Keliru, Vaksin HPV pada Anak Perempuan Sebabkan Menopause Dini dan Mandul

Senin, 16 Oktober 2023 20:11 WIB

Keliru, Vaksin HPV pada Anak Perempuan Sebabkan Menopause Dini dan Mandul

Sebuah konten beredar di WhatsApp dan Facebook [arsip] berisi klaim bahwa program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) untuk siswa sekolah bisa menyebabkan menopause dini dan mandul pada anak perempuan.

Di WhatsApp, narasi kemandulan akibat vaksinasi HPV tersebut dilengkapi dengan gambar tangkapan layar berita Tribunnews. Gambar tersebut memperlihatkan seorang istri anggota Propam Polda Maluku yang sedang mengamuk terkait vaksin yang diberikan pada anaknya di sekolah.

Namun, benarkah perempuan tersebut mengamuk karena anaknya divaksin HPV? Selain itu, benarkah vaksin HPV menyebabkan menopause dini hingga kemandulan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berita yang dicatut dalam gambar yang beredar tersebut terjadi di SD Xaverius Ambon, Jl Raya Pattimura, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, pada Rabu, 27 September 2023. Jenis vaksin yang dibahas di sana adalah rubella atau yang berfungsi untuk melindungi dari campak Jerman, bukan vaksin HPV, menurut berita dari Tribunnews.

Perempuan tersebut berinisial HT, istri seorang anggota Propam Polda Maluku. Dia memprotes vaksinasi tersebut karena anaknya memiliki riwayat asma dan tipes, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin, 2 Oktober 2023.

Kondisi kesehatan anaknya juga menurun setelah menerima vaksin tersebut. Namun untuk mengetahui kondisi itu disebabkan oleh vaksin rubella yang diterima sebelumnya atau bukan, saat itu pihaknya masih menunggu konfirmasi dokter.

Sementara itu tidak ada bukti yang menyatakan vaksinasi HPV menyebabkan kemandulan pada perempuan muda. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril, mengatakan narasi yang beredar di media sosial yang mengatakan imunisasi atau vaksinasi HPV bisa menyebabkan kemandulan adalah hoaks.

“Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi,” kata Syahril melalui siaran pers pada Senin, 9 Oktober 2023.

Dia mengatakan, saat vaksin HPV diberikan dua dosis pada perempuan usia 9-13 tahun, akan memiliki peluang menghindarkan dari kanker serviks hingga 100 persen. Jenis vaksin itu juga berbeda dengan rubela yang melindungi anak dari sakit rubela alias campak Jerman.

Diberitakan Media Indonesia, Kamis, 12 Oktober 2023, Pakar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Yeva Rosana mengatakan penyuntikan vaksin HPV tidak berkaitan dengan kemungkinan kemandulan pada perempuan. Lantaran vaksin tersebut justru menghindarkan area reproduksi perempuan dari infeksi.

"Vaksin itu tujuannya mencegah infeksi. Pun, kalau sudah terinfeksi, vaksin diharapkan tidak membuat parah penderita. Sementara kemandulan itu terjadi karena adanya infeksi yang tidak diobati, tentu keduanya (vaksin dan kemandulan) jadi tidak relevan," kata Yeva.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan tidak ada bukti yang membenarkan klaim vaksin HPV bisa menyebabkan gangguan reproduksi pada wanita. 

Kesimpulan itu berdasarkan pemantauan sejak tahun 2006, ketika vaksin HPV mulai dizinkan untuk diedarkan ke masyarakat. Terdapat tuduhan-tuduhan vaksin HPV berpengaruh secara negatif pada perempuan, tapi tidak didukung bukti valid.

Catatan WHO menyatakan ada sejumlah berita yang menceritakan orang-orang yang secara individu mengeluhkan gangguan reproduksi setelah menerima vaksin HPV. Namun setelah ditelaah, tidak ada yang membuktikan gangguan reproduksi itu disebabkan vaksinasi HPV yang mereka diterima.

Pernah terbit juga sebuah jurnal ilmiah di Journal of Toxicology and Environmental Health edisi 11 Juni 2018, yang mengatakan bahwa peluang perempuan penerima vaksin HPV untuk hamil lebih rendah dibandingkan yang tidak divaksin. Penelitian itu dikatakan mengumpulkan data perempuan Amerika Serikat usia 25 sampai 29 tahun. Namun, masih dibutuhkan penelitian lanjutan dari riset itu. 

Selain itu, Journal of Toxicology and Environmental Health sudah mencabut jurnal tersebut karena lemahnya analisa dan interpretasi data dalam analisisnya. Pernyataan pencabutan jurnal tersebut telah dipublikasikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo, bisa disimpulkan bahwa narasi yang mengatakan vaksin HPV menyebabkan menopause dini dan kemandulan terhadap perempuan muda, merupakan klaim yang keliru.

Vaksin HPV melindungi perempuan dari infeksi organ reproduksi dan kanker serviks. Berita Tribunnews yang dicatut konten yang beredar itu juga tidak berkaitan dengan vaksin HPV, juga tidak menggambarkan sikap anti vaksin.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]