Keliru: Seruan May Day 2025 di Sumatera dan Berbagai Daerah adalah Hoaks
Rabu, 30 April 2025 20:20 WIB

SEJUMLAH akun menyebut, seruan aksi Hari Buruh 2025 di beberapa daerah sebagai informasi bohong.
Tempo mendokumentasikan tiga varian seruan aksi yakni poster 1, poster 2, dan poster 3, yang dilabeli hoaks oleh akun-akun di pelantar media sosial X pada 29 April 2025. Poster-poster itu berasal dari serikat pekerja Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). “May Day itu tentang merayakan perjuangan buruh, bukan memecah belah! Info soal aksi itu HOAX. Yuk, pilih dialog damai dan tetap jaga suasana kondusif,” tulis salah satu akun di X.
Namun, benarkah poster-poster seruan aksi May Day di beberapa daerah itu merupakan hoaks?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi narasi tersebut dengan menelusuri dari media sosial sejumlah serikat pekerja, pemberitaan media, dan wawancara. Hasilnya, ketiga poster tersebut benar seruan dari serikat pekerja untuk memperingati Hari Buruh pada 1 Mei 2025.
Poster 1
Surat yang dilabeli hoaks ini tertulis dari Gerakan Pekerja/Buruh untuk Keadilan (Gepbuk) Sumatera Selatan. Setelah diverifikasi, poster tersebut benar diterbitkan oleh Gepbuk yang mereka publikan lewat akun Facebook Federasi Serikat Buruh Indonesia Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Sumsel pada 25 April 2025.
Surat tersebut memuat isi tentang pemberitahuan kelompok buruh untuk menggelar aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang akan digelar tanggal 1 Mei 2025, pukul 12.00 WIB di pelataran kantor BKB Palembang, Kantor DPRD Provinsi Sumatera Selatan, dan Kantor Gubernur Sumatera Selatan. Mereka akan menurunkan peserta sekitar seribu orang dari lintas serikat pekerja di Sumsel.
Ada enam tuntutan massa antara lain termasuk revisi Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) 2025 agar sesuai dengan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi Sumsel; penyusunan peraturan gubernur dan peraturan daerah tentang kesejahteraan buruh; pengusutan pelanggaran hak buruh; dan pencopotan pegawai Disnakertrans Sumsel yang tidak menangani pelanggaran hak buruh berdasarkan hukum yang berlaku.
Poster 2
Berikutnya adalah poster dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang dipublikasikan di akun Facebook AMP pada 25 April 2025. Poster itu mereka tujukan kepada mahasiswa-mahasiswa Papua agar terlibat dalam aksi demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional dan Hari Aneksasi Papua Barat pada 1 Mei 2025.
Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Papua-AMP Jeeno Alfred Dogomo mengatakan, AMP akan bergabung dalam aksi May Day bersama elemen masyarakat lainnya. Dia menyinggung tentang maraknya perampasan lahan, upah buruh murah, hak-hak buruh terampas, dan penggunaan kekerasan melalui tangan TNI dan Polri.
Kondisi tersebut, kata dia, lebih dalam terjadi di Papua di mana konflik antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan TNI dan Polri menyebabkan 70 ribu lebih masyarakat mengungsi. “Apalagi diperburuk dengan revisi UU TNI,” kata dia, 29 April 2025.
Poster 3
Poster ketiga diterbitkan oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, lewat akun Facebook mereka pada 25 April 2025. Mereka akan menggelar aksi pada 1 Mei di Kantor Wilmar Group Region 1 Sumut, Kantor Wilmar Group Wilayah IV Sumut, dan Tugu Simpang Rantauprapat.
Poster 4
Poster ajakan aksi Mayday di Monas dari ASEAN Trade Union Council (ASEATUC) dapat ditemukan di akun Instagram Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI). Presiden KSPSI sekaligus Presiden ASEANTUC, Andi Gani Nena Wea, juga telah memaparkan persiapan penyelenggaraan acara di Monas tersebut sebagaimana diberitakan Liputan6.com.
Dia menjelaskan bahwa acara itu diperkirakan dihadiri 200 ribu massa, dan dimulai sejak pukul 08.00 WIB. Selain Andi, Presiden Prabowo Subianto, Presiden Konfederasi Buruh Dunia Akiko Gono, Presiden KSPI Said Iqbal, Presiden KSPSI Pembaruan Jumhur Hidayat dan Presiden KSBSI Ely Rosita Silaban, akan berpidato.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan, klaim bahwa seruan aksi Hari Buruh 2025 di beberapa daerah sebagai informasi bohong, adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]