Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Video Berisi Klaim Hujan Cacing di China Tanda-tanda Kiamat

Rabu, 2 Agustus 2023 21:54 WIB

Menyesatkan, Video Berisi Klaim Hujan Cacing di China Tanda-tanda Kiamat

Sebuah video dibagikan melalui akun YouTube dengan klaim hujan cacing di China sebagai tanda-tanda kiamat. Peristiwa itu diklaim terjadi di Provinsi Liaoning, Cina, dengan memperlihatkan makhluk hidup mirip cacing dan katak berserakan di jalan. 

Video tersebut memuat keterangan ‘Tanda Akhir Zaman!! Warga Menangis Melihat Hujan Cacing Berlendir Dari Langit Penuhi Daratan!!’ Narator video mengatakan “Sudah dua hari penduduk di China, khususnya di Provinsi Liaoning telah diperingatkan untuk membawa payung saat keluar rumah. Namun kota itu tidak dilanda hujan lebat, melainkan hujan larva berukuran kecil dan sedang yang berjatuhan dari langit. Terdapat juga video saat warga menggunakan payung untuk melindungi diri.

Klaim berikutnya terkait hujan katak sebagai akibat angin tornado yang menyedot katak-katak tersebut ke bagian atas pusaran, kemudian terhempas dengan keras dan berjatuhan dari langit.

Sejak dibagikan pada 25 Maret 2023, konten ini sudah disukai 19 pengguna YouTube, mendapat 2 komentar dan ditonton 1,2 ribuan kali. Namun, benarkah hujan cacing tanda kiamat?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video yang diklaim hujan cacing tersebut tidak sesuai dengan isinya. Para ahli mengatakan, fenomena itu adalah bunga Poplar yang jatuh dari pohonnya dan terbawa angin. Sementara hujan cacing atau serangga tidak mungkin terjadi karena suhu di negara tersebut terlalu dingin untuk organisme seperti itu.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video itu menjadi gambar pakai Keyframe, menelusurinya menggunakan Yandex Image, dan menghubungi Hagus Tarno, Dr. Agr.Sc, ahli Entomologi dan Nematologi Lingkungan di Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.

Verifikasi Video

Ahli Entomologi dan Nematologi Lingkungan, Hagus Tarno, Dr. Agr.Sc, mengatakan kondisi cuaca mempengaruhi migrasi serangga, terutama panas yang tinggi membuat pergerakan mereka semakin cepat untuk berpindah dari tempat yang bersuhu dingin.

Hagus mengatakan bahwa yang terdapat di dalam video tersebut buka lah cacing, seperti yang diklaim pengunggah konten. Melainkan bunga dari pohon Poplar yang jatuh dan terbawa angin.

“Kalau dilihat bukan cacing, saya zoom tadi seperti bunga pohon yang mengering. Sepertinya terbawa angin atau badai dan jatuh ke tempat yang baru. Jadi, bukan serangga atau binatang,” kata Agus kepada Tempo, Kamis, 27 Juli 2023 usai memeriksa video yang dikirimkan.

Meski begitu, dia menjelaskan beberapa faktor yang membuat serangga berpindah tempat, termasuk kehabisan pakan. Kelompok serangga, seperti belalang ketika kehabisan pakan maka akan terus mencari pakan baru sampai sangat jauh dan mereka juga didukung oleh pergerakan angin.

Selain itu, kondisi cuaca mempengaruhi migrasi serangga, panas yang tinggi membuat pergerakan mereka semakin cepat. Akan tetapi, ketersediaan pakan di habitat asli serangga menjadi faktor yang besar mendorong perpindahan, bahkan bisa sampai ke pemukiman warga, dan juga kecocokan tempat.

“Contoh beberapa waktu lalu terjadi di Indonesia. Kita masih ingat ketika ribuan serangga Tomcat, yang tiba-tiba berada di pemukiman warga dan masuk ke rumah. Tomcat, serangga predator kehabisan makanannya, seperti hama, sehingga dia mencari ke tempat lain,” tambah Hagus.

Dikutip dari Reuters, beberapa ahli yang melihat video mengatakan itu menunjukkan perbungaan pohon poplar berbentuk paku yang dikenal sebagai catkins, yang melimpah di wilayah Cina utara tempat video itu direkam.

Sementara hujan cacing atau serangga tidak mungkin terjadi karena suhu yang terlalu dingin. Pohon poplar adalah bagian dari keluarga willow dan berasal dari belahan bumi utara

Seorang ahli entomologi di Laboratorium Kunci Biologi Provinsi Hunan dan Pengendalian Penyakit Tumbuhan dan Hama Serangga, Guo-Hua Huang, mengatakan bahwa ada terlalu banyak pohon poplar di provinsi Liaoning, dan dia percaya video menunjukkan catkins pohon poplar.

“Selain itu, beberapa organisme hidup dapat ditemukan di Cina utara saat ini karena suhu rendah saat ini, dan biasanya cacing atau organisme hidup lainnya tidak mungkin jatuh dari langit sebagai hujan,” kata Huang dalam berita yang diterbitkan pada 18 Maret 2023 tersebut.

Dalam berita itu, ahli botani dan ahli genetika tanaman di University of California, Claire Thomas Federici, menjelaskan mungkin ada ribuan catkins poplar per pohon. Kata dia, Catkins menyerupai ulat, dan begitulah mereka sering digambarkan, atau sebagai struktur seperti cacing yang berlekuk-lekuk.

“Dengan demikian, Anda dapat melihat bagaimana mata yang tidak terlatih akan menyebut ini sebagai cacing,” kata Federici.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim hujan cacing di China merupakan tanda-tanda kiamat, adalah menyesatkan.

Para ahli mengatakan, bahwa itu adalah bunga Poplar yang jatuh dari pohonnya dan terbawa angin. Sementara hujan cacing atau serangga tidak mungkin terjadi karena di sana terlalu dingin untuk organisme seperti itu.

Ahli Entomologi dan Nematologi Lingkungan, Hagus Tarno, Dr. Agr.Sc, mengatakan kondisi cuaca mempengaruhi migrasi serangga, terutama panas yang tinggi membuat pergerakan mereka semakin cepat untuk berpindah dari tempat yang bersuhu dingin.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id