Keliru, Jokowi Diberi Misi Oleh PBB Hentikan Perang Rusia-Ukraina
Rabu, 8 Februari 2023 20:30 WIB
Sebuah akun Facebook membagikan video dengan narasi Presiden Jokowi diberi misi oleh PBB untuk menghentikan Rusia-Ukraina. Video ini beredar pada 31 Januari 2023.
Pengunggah konten tersebut memasukkan sejumlah potongan video sejumlah pemimpin negara-negara di dunia, termasuk Presiden RI, Joko Widodo, yang bertemu dalam sebuah forum.
Dalam postingan berdurasi 8 menit 5 detik ini, narator video mengatakan Pemerintah Rusia berharap agar Presidensi Indonesia di kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia atau G20 pada tahun 2022 dapat menghasilkan agenda yang menyatukan negara-negara dunia dalam berbagai aspek.
Hingga berita ini diterbitkan, video tersebut sudah disukai 1,1 ribuan pengguna Facebook, 77 komentar dan 35 ribu kali tayang. Namun, benarkah klaim Jokowi diberi misi oleh PBB hentikan Rusia-Ukraina?
PEMERIKSAAN FAKTA
Verifikasi Tempo menunjukkan, kolase video itu gabungan dari beberapa agenda dan waktu berbeda yang diikuti Presiden RI, Joko Widodo, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang 29 Juni 2019, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Italia 30 Oktober 2021 dan acara The 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting 17 Februari 2022.
Pada pertemuan itu, Jokowi membahas sejumlah isu, seperti berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia, perjanjian kemitraan ekonomi, dan pemberdayaan perempuan. Dia sama sekali tidak ada membahas tentang dirinya diberi misi oleh PBB untuk menghentikan Rusia-Ukraina. Bukan hanya itu, di dalam video itu juga tidak ditemukan pernyataan PBB yang memberikan misi kepada Jokowi.
Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menggunakan tools Keyframe dan menelusurinya pakai Yandex Image Search.
Video 1
Fragmen 1
Presiden RI, Joko Widodo muncul pada detik ke-30 sedang menyampaikan pidato secara virtual. Ini sebenarnya potongan video Jokowi saat memberikan kata sambutan di acara The 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting pada 17 Februari 2022.
Narasi lengkap pidato Jokowi diunggah di channel YouTube dan situs resmi Sekretariat Kabinet. Jokowi mengatakan kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan yang lainnya. Sebaliknya, keruntuhan satu kawasan akan ikut meruntuhkan kawasan yang lainnya. Dalam situasi yang seperti ini, bukan saatnya untuk rivalitas. Bukan saatnya untuk membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia, apalagi yang membahayakan keselamatan dunia, sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini.
“Saat ini semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan. Kita harus fokus untuk bersinergi, untuk berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia tempat kita hidup, untuk segera bangkit kembali, pulih kembali,” kata Jokowi.
Video 2
Fragmen 2
Video menit ke-3:02 menampilkan Presiden RI, Joko Widodo bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan sedang berdiskusi dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dan sejumlah pejabat dari kedua negara.
Pertemuan bilateral kedua negara itu terjadi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Italia, 30 Oktober 2021. Di sana mereka membahas rencana kunjungan erdogan ke Indonesia pada awal tahun depan dan pembentukan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Turki atau IT-CEPA.
"Saya sarankan agar kita menugaskan Menteri Perdagangan masing-masing untuk segera mempercepat perundingannya. Tentu akan sangat baik jika IT-CEPA menjadi salah satu deliverable dari kunjungan Bapak Presiden tahun depan," ujar Presiden dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.TV.
Video 3
Fragmen 3
Fragmen video ketiga ini menunjukkan Presiden RI, Joko Widodo, sedang mengikuti pertemuan bersama sejumlah kepala negara di dunia. Tempo menemukan, ini adalah Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) di Osaka, Jepang pada 29 Juni 2019. Saat itu, Joko Widodo mengangkat isu pemberdayaan perempuan di Hadapan Para Pemimpin G20.
“Kita semua paham bahwa akses pendidikan dan pemberdayaan perempuan merupakan elemen penting untuk mencapai target Sustainable Development Goals. Dan itu memerlukan kerja sama kita semua,” kata Presiden dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden.
Terkait pendidikan, Presiden menegaskan perlunya penyesuaian sistem pendidikan saat ini yang menurutnya masih mengikuti pola pendidikan yang lama. Padahal, di era digital seperti sekarang ini, Presiden Jokowi menyadari adanya perubahan terkait pola mental dan pola pergaulan anak-anak di abad ke-21.
“Anak kita sekarang hidup di eranya YouTube Video yang rata-rata panjangnya hanya 12 menit, di eranya Instagram Video atau Twitter Video yang rata-rata panjangnya 6 menit atau bahkan sependek 1 menit. Dulu, anak-anak bergaul dengan misalnya naik sepeda bersama, sekarang anak kita bergaul dengan ramai-ramai main video game “Massive Multi-Player Online Game” seperti Fortnite dan Minecraft,” ujarnya.
Video 4
Fragmen 4
Dalam konten video ini juga menampilkan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada menit ke-5:05, yang bicara tentang Amerika Serikat dan Negara Barat lainnya menyeret Rusia ke dalam perang terkait retorika penyerangan ke Ukraina.
Dikutip dari AP, Vladimir Putin mencurigai Amerika Serikat karena selalu menuduh rusia menyiapkan serangan ke Ukraina, atas alasan itulah Amerika Serikat dan NATO memperkuat kehadiran pasukannya di Ukraina.
"Coba bayangkan Ukraina merupakan anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kami harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada orang yang memikirkan hal ini? Sepertinya tidak," ujar Putin seperti dikutip CNN Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim Jokowi diberi misi oleh PBB hentikan Rusia-Ukraina, adalah keliru.
Kolase video itu gabungan dari beberapa agenda dan waktu berbeda yang diikuti Presiden RI, Joko Widodo, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang 29 Juni 2019, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Italia 30 Oktober 2021 dan acara The 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting 17 Februari 2022.
Pada pertemuan itu, Jokowi membahas sejumlah isu, seperti berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia, perjanjian kemitraan ekonomi, dan pemberdayaan perempuan. Dia sama sekali tidak ada membahas tentang dirinya diberi misi oleh PBB untuk menghentikan Rusia-Ukraina. Bukan hanya itu, di dalam video itu juga tidak ditemukan pernyataan PBB yang memberikan misi kepada Jokowi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]