 2016.  Berita video ini diunduh di Youtube dan saat ini digunakan oleh sejumlah pihak untuk membantah pernyataan Anies Baswedan.   “Ini jejak digitalnya ada bahwa Ahok yang membuat Kali Item jadi bersih,” ujar akun @fajar_istan.

Tempo mewawancara dua warga yang tinggal di sekitar Kali Sentiong dan Kali Item pada 30 Juli 2018.  Munari, 53 tahun, menuturkan bahwa kali tersebut tak berbau pada masa kepemimpinan Jokowi dan Ahok.

Petugas Badan Air Kecamatan Menteng tampak bekerja di Kali Sentiong, Kecamatan Kemayoran, 10 Desember 2016. Meski sudah masuk kecamatan lain, hingga ruas Timah, pengerjaan masih menjadi bagian dari petugas Johar Baru. Mereka diminta membantu di tempat lain, karena petugas di tempat tersebut di skors hingga akhir tahun 2016. TEMPO/Maria Fransisca (magang)

"Sempat bersih, ga ada bau itu," kata pria yang akrab dipanggil Pak Kumis itu saat ditemui Tempo di pinggir Kali Sentiong, Jakarta Pusat.

Munari telah tinggal di Jalan Bentengan, Sunter Jaya, Jakarta Utara sejak tahun 1988. Ia pun mengatakan sudah puluhan tahun 'nongkrong' di pinggir Kali Sentiong.

Sebelum Joko Widodo atau Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memimpin Jakarta, menurut Munari, kondisi kali itu sangat mengenaskan.

"Wah dulu mah itu kali isinya sampah semua. Warga sampai sudah bodo amat dengan baunya. Saking sudah terbiasanya," ujar Munari.

Barulah saat keduanya memimpin Jakarta, Munari menjelaskan kalau Kali Sentiong benar-benar dibenahi. Tembok bantaran kali yang sudah rusak diganti dengan yang baru. Begitu juga dengan sampah yang sudah menutupi permukaan kali perlahan dibersihkan.

Munari juga mengatakan kalau hingga sebelum Ahok turun dari jabatannya pada Oktober 2017, lumpur yang mengendap masih rutin dikeruk dengan mesin pengeruk dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

"Setelah Pak Ahok turun itu setau saya ga pernah lagi dikeruk," kata Munari.

Hal senada disampaikan oleh Wiwin, 39 tahun, warga yang telah tinggal tepat di samping Kali Sentiong sejak tahun 1998. Menurutnya, Kali Sentiong mulai kembali mengeluarkan bau tak sedap lantaran jarang dibersihkan sepeninggal Ahok.

Baru menjelang Asian Games 2018, kata dia, terlihat banyak petugas membersihkan Kali Sentiong. "Sekarang sih sudah ga begitu bau lagi sejak mulai rajin dibersihin," kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan pembersihan Kali Sentiong dan Kali Item  terus dilakukan jajarannya. Pemasangan jaring hitam hanya sebagai langkah cadangan agar para atlet Asian Games tak terganggu karena bau tidak sedap dari sungai.

Menurutnya, permasalahan bau tak bisa hanya mengandalkan pengerukan dasar sungai karena penyebabnya dari pencemaran.

"Karena ada sumber polutan yang multi sources, jadi bukan single source. Sekarang sudah jauh berkurang," ujarnya.  Sumber polutannya macam-macam, kata Anies, ada yang dari rumah tangga dan industri.

Anies Baswedan mengaku terbuka atas masukan dari masyarakat dalam upaya mempercantik Wisma Atlet. Apabila upaya menangani bau ini berhasil, Anies berencana menerapkannya di sungai-sungai lain di Jakarta.

Anies Baswedan  menyindir  salah seorang Staf Khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  memperkeruh masalah di Kali Sentiong.

"Jangan ganggu mereka yang bekerja dengan statement-statement dari staf khusus yang tidak bekerja di lapangan, tidak bekerja membereskan masalah, tapi justru memperumit opini," kata Anies Baswdan di Balai Kota,  pada 16 Juli 2018.

Sebelum mengucapkan kalimat sindiran itu, Anies Baswedan menyatakankan masalah Kali Item sedang ditangani oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan pemerintah pusat.

Untuk itu, Anies Baswedan meminta tak ada yang mengganggu dengan membangun opini yang memperkeruh. Dia juga tidak menyebutkan siapa staf khusus yang dimaksud. "Kita sedang bekerja untuk membuat Indonesia lebih baik," kata Anies Baswedan.

“Karena itu kita mengharapkan kepada semuanya, izinkan mereka meneruskan kerjanya," kata Anies Baswedan.

Sejumlah petugas UPK Badan Air membersihkan Kali Item di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, 27 Juli 2018. Proses pembersihan Kali Sentiong, atau yang kerap disebut Kali Item, tersebut diambil alih oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tempo/Fakhri Hermansyah

Sebelumnya, Staf  Khusus Kementrian PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali dalam sebuah pemberitaan sempat menyatakan pemerintah pusat mengambil alih penanganan Kali Item.

Firdaus Ali menjelaskan pernyataannya  itu tak bermaksud memperkeruh masalah. Firdaus mempersilahkan jika Anies Baswedan nantinya mengklaim penanganan Kali Item.

Menurut Firdaus, ada hikmah dari situasi ini. "Membangkitkan adrenaline Pemprov DKI untuk menyelesaikan dengan cepat, ambil hikmahnya saja," kata Firdaus Ali yang selama ini mendukung adanya reklamasi di Teluk Jakarta.

  1. Foto Anak-anak Mandi yang Jadi Viral

Selain video lawas dari media beritajakarta.com,  warganet juga mengupload kembali foto-foto milik Rifqi Fathullah. Foto-foto Rifqi diunggah oleh salah satu akun instagram yang memiliki 20 ribu lebih pengikut. Foto itu telah disukai oleh 2.014 orang dan dibubuhi 225 komentar. Foto-foto tersebut menjadi viral di media sosial.

Foto itu sebenarnya sudah diunggah oleh Rifqi Fathullah, seorang desainer dan fotografer, ke Facebook miliknya pada 26 Maret 2017.

Foto Kali Sentiong era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diunggah Rifqi Fatullah di Facebook, 26 Maret 2017 lalu. Bagian dari kali itu kini populer sebagai Kali Item karena warna dan baunya. Sumber: Facebook.com

Pada tanggal itu, dia mengunggah 6 foto pemandangan Kali Sentiong. Lima foto di antaranya mengabadikan anak-anak yang sedang asyik mandi di Kali Sentiong.

Simak juga: Polemik Viral Foto Kali Item Jernih, Warga Tantang Video Diunggah

Nampak pula di foto itu, Kali Sentiong berwarna hijau, bersih dan jernih. Rifqi menuliskan pengantar untuk foto-fotonya itu:

Tdi sore gw ga sengaja lewat kali marto.. ada sesuatu yg buat gw berhenti.. dlu kali marto yg sampahnya bejibun.. sekarang buat berenang bocah.. dan jernih sekali airnya.. perubahan jakarta yg luar biasa... Smoga kedpannya jakarta menjadi lebih baik.. amin

Foto-foto Rifqi yang telah berusia setahun lebih tersebut kemudian menjadi viral. Hingga Minggu, 5 Agustus 2018, foto tersebut telah dibagikan 5.042 kali. Selain mereka yang berkomentar positif, tak sedikit pula yang menuding bahwa foto tersebut hasil manipulasi.

Simak juga: Dituduh Editan, Ini Pembelaan Pengunggah Foto Kali Item yang Viral

Pada 3 Agustus 2018, Tempo mewawancarai Rifki melalui telepon.  

Foto Kali Sentiong di belakang Wisma Atlet yang diambil dari Google Streetview pada Januari 2017.

“Saya mengambil sendiri foto itu dengan Handphone Xiaomi Mi 5. Tidak ada objek yang saya tambahkan atau kurangi,” kata Rifki membantah memanipulasi foto tersebut.

Simak juga: Benarkah Foto Kali Item Jernih di Era Ahok? Ini Kata Lurah Sunter

Benarkah Kali Sentiong berwarna hijau dan bersih di era Ahok? Untuk menjawabnya,  Tempo menggunakan Google Street View untuk membandingkan kondisi sungai dalam beberapa tahun.

Dengan Google Street View, Tempo menelusuri Jalan Sunter Jaya, Jakarta Utara yang bersisian dengan Kali Sentiong, di belakang bangunan Wisma Atlet. Tempo kemudian menemukan jembatan bambu kecil seperti dalam foto milik Rifqi. Bisa dipastikan dari titik itulah Rifqi mengambil foto setahun lalu.

Foto Kali Sentiong di belakang Wisma Atlet yang diambil dari Google Streetview, Januari 2017 dan men-zoom sungai sehingga terlihat sampah dan warna air.

Google Street View merekam foto kondisi Kali Sentiong di dekat jembatan kayu itu pada Februari 2013, tahun 2015, Januari 2017 dan Februari 2018.

Pada foto Februari 2013, nampak kondisi foto keruh dan banyak sampah. Pada tahun tersebut, Wisma Atlet belum dibangun dan Jalan Sunter Jaya belum dibeton seperti sekarang sehingga di kanan-kiri sungai masih ditumbuhi beberapa pohon.

Pada Mei 2015, pinggiran Kali Sentiong sudah dipasangi dinding turap atau sheet pile dan Jalan Sunter Jaya telah dibeton. Kondisi sungai pun lebih bersih dibandingkan foto sebelumnya tahun 2013.

Pada tahun 2017, nampak kondisi Kali Sentiong lebih bersih dibandingkan tahun 2013, meski beberapa sampah juga nampak terbawa aliran sungai. Wisma Atlet di sebelah selatan kali nampak dalam proses pembangunan.

Dari foto inilah Tempo kemudian membandingkan dengan foto milik Rifqi, karena sama-sama diambil di tahun 2017, meski hanya berbeda dua bulan. Rifqi mengambil foto pada Maret 2017 sedangkan Google Street View merekam pada Januari 2017.

Perbedaan itu terlihat dari warna air sungai. Pada foto milik Rifqi, warna air sungai nampak lebih hijau dan jernih dibandingkan foto yang terekam di Google Street View. Demikian juga warna daun pepohonan yang difoto oleh Rifki terlihat lebih hijau dibandingkan di Google Street View.

Untuk mencari perbandingan lain, Tempo juga menelusuri foto Kali Sentiong yang diunggah oleh warganet. Dari penelusuran di Facebook, Tempo memperoleh foto Kali Sentiong di depan Pasar Kemayoran, Jakarta Pusat, yang diunggah akun Dicky Oskandar pada 11 Maret 2017. Nampak dalam foto tersebut, warna air Kali Sentiong tidak sehijau seperti foto Rifqi.

Foto Kali Sentiong yang diambil Dicky Oskandar pada 11 Maret 2017.

Sedangkan pada Februari 2018, Google Street View merekam foto kondisi Kali Sentiong yang kembali keruh dan kotor seperti tahun 2013.

Dengan demikian bisa disimpulkan, bahwa kondisi Kali Sentiong memang benar nampak lebih bersih pada tahun 2017 dibandingkan kondisinya pada 2018. Akan tetapi warna sungai  yang hijau dan jernih seperti dalam foto Rifqi tidak sesuai dengan kenyataannya.

Rifqi sendiri dalam wawancaranya kepada Tempo, 3 Agustus 2018, juga mengakui melakukan editing minor, yaitu meningkatkan kecerahan foto dan sedikit menguatkan unsur warnanya.

Foto Kali Sentiong yang diambil infonitas.com pada 6 September 2016.

Tujuannya, kata Rifqi, hasil foto yang ia ambil tidak sesuai dengan warna sesungguhnya.

“Setiap kamera handphone kan punya tone yang berbeda. Logikanya, warna hijau tidak akan naik kalau memang kalinya tidak berwarna hijau,” kata dia menjelaskan hasil gambar Kali Sentiong atau biasa disebut warga sebagai Kali Item.

ADAM PRIREZA | IKA NINGTYAS | UWD

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini?  Kirimkan ke [email protected]