Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 Diformulasikan Sebagai Senjata Biologis

Selasa, 26 September 2023 18:02 WIB

Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 Diformulasikan Sebagai Senjata Biologis

Sebuah akun media sosial Instagram mengunggah video pendek dengan narasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan senjata biologis alias bioweapon.

Video tersebut menayangkan hasil tangkapan layar artikel sebuah situs web yang memuat narasi bahwa vaksin Covid-19 merupakan senjata biologis berbahaya dan mematikan. Satu dosis vaksin disebut telah tercemar oleh 200 miliar keping DNA. Pandemi Covid-19 juga disebut telah digunakan untuk kediktatoran dunia. Pemerintahan dunia telah berada di bawah pengaruh pengendalian struktur kekuasaan yang korup dan kriminal yang berkolusi untuk melancarkan pandemik yang sudah mereka rencanakan selama bertahun-tahun.

Sejak diunggah 25 September 2023 video tersebut sudah disukai 499 netizen. Benarkah klaim bahwa vaksin Covid-19 merupakan senjata biologis dan pandemik sudah direncanakan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Menurut peneliti dan epidemiolog Indonesia Dicky Budiman, narasi yang disampaikan para pendukung teori konspirasi bahwa vaksin Covid-19 adalah senjata biologis atau bioweapon adalah tidak memiliki dasar.

“Penelitian mengenai vaksin Corona Virus sudah dimulai sejak wabah SARS 20 tahun lalu yaitu sekitar tahun 2002. Karena masih terus mengalami kegagalan, risetnya terus berlanjut pada saat wabah MERS di tahun 2014,” kata Dicky melalui pesan suara kepada Tempo, 26 September 2023.

Menurut Dicky, pembuatan vaksin bukan untuk senjata biologi karena proses pembuatan vaksin yang lama, panjang dan dalam rangka merespon ancaman wabah yang mematikan ditimbulkan oleh keluarga coronavirus.

Narasi mengenai vaksin sebagai senjata biologi, menurut Dicky, tidak mungkin terjadi karena tidak ada negara yang diuntungkan dengan vaksin Covid-19.

Dilansir Reuters sejak bulan-bulan awal pandemi COVID-19, para penganut teori konspirasi telah membuat klaim tak berdasar bahwa krisis ini didalangi oleh berbagai orang dan entitas, termasuk Bill Gates, Institut Kesehatan Nasional (NIH) milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Anthony Fauci, dokter penyakit menular terkemuka di AS, bersekongkol dengan Partai Komunis Tiongkok untuk menciptakan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, sebagai "senjata biologis yang mematikan" untuk "memusnahkan umat manusia", namun Reuters tidak menemukan bukti yang mendukung teori konspirasi ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi secara penuh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami infeksi tanpa gejala dan berpotensi lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan SARS-CoV-2 kepada orang lain.

CDC juga mengatakan bahwa "penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung dan bahwa risiko infeksi SARS-CoV-2 pada orang yang telah divaksinasi penuh tidak dapat sepenuhnya dihilangkan selama penularan virus di masyarakat masih terus berlanjut.

"Dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi, orang yang divaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi oleh semua jenis virus, termasuk varian-variannya," kata menurut Dr. Robert Bollinger, seorang spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins. "Jika mereka lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi varian, mereka juga lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkan varian," tambahnya.

Situs ABC News melansir, COVID-19 tidak direkayasa sebagai senjata biologis oleh Cina atau siapa pun. Hal tersebut disampaikan mantan kepala penasehat medis untuk presiden AS, Dr Anthony Fauci saat ia menyerang balik para pengkritiknya dari Partai Republik

Berbicara pada ulang tahun ketiga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan virus corona sebagai pandemi, Dr Fauci mengatakan bahwa dia setuju dengan banyak ahli epidemiologi terkemuka bahwa COVID-19 kemungkinan besar merupakan "kejadian alami dari hewan ke manusia".

"Ahli virologi evolusioner ... menulis dua artikel yang sangat penting dan ditulis dengan baik di majalah Science yang secara kuat menunjukkan bahwa sebenarnya itu adalah kejadian alami dari hewan ke manusia," kata Dr Fauci kepada Jim Acosta di CNN.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan unggahan yang mengklaim bahwa vaksin Covid-19 diformulasikan sebagai senjata biologis adalah keliru

Tidak ada landasan kuat terhadap narasi tersebut. Riset vaksin virus SARS sudah dilakukan sejak lama dan terbukti mampu menurunkan angka kematian akibat virus tersebut. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id