Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Ada Bukti, Klaim bahwa Nanas Jadi Obat Jantung Koroner dan Kardiovaskuler

Selasa, 8 Oktober 2024 10:36 WIB

Belum Ada Bukti, Klaim bahwa Nanas Jadi Obat Jantung Koroner dan Kardiovaskuler

Sebuah video beredar di WhatsApp dan akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini, yang berisi klaim bahwa buah nanas bisa menjadi obat untuk menyembuhkan sakit jantung koroner dan kardiovaskuler.

Video itu memperlihatkan seorang pria yang mengenakan baju hazmat yang mengatakan bahwa nanas sebagai buah ajaib yang bisa menyembuhkan jantung koroner karena mengandung bromelain yang bisa menghancurkan tumpukan lemak darah atau kolesterol penyebab jantung koroner. Manfaat itu bisa didapatkan dengan memotong-motong nanas dan bonggolnya, kemudian merendamnya dalam satu liter air hingga menjadi infused water. Air itu kemudian diminum sampai habis keesokan harinya.

Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah infused water dari nanas dan bonggolnya bisa dijadikan obat sakit jantung koroner?

PEMERIKSAAN FAKTA

Peneliti bioteknologi di Poznan University of Medical Science, Polandia, Anastasia Hermosaningtyas, mengatakan belum ada penelitian yang membuktikan bahwa nanas bisa menjadi obat penyakit jantung koroner atau kardiovaskuler.

“Betul bahwa nanas mengandung bromelain (bromelin). Namun tidak ada uji ilmiah yang telah dilakukan dari ekstrak nanas maupun senyawa bromelain murni sebagai tindakan preventif kardiovaskuler,” kata Anastasia pada Tempo melalui email, Selasa, 2 Oktober 2024.

Dia menjelaskan penelitian yang mendekati klausul dampak konsumsi bromelin untuk kardiovaskuler sebagaimana dalam narasi yang beredar adalah uji biokimia dari ekstrak hydroethanolic (campuran air dan alkohol) berbahan nanas, terhadap tikus wistar alias tikus percobaan. Laporan penelitian itu terbit di Journal of Acute Disease, tahun 2014.

Penerapannya pun tidak sesederhana merendam nanas di dalam air. Misalnya konsentrasi ekstrak nanas yang dimasukkan ke dalam subjek penelitian itu per hari ialah 200 mg/kg berat tubuh dan 400 mg/kg berat tubuh. Jumlah itu jauh lebih besar dari yang terkandung dalam infused water nanas.

Dokter Irvan Rahmat Amanu dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, dalam artikelnya yang tayang di laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), juga menyampaikan pendapat serupa.

Dia menjelaskan kadar kolesterol tinggi dapat berdampak negatif pada jantung. Sementara asupan harian nanas pada tikus dalam percobaan, dikatakan bisa mengatasi masalah berat badan, anti-dislipidemia dan mengurangi cedera hati karena hiperkolesterolemia atau masalah metabolisme yang disebabkan tinggi kolesterol.

“Ditemukan juga bahwa konsumsi nanas mengurangi peradangan lipid otot jantung yang disebabkan hiperkolesterolemia. Dalam penelitian Porrnthanate et al, disimpulkan bahwa nanas adalah kandidat potensial untuk melindungi jantung dari hiperkolesterolemia,” kata dr. Irvan. 

Tidak Sesederhana Merendam Nanas

Artikel dari Kieraclinic.com menjelaskan bromelin yang terkandung dalam jantung dan jus nanas adalah enzim yang memang memberi dampak positif antiinflamasi dan antitrombotik yang artinya dapat membantu mengurangi inflamasi dan risiko pembentukan gumpalan darah. 

Kedua manfaat itu tampak bisa melawan faktor yang meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. Namun, penelitian-penelitian yang ada belum bisa menjawab manfaat bromelin untuk memecah plak atau tumpukan lemak dalam pembuluh darah.

“Tapi kalau kita lihat lagi penelitian yang dijadikan rujukan dalam ulasan ini, semuanya masih merupakan penelitian pre-klinis pada hewan, bukan manusia. Sehingga kesimpulan bahwa bromelain mampu memecah plak sebenarnya belum ada buktinya, dan aplikasinya secara klinis juga belum ada,” bunyi potongan artikel tersebut.

Selain itu, kandungan bromelin dalam buah tidak sebesar yang dimiliki obat hasil ekstraksi. Bila ingin mengkonsumsi bromelin dalam jumlah yang sama, akan dibutuhkan memakan nanas dalam jumlah besar dalam beberapa hari selama masa terapi.

“Dosis umum (ekstrak bromelin dalam obat) berkisar antara 80 hingga 400 miligram per hari diberikan sehari tiga kali. Sementara itu, konsentrasi bromelain dalam satu buah nanas mungkin jauh lebih rendah,” potongan kesimpulan analisa tersebut.

Selain itu nanas juga mengandung rasa asam, yang bisa membahayakan sistem pencernaan bila dikonsumsi dalam jumlah besar secara terus-menerus. Maka, meskipun nanas kaya akan nutrisi yang menyehatkan, disarankan tidak dikonsumsi terlalu banyak.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan infused water dari nanas bisa dijadikan obat jantung koroner atau kardiovaskuler adalah narasi yang belum ada bukti ilmiah.

Secara ilmiah, bromelin dalam nanas saat ini berstatus sebagai kandidat obat sakit kardiovaskuler yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk dipastikan dampak mengkonsumsinya pada manusia. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]