Keliru, Video Pembuktian Tanah di Arab Saudi Mengandung Magnet

Jumat, 21 Juli 2023 00:29 WIB

Keliru, Video Pembuktian Tanah di Arab Saudi Mengandung Magnet

Sebuah video beredar di Facebook dengan klaim bahwa tanah di Arab Saudi memiliki medan magnetik.

Video tersebut memperlihatkan seorang pria berjubah putih menuangkan air dari botol bening ke jalan aspal.

Dalam video, dicantumkan teks Arab yang berbunyi: Bukti adanya magnet di tanah Arab.

Unggahan itu telah mendapatkan lebih dari sepuluh ribu suka, dan dibagikan puluhan kali. Video dan klaim yang sama juga ditemukan di platform Instagram dan TikTok.  Benarkah klaim-klaim itu?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi klaim itu menggunakan reverse image search Yandex, Google Maps, dan informasi relevan dari sumber-sumber kredibel. Ditemukan sejumlah teori yang berkembang mengenai fenomena tanah di Arab yang disebut mengandung gaya magnet tersebut.

Pencarian menggunakan Google Maps berhasil mengidentifikasi bahwa lokasi pengambilan video yang beredar itu di kawasan Wadi e Jin. Kawasan yang juga disebut jalan Lembah Jin itu, berdekatan dengan Jabal Magnet alias Bukit Magnet, yang termasuk wilayah pinggiran Kota Madinah, Arab Saudi.

Air yang dituang dalam video mengarah ke permukaan aspal yang lebih rendah. Ilusi optik menyebabkan jalan yang menurun ke arah selatan itu justru tampak seperti menanjak, sehingga seakan-akan air yang dituang mengalir ke dataran yang lebih tinggi.

Lokasi tersebut berada dalam formasi tiga bukit batu dengan puncak yang runcing. Kondisi itu sama dengan yang ditemukan di Google Maps 360 untuk lokasi Wadi Jinn atau Lembah Jin di sebelah utara Kota Madinah.

Artikel dari Antara dengan format reportase lapangan menyatakan bahwa Jabal Magnet yang dipercaya tanahnya mengandung magnet, merupakan tempat yang berjarak 60 kilometer sebelah utara dari Kota Madinah. Terdapat jalan beraspal yang dikelilingi perbukitan batu, yang menjadi destinasi wisata.

Atraksi wisata utama justru perjalanan pulang menaiki bus, menuju selatan alias kembali ke Kota Madinah. Sopir akan mematikan mesin, namun bus akan tetap melaju di jalan yang tampak menanjak tersebut. 

Setelah kecepatannya mencapai 120 km/jam, mesin bus akan dinyalakan untuk menghindari celaka. Kendaraan yang terkesan berjalan sendiri secara menanjak itu jadi bukti bahwa wilayah itu, termasuk jalan beraspal sepanjang tiga kilometer, memiliki medan magnet yang besar. 

Cara lain membuktikan medan magnet di sana yang biasa dilakukan ialah, menuangkan air atau menidurkan botol di atas aspal, yang akan mengalir atau menggelinding ke arah selatan yang justru tanahnya tampak lebih tinggi.

Selain itu, ada cerita tradisional yang mengatakan adanya jin atau mahluk halus di sana, yang membuat kendaraan bergerak sendiri secara menanjak. Sementara secara ilmiah, muncul teori bahwa terjadi ilusi optik di sana sehingga jalan menurun tampak seperti jalan menanjak.

Ilusi optik tersebut terbentuk karena tak adanya horizon atau cakrawala garis batas pandang manusia, disebabkan banyaknya perbukitan. Adanya ilusi optik di Lembah Jin didukung bukti data ketinggian tanah di jalanan Lembah Jin.

Data berupa ketinggian tanah dari air laut dalam meter (MDPL), di sepuluh titik bertanda jalan Lembah Jin itu menunjukkan semakin ke selatan atau semakin mendekat ke Kota Madinah, dataran jalan itu semakin menurun.

Hal itu membuktikan bus yang mesinnya dimatikan, air yang dituang dan botol yang ditidurkan ke aspal di Lembah Jin, sesungguhnya terpengaruh gaya gravitasi bumi bergerak menurun ke arah selatan.

Dari arah utara ke selatan atau ke arah Madinah, secara berurutan ketinggian tanah adalah 953, 915, 901, 829, 779, 748, 703, 651, 576, dan 584 MDPL. Data itu diperoleh Tempo dengan memasukkan latitude dan longtitude sepuluh lokasi di jalan Lembah Jin, sepanjang 12,5 kilometer, ke aplikasi Elevation Finder dari website Freemaptools.com.

Artikel reportase yang dipublikasikan website Kementerian Agama (Kemenag) RI tahun 2009, menyatakan belum ada penelitian ilmiah yang diselenggarakan secara resmi untuk mengungkap fenomena yang terjadi di Lembah Jin tersebut. Sehingga berbagai versi teori masih hidup dan dipercaya masyarakat.

KESIMPULAN

Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim air yang dituang di jalan Lembah Jin mengalir ke selatan atau menanjak adalah keliru

Sesungguhnya bus mati mesin, air yang dituang, dan botol yang ditidurkan di jalan aspal Lembah Jin, bergerak sendiri menuju selatan yang sebenarnya merupakan jalan menurun.

Orang-orang yang beranggapan jalan ke arah selatan tersebut menanjak sebenarnya terpengaruh ilusi optik wilayah tersebut, karena tidak adanya horizon atau cakrawala, disebabkan banyaknya bukit batu. Kawasan dengan ilusi optik seperti itu juga ada di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]