Menyesatkan, Cina Membuat Matahari Buatan dan Proyek Menghidupkan Orang Mati
Senin, 18 September 2023 19:14 WIB
Sebuah video dengan narasi Cina menciptakan matahari buatan dan memiliki proyek menghidupkan orang mati, beredar di media sosial. Di Facebook [arsip], video berjudul "Cina Ingin menjadi Tuhan dengan menciptakan matahari dan proyek mengerikan lainnya" tersebut dibagikan pada 12 September 2023.
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa saat ini Cina yang dikenal akan kemajuan teknologinya, bisa mengatur apapun yang ada di dunia. Termasuk meniru ciptaan Tuhan seperti manusia dan matahari.
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 17.000 kali dan mendapat 35 komentar. Apa benar Cina tengah membuat matahari dan mengembangkan proyek menghidupkan orang mati?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media dan sumber kredibel.
Hasilnya, matahari buatan sebenarnya adalah sebutan untuk reaktor fusi buatan Cina karena mampu menghasilkan energi panas mencapai 15 juta derajat Celcius. Selain itu proyek untuk menghidupkan orang mati, sebenarnya adalah terkait pusat penelitian krionik untuk pengawetan tubuh manusia.
Salah satu tujuan dari pengawetan tubuh manusia adalah kelak jika teknologi kedokteran berkembang maka memungkinkan untuk membangkitkan mereka dari kematian.
Klaim 1: Cina memiliki proyek menghidupkan orang mati
Dikutip dari South China Morning Post, Shandong Yinfeng Life Science Research Institute adalah satu-satunya pusat penelitian krionik di Tiongkok dan salah satu dari empat lembaga semacam itu di dunia.
Pusat penelitian ini menyediakan suspensi kriogenik: mengawetkan tubuh pada suhu yang sangat rendah dengan harapan suatu hari nanti dapat "menghidupkannya kembali". Namun, pusat penelitian Yinfeng melangkah lebih jauh dan memiliki potensi untuk merevolusi transplantasi organ, menyambungkan kembali bagian tubuh, dan perawatan medis lainnya.
Kriopreservasi manusia (kriopreservasi) dikenal sebagai salah satu program penelitian dalam ilmu kehidupan dan pengobatan masa depan yang melampaui batas-batas manusia.
Pusat penelitian Yinfeng mengklaim menggunakan teknologi biomedis kriogenik canggih untuk melakukan penelitian tentang kriopreservasi, resusitasi, dan transformasi klinis sel, jaringan, dan organ manusia.
Dengan mengeksplorasi dan menerapkan teknologi kriogenik canggih untuk melindungi sel, jaringan, dan organ manusia, menangguhkan metabolisme dan apoptosis sel dan jaringan manusia, serta mempertahankan fungsi fisiologis dan integritas sel dan jaringan manusia.
Praktik Krionik menarik bagi sebagian orang, namun mengganggu banyak orang lainnya: membekukan orang yang sudah meninggal dengan harapan ilmu pengetahuan dan kedokteran akan berkembang hingga memungkinkan untuk membangkitkan mereka dari kematian.
Di Amerika Serikat, Alcor Life Extension Foundation adalah pemimpin dunia dalam bidang ini. Dilansir dari Reuters, Alcor memiliki sejumlah tangki berisi nitrogen cair yang menyimpan tubuh dan kepala 199 manusia yang memilih untuk dibekukan. Harapannya, kelak mereka dapat dihidupkan kembali di masa depan ketika ilmu pengetahuan telah berkembang pesat seperti saat ini.
Banyak dari "pasien," demikian Alcor Life Extension Foundation menyebutnya, yang menderita kanker, ALS, atau penyakit lain yang tidak ada obatnya saat ini. Matheryn Naovaratpong, seorang gadis Thailand yang menderita kanker otak, adalah orang termuda yang melakukan kriopreservasi, pada usia 2 tahun di tahun 2015.
"Kedua orangtuanya adalah dokter dan dia telah menjalani beberapa operasi otak dan tidak ada yang berhasil, sayangnya. Jadi mereka menghubungi kami," kata Max More, kepala eksekutif Alcor, sebuah organisasi nirlaba yang mengklaim sebagai pemimpin dunia dalam bidang kriopreservasi.
Sementara di Rusia, KrioRus adalah perusahaan cryonics pertama dan satu-satunya di Eurasia saat ini yang memiliki fasilitas penyimpanan sendiri. KrioRus sudah ada sejak tahun 2003.
Melalui situs resminya, Kriorus.ru, lebih dari 600 orang telah menandatangani kontrak kriopreservasi dengan kami dan kami melakukan kriopreservasi terhadap 94 orang dan 59 hewan peliharaan.
Klaim 2: Cina membuat matahari buatan
Berdasarkan arsip berita Tempo, para ilmuwan Cina membuat rekor dunia baru dalam mencapai suhu plasma 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dalam eksperimen terbaru tokamak superkonduktor canggih eksperimental (EAST) atau matahari buatan Cina pada Jumat, 28 Mei 2021, sebuah langkah kunci menuju uji coba reaktor fusi.
Terobosan ini diumumkan oleh Gong Xianzu, seorang peneliti di Institut Fisika Plasma Akademi Ilmu Pengetahuan Cina (ASIPP), yang bertanggung jawab atas eksperimen tersebut, yang dilakukan di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, Cina timur.
Percobaan pada matahari buatan Cina tersebut juga merealisasikan suhu plasma 160 juta derajat Celcius yang berlangsung selama 20 detik. Tujuan akhir EAST, yang berada di ASIPP di Hefei, adalah menciptakan fusi nuklir seperti Matahari, menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.
Menurut estimasi, kandungan deuterium dalam satu liter air laut dapat menghasilkan jumlah energi yang setara dengan 300 liter bensin melalui reaksi fusi.
Mengutip Kompas.com, panas yang dihasilkan oleh reaktor tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya bisa mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius. Tak heran apabila reaktor yang berada di Provinsi Sichuan itu kemudian dijuluki sebagai 'matahari buatan'. Bagi Cina, reaktor HL-2M Tokamak ini dapat membantu mereka mencapai target produksi energi fusi yang akan dikomersialkan pada tahun 2050.
Fusi nuklir adalah sumber energi bintang. Akan tetapi untuk menciptakan kembali proses itu di Bumi dan menjaganya agar tidak meledak adalah tantangan yang serius. Sebab, gas panas yang dibentuk oleh fusi atom dapat membakar atau melelehkan semua yang tersentuh.
Dikutip dari CNBC, beberapa negara di dunia juga memiliki proyek serupa yakni:
- Korea Selatan
Sebelum ada rekor terbaru dari matahari buatan China, matahari artifisial buatan Korea Selatan sebelumnya mencatatkan rekor dengan operasi selama 20 detik dengan panas 100 juta derajat celcius. Proyek ini bekerja sama dengan Seoul National University (SNU) dan Columbia University Amerika Serikat, KSTAR Research Center di Korea Institute of Fusion Energy (KFE). Saat ini masih belum ada kabar terbaru dari pengembangan matahari buatan asal negeri gingseng ini.
- Amerika Serikat
Peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts di AS dan perusahaan swasta mengumumkan mereka berhasil magnet superkonduktor dengan bersuhu tinggi yang disebut bisa melewati teknologi ITER untuk membuat Matahari di Bumi.
- Perancis
Para peneliti dari Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER) mengirimkan bagian pertama dari magnet masif untuk reaktor tenaga nuklir fusi yang akan mereka dirikan di Saint-Paul-Lez-Durance, Prancis. Proyek ini pun menjadi proyek energi paling ambisius di dunia ini, dan menelan anggaran mencapai Rp 342 triliun.
- Inggris
Pada Oktober 2020, Mega Amp Spherical Tokamak (MAST)-Upgrade di Culham mencapai plasma pertama setelah program pembangunan tujuh tahun. Otoritas Energi Atom Inggris mengaku telah menghabiskan anggaran sebesar US$71 juta atau hampir Rp 1 triliun (kurs Rp14.080) untuk mencapai titik itu.
MAST Upgrade akan menjadi cikal bakal prototipe Inggris Spherical Tokamak for Energy Production (STEP) yang akan selesai pada tahun 2040. Inggris mengalokasikan anggaran US$294 juta atau Rp4,1 triliun untuk merancang tahap awal STEP.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Cina tengah membuat matahari dan mengembangkan proyek menghidupkan orang mati adalah menyesatkan.
"Matahari Buatan" adalah julukan untuk reaktor Fusi buatan Cina karena mampu menghasilkan energi panas mencapai 15 juta derajat Celcius. Cina juga tengah mengembangkan pusat penelitian kriogenik untuk pengawetan tubuh manusia.
Salah satu tujuan dari pengawetan tubuh manusia adalah kelak jika teknologi kedokteran berkembang maka memungkinkan untuk membangkitkan mereka dari kematian.
Cina bukanlah satu-satunya negara di dunia yang tengah menjalankan proyek penelitian krionik maupun mengembangkan matahari buatan.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]