Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Testimoni Dokter Terawan dan Deddy Corbuzier Soal Pengobatan Prostat Tanpa Dokter dan Operasi

Rabu, 17 Juli 2024 14:43 WIB

Keliru, Video Testimoni Dokter Terawan dan Deddy Corbuzier Soal Pengobatan Prostat Tanpa Dokter dan Operasi

Sebuah halaman Facebook [arsip] mengunggah video yang berisi testimoni Dokter Terawan Agus Putranto dan Deddy Corbuzier tentang khasiat kunyit untuk mengobati lemah ereksi, sakit prostat tanpa dokter dan operasi.

Dalam video itu tampak Terawan menyatakan bahwa dengan menonton video tersebut selama 3 menit, penonton akan melupakan sering buang air kecil dalam 24 jam dan mengembalikan cinta dengan istri 3 kali semalam. Sedangkan Deddy Corbuzier memberikan testimoni mengenai video di internet yang mengenalkannya pada metode agar bisa memperkuat penis saat berhubungan badan.

Sejak diunggah pada 5 Juli 2024, video berdurasi 4 menit 14 detik ini telah disaksikan oleh 5 juta pengguna Facebook, mendapatkan 12 ribu suka dan 369 komentar. Benarkah Deddy Corbuzier dan Dokter Terawan Agus Putranto mempromosikan pengobatan prostat dan disfungsi ereksi dengan menggunakan kunyit? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim pada video ini dengan sumber terbuka, jurnal kesehatan dan pendapat ahli. Juga menelusuri sumber asli video yang digunakan dan menganalisis suara dan gambar dengan  menggunakan Deepware.ai dan AI Voice Detector.

Tempo menganalisis video tersebut dengan menggunakan Avatarify, Deepware, Seferbekov, dan Ensemble. Hasilnya video tersebut tidak terdeteksi sebagai deepfake. Hasil analisis ini memang tidak dapat dijadikan bukti, mengingat Deepware.ai belum sempurna.

Namun bila dilihat lebih teliti, terdapat ketidaknormalan pada gerakan mata, bibir, dan raut muka kedua tokoh tersebut saat berbicara. Gerakan yang tidak normal mengindikasi bahwa video merupakan hasil deepfake. Salah satu indikasi deepfake biasanya fokus pada visual daripada suara. Cara mengidentifikasi video deepfake dapat dibaca pada artikel yang ditulis Tim Cek Fakta pada tautan ini.

Tempo menganalisis suara kedua tokoh tersebut dengan AI Voice Detector. Hasil analisis menunjukkan suara Deddy dan Terawan diidentifikasi 94.40% sebagai hasil AI Voice. AI Voice merupakan jenis kecerdasan buatan (AI) yang menggunakan teknik pembelajaran mendalam untuk menghasilkan suara yang dihasilkan komputer yang meniru ucapan manusia. 

Hasil penelusuran sumber gambar Deddy menunjukkan bahwa fragmen tersebut identik dengan tayangan di YouTube Deddy Corbuzier pada 8 Maret 2024. Tayangan tersebut berjudul “Mending Azka Katolik Selamanya Daripada Deket Sama Onad??- Login - Jafar - Onad - Login eps 8”. Ini dibuktikan dengan baju dan topi yang dipakai Deddy, serta latar belakang video yang identik.

Sedangkan pada fragmen video Dokter Terawan, identik dengan tayangan Kompas TV yang diunggah di YouTube pada 11 Juli 2022. Tayangan tersebut  berjudul “Kebijakannya saat Jadi Menkes Tuai Kontroversi, Ini Klarifikasi Terawan - ROSI”. Ini dibuktikan dengan baju, kaca mata yang dipakai Terawan serta latar yang identik.

Pada dua tayang tersebut, tidak ditemukan narasi seperti yang disebutkan dalam unggahan Facebook di atas.

Tentang Prostat dan Disfungsi Ereksi

Dilansir laman Medlineplus.gov, prostat adalah kelenjar dalam sistem reproduksi pria. Letaknya tepat di bawah kandung kemih. Kelenjar ini menghasilkan cairan yang merupakan bagian dari air mani. Sedangkan prostatitis adalah peradangan (pembengkakan dan nyeri) pada kelenjar prostat. Ini merupakan masalah prostat yang paling umum terjadi pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.

Dyandra Parikesit, BMedSc, SpU, FICS, dokter spesialis Urologi, dalam tulisannya pada laman Rumah Sakit Universitas Indonesia mengatakan penanganan pembesaran prostat dapat dilakukan dengan operasi dan non-operasi atau terapi obat.

“Operasi prostat biasanya disarankan jika gejala pembesaran prostat menjadi parah dan memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Operasi prostat memiliki risiko dan memerlukan periode pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan terapi obat. Namun, bagi beberapa individu dengan gejala yang parah, operasi mungkin menjadi solusi terbaik,” tulisnya.

Dilansir laman RS Siloam, pertambahan usia dapat menyebabkan ukuran prostat membesar secara normal. Namun, bila ukurannya terlalu besar atau mengalami gangguan, maka hal ini dapat menjadi penyebab prostat.

Pembengkakan prostat dapat dipicu beberapa hal, antara lain: faktor usia 50 tahun ke atas, obesitas, memiliki keluarga dengan riwayat penyakit prostat, efek penggunaan obat-obatan seperti beta-blockers, gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok serta mengidap penyakit menular seksual, seperti HPV, gonore, sifilis, dan lain-lain.

Ada beberapa jenis obat yang kerap diresepkan dokter untuk menangani penyakit prostat yaitu antibiotik dan alfa-blocker, seperti tamsulosin, alfuzosin, silodosin, dan doxazosin. Namun sebelum mengambil tindakan operasi dan terapi obat, penderita wajib mendapatkan pemeriksaan lengkap oleh dokter spesialis.

Sedangkan disfungsi ereksi (DE), seperti yang ditulis pada laman RS Siloam, merupakan salah satu masalah seksual yang umum dialami oleh banyak pria di seluruh dunia dan dikenal juga sebagai impotensi. Kondisi ini sering kali terjadi pada pria berusia di atas 40 tahun, dengan prevalensi yang meningkat seiring bertambahnya usia dan penyakit penyerta lainnya.

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, pertama, faktor organik  yang disebabkan oleh gangguan hormonal dan syaraf. Kedua, Non-Organik atau Psikis, seperti stress, perasaan kurang percaya diri ataupun overthinking soal seks. Ketiga, campuran, terjadi karena gabungan dari faktor organik dan psikis. Mengkonsumsi obat-obatan seperti obat untuk masalah kejiwaan, obat hipertensi, dan obat diuretik dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

Meski tidak menimbulkan gangguan serius dalam jangka panjang, disfungsi ereksi tetap harus ditangani dengan segera untuk memperbaiki kualitas hidup sehari-hari. Pengobatan disfungsi ereksi bisa dengan berbagai metode penanganan. Mulai dari edukasi, perbaikan pola hidup, obat-obatan, hingga dilakukan terapi.

Dalam kasus DE, Prof.dr. Ponco Wibowo, spesialis urologi dari RS Siloam Asri Jakarta Selatan mengatakan penting untuk mengenali gejala awal dan menghubungi dokter segera jika mengalami masalah. "Pengobatan yang tepat dan teratur akan memastikan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang," ujar dokter Ponco, seperti dilansir Kompas.com.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video berisi testimoni Dokter Terawan Agus Putranto dan Deddy Corbuzier tentang khasiat kunyit untuk mengobati lemah ereksi, sakit prostat tanpa dokter dan operasi adalah keliru.

Fragmen video Dokter Terawan Agus Putranto dan Deddy Corbuzier merupakan hasil deepfake. Suara keduanya merupakan AI Voice. 

Penangan pasien gangguan prostat dan disfungsi ereksi sebaiknya dilakukan setelah mendapatkan pemeriksaan oleh dokter spesialis urologi. Penggunaan obat-obatan juga harus dalam pengawasan dokter.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id