Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Minum Air Dingin Sebelum Mandi Mengurangi Risiko Stroke

Kamis, 13 Juni 2024 20:51 WIB

Keliru, Minum Air Dingin Sebelum Mandi Mengurangi Risiko Stroke

Sebuah video beredar di Facebook [arsip] berisi klaim bahwa minum air dingin sebelum mandi air dapat mengurangi risiko stroke. Konten tersebut menyebut bahwa kematian di dalam kamar mandi dipicu karena langsung mengguyur air dingin di kepala.  

Berikut bunyi potongan narasi: “......banyak yang meninggal di kamar mandi, dituduh dia itu katanya jatuh kepeleset. Bukan (begitu penyebabnya). Satu, waktu mau mandi nggak minum dulu. Yang kedua, urutan mandinya salah. Mandi air dingin (diguyur) dari kepala dulu, ya salah.

Namun, benarkah minum air dingin sebelum mandi mengurangi risiko stroke?

PEMERIKSAAN FAKTA

Dikutip dari pemeriksa fakta AAP, Juru bicara Royal Australian College of General Practitioners (RACGP) Dr Mark Morgan, narasi minum air dingin sebelum mandi bisa mengurangi risiko stroke adalah klaim keliru. RACGP adalah organisasi dokter umum perkotaan dan perdesaan di Australia.

“Saya tidak mengetahui adanya bukti kuat bahwa pengendalian tekanan darah secara keseluruhan bisa dilakukan dengan minum air sebelum mandi, dan saya juga tidak dapat membayangkan mekanisme terjadinya hal ini,” kata Dr Morgan. 

Narasi tentang manfaat minum air sebelum mandi itu dikatakan bersumber dari Dr Virend Somers dari Mayo Clinic, yang merupakan pusat kesehatan berbasis akademik di Amerika Serikat. Namun, sesungguhnya Dr Somers telah mengkonfirmasi, dirinya tidak mengeluarkan narasi seperti itu.

Klaim tentang Urutan Mengguyur Air Saat Mandi

Terdapat dua pendapat ahli tentang hal ini. Sebagian mengatakan urutan mengguyur badan saat mandi berkaitan dengan peningkatan risiko stroke, dan sebagian lagi menyatakan tidak.

Dilansir Pemeriksa Fakta AFP, Kepala Penelitian Ilmu Saraf dari Monash Health, Thanh Phan, menyatakan narasi tentang urutan mengguyur saat mandi dan kaitannya dengan peningkatan risiko stroke itu keliru.

“Tidak ada bukti mengenai pernyataan tentang urutan mandi,” kata Phan, 4 Oktober 2020.

Dia mengatakan, catatan dari American Heart Association juga tidak menyatakan urutan guyuran saat mandi mempengaruhi risiko stroke. Ketua Dewan Klinis Yayasan Stroke di Australia, Profesor Bruce Campbell, juga memiliki pendapat yang sama.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, dr Firman, mengatakan terdapat teori yang mengatakan orang yang berusia di atas 50 tahun berpotensi terserang stroke bila mengguyur kepala terlebih dahulu saat mandi.

Lantaran pembuluh darah mereka telah menua dan lebih mudah mengalami rupture atau pecah. Pecah pembuluh darah, bila terjadi di area otak, akan menyebabkan stroke.

Selain itu, terdapat mekanisme hemostasis yang salah satu fungsinya mempertahankan suhu tubuh normal. Bila kepala diguyur terlebih dahulu dan suhunya menjadi dingin, darah akan banyak mengalir ke kepala untuk menjaga suhu tubuh.

“Ketika terjadinya aliran darah yang cepat seperti itu, apalagi pasien itu memiliki komorbid hipertensi, sehingga berisiko sekali terjadinya pecah pembuluh darah di kepala. Sehingga menyebabkan stroke,” kata Firman melalui pesan, Rabu, 5 Juni 2024.

Sehingga, menurutnya, meskipun mengguyur kepala terlebih dahulu saat mandi tidak termasuk penyebab langsung terjadinya stroke, namun mekanisme dalam tubuh manusia bisa menimbulkan keterkaitan antara keduanya.

Meskipun keterkaitan antara urutan mengguyur saat mandi dan peningkatan risiko stroke belum terbuktikan, namun beberapa penelitian telah memperlihatkan hubungan antara kebiasaan mandi dengan tinggi-rendahnya risiko stroke.

Misalnya penelitian yang pernah dipublikasikan di Jurnal Heart, yang diberitakan CBS News. Disimpulkan bahwa mandi air panas setiap hari yang dilakukan orang dewasa di Jepang, menurunkan risiko penyakit jantung 28 persen dan stroke 26 persen.

Namun, hal itu belum tentu menjadi satu-satunya faktor penurun risiko. Gaya hidup orang yang sering mandi air panas di Jepang juga cenderung lebih sehat daripada yang jarang mandi, sehingga hal itu juga mungkin menjadi faktor kesehatan lainnya.

Selain itu, mandi air panas bagi orang tua juga tak selalu menguntungkan. Lantaran menimbulkan risiko penyebab kematian lain, misalnya terkena serangan jantung karena perubahan suhu badan secara mendadak.

Penelitian itu dilakukan menggunakan data dari 61 ribu orang dewasa di Jepang, dan dilakukan selama 20 tahun. Namun, penelitian belum menjawab mengapa banyak orang terkena stroke di kamar mandi, dan apakah urutan mengguyur badan saat mandi mempengaruhi risiko serangan stroke.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan minum air dingin sebelum mandi mengurangi risiko stroke adalah keliru.  

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id