[Fakta atau Hoaks] Benarkah Saat Jokowi-Ma'ruf Amin Dilantik Gunung Kawi Meletus?
Kamis, 24 Oktober 2019 18:16 WIB
Akun Bincar Parbada mengunggah narasi di Facebook yang menyebut bahwa Gunung Kawi meletus pada Minggu, 20 Oktober 2019. Ia mengaitkan peristiwa meletusnya gunung yang terletak di Jawa Timur itu dengan dilantiknya Joko Widodo atau Jokowi dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
“Gunung Merapi tiba-tiba erupsi setelah penolakan UAS (Ustadz Abdul Somad) di Yogyakarta beberapa hari yang lalu. Kini, pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin disambut meletusnya Gunung Kawi. Innalillah wa Inna ilaihi Raji'un. Siaga satu wahai para pejuang kemanusiaan. Yuk, langkahkan kaki menuju lokasi bencana,” tulis akun Bincar Parbada.
Selain soal Gunung Kawi meletus, akun ini menulis soal angin kencang yang melanda Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Terjadi pula bencana di Gunung Semeru, Gunung Arjuno, dan Gunung Wilis di Jawa Timur. Akun Bincar Parbada pun melengkapi narasi itu dengan dua video dan tiga foto yang memperlihatkan kobaran api di pegunungan pada malam hari.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Bincar Parbada.
Artikel ini akan memeriksa:
- Benarkah Gunung Kawi meletus pada 20 Oktober 2019 dan berhubungan dengan dilantiknya Jokowi-Ma'ruf Amin?
- Benarkah terjadi angin kencang di Gunung Merapi dan Gunung Merbabu serta bencana di Gunung Semeru, Gunung Arjuno, dan Gunung Wilis?
PEMERIKSAAN FAKTA
Klaim Gunung Kawi Meletus
Tim CekFakta Tempo memasukkan kata kunci “Gunung Kawi meletus 20 Oktober 2019” ke mesin pencari Google. Namun, tidak ditemukan pemberitaan mengenai itu. Berita yang muncul justru soal kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Kawi yang terletak di Malang pada Minggu, 20 Oktober 2019. Malam harinya, kebakaran itu meluas hingga ke area Gunung Kawi yang berada di Blitar.
Selain di Gunung Kawi, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di dua gunung lainnya di Malang, yakni Gunung Arjuno dan Gunung Semeru. Titik api masih menyala hingga Minggu malam. Selain kobaran api, kepulan asap putih pekat terlihat di lereng timur Gunung Arjuno dan lereng Gunung Kawi.
"Kami terus melakukan pemantauan dan upaya pemadaman kebakaran hutan bersama tim lainnya," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, pada 21 Oktober 2019.
Citra satelit yang memperlihatkan area yang terbakar di Gunung Kawi pada 20 Oktober 2019 dapat dicek secara real time melalui situs Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pujon, Padi Subowo, menyatakan bahwa kebakaran hutan itu diduga disebabkan oleh cuaca panas menjelang musim peralihan. Dugaan itu didasarkan pada lokasi kebakaran yang berada di hutan lindung yang sulit dijangkau petugas. ”Cuaca panasnya luar biasa, ditambah tiupan angin yang kencang, mengakibatkan api cepat merembet,” katanya.
Kepala Seksi Observasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Anung Suprayitno, pun menampik anggapan yang muncul bahwa kebakaran itu terjadi karena sabotase. Berdasarkan kajiannya, puncak musim kemarau memang kerap memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. ”Sangat bahaya, suhu udara yang panas sangat sensitif. Untuk itu, lebih baik masyarakat jangan memercikkan api atau membakar sampah di dekat lahan hutan,” ujarnya.
Terkait foto dan video yang diunggah oleh akun tersebut, berdasarkan penelusuran Tempo, tidak terkait dengan meletusnya Gunung Kawi. Dengan menggunakan reverse image tools, Tempo menemukan bahwa salah satu foto yang dibagikan oleh akun Bincar Parbada diambil dari video di kanal Pak SH di YouTube yang diunggah pada 20 Oktober 2019.
Dalam video di kanal Pak SH yang berdurasi 13 menit itu, terlihat kebakaran hutan di Gunung Kawi yang terjadi pada 20 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB. Disebutkan pula bahwa video itu diambil di Gunung Kawi sebelah utara dan direkam sejak helikopter pemadam api milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbang ke lereng Gunung Arjuno untuk memadamkan api. Pada menit 5:25, baru terlihat suasana gunung pada malam hari di mana terdapat titik-titik api berwarna merah.
Sementara itu, salah satu video yang bagikan oleh akun Bincar Parbada telah terlebih dahulu diunggah oleh akun Indonesia Today, @idtodaydotco, di Twitter pada 20 Oktober siang. Akun itu menulis narasi, “Musibah kebakaran dan angin kencang yang melanda Batu Malang. Banyak warga yang pengungsi yang kesulitan tempat tinggal dan makan minum.”
Dengan demikian, klaim bahwa Gunung Kawi meletus keliru. Faktanya, pada 20 Oktober 2019, terjadi kebakaran hutan dan lahan di gunung setinggi 2.551 meter dari permukaan laut tersebut. Kebakaran ini pun tidak terkait dengan dilantiknya Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bencana di Sejumlah Gunung
Bencana di sejumlah gunung pada 20 Oktober 2019 yang disebut oleh akun Bincar Parbada dalam unggahannya adalah kebakaran hutan dan lahan serta angin kencang. Tempo menulis bahwa ada tujuh gunung di Jawa Timur yang mengalami kebakaran hutan. Gunung-gunung itu adalah Arjuna, Welirang, Kawi, Wilis, Semeru, Bromo, dan Ijen. Hingga 20 Oktober 2019, ditemukan sebanyak 143 titik api di seluruh Jawa Timur.
Terjadinya angin kencang menghambat pemadaman kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Jawa Timur. “Angin kencang membesarkan api yang sebenarnya sudah mengecil hingga sulit dipadamkan seperti yang terjadi di Gunung Arjuna,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jawa Timur, Satrio Nurseno, kepada Tempo di Pos Komando BPBD Batu pada 21 Oktober 2019.
Cuaca ekstrem yang ditandai dengan angin kencang membuat helikopter pemadam api (water bombing helicopter Mi-8/2) dari BNPB tidak dioperasikan secara maksimal dan lebih banyak “menganggur” di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh, Malang. Padahal, helikopter buatan Rusia ini sudah tiba di Malang sejak 15 Oktober 2019.
Selain kebakaran hutan di beberapa gunung di Jawa Timur, terjadi pula angin kencang di Gunung Merbabu dan Gunung Merapi pada 20 Oktober 2019. Sejumlah rumah warga di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Jawa Tengah, pun mengalami kerusakan.
Menurut Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Selo, Mujiyanto, berdasarkan informasi sementara yang diterima dari Tim Siaga Desa Tlogolele, sebanyak 13 rumah warga yang atapnya rusak karena terkena angin kencang. Selain di Desa Tlogolele, kerusakan rumah warga terjadi di Desa Jrakah dan Desa Lencoh. Namun, jumlahnya masih didata oleh petugas.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi yang menyebut bahwa Gunung Kawi meletus adalah keliru. Foto dan video yang dibagikan oleh akun Bincar Parbada merupakan foto dan video peristiwa kebakaran hutan dan lahan di sejumlah gunung di Jawa Timur. Kebakaran hutan dan lahan itu pun tidak terkait dengan dilantiknya Jokowi-Ma'ruf Amin. Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Bincar Parbada tergolong menyesatkan.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke [email protected]