Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benar, Penelitian Guru Besar UNS Soal Gerakan "Ayo Kerokan" Dapat Obati Nyeri Otot

Selasa, 10 Januari 2023 20:39 WIB

Benar, Penelitian Guru Besar UNS Soal Gerakan

Melalui WhatsApp Chatbot Tempo, pembaca Cek Fakta Tempo mengirimkan informasi tentang Gerakan “Ayo Kerokan” yang diklaim bersumber dari hasil penelitian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Didik Gunawan Tamtomo.

Informasi tersebut memuat pesan bahwa pada tahun 2003-2005, Prof Didik Gunawan Tamtomo meneliti manfaat kerokan. Penelitian tersebut dilakukan dengan survei kuantitatif dan kualitatif terhadap 390 responden. Hasilnya, 90 persen mengaku kerokan saat ”masuk angin”.

Berdasarkan penelitian tersebut, Didik menemukan sejumlah manfaat dari kerokan yakni melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Kulit ari juga terlepas seperti halnya saat luluran.

Manfaat berikutnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.

Benarkah klaim di dalam informasi tersebut berdasarkan penelitian Didik Gunawan Tamtomo?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tempo, Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr., PAK,MM., M.Kes adalah guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.

Pada tahun 2008, Prof. Didik Tamtomo mengadakan penelitian yang berjudul Gambaran Histopatologi Kulit pada Pengobatan Tradisional Kerokan. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Laboratorium Anatomi FK UNS.

Untuk verifikasi pesan berantai ini, Tempo menelusuri jurnal penelitian dengan kata kunci “Kerokan” serta menghubungi Didik Gunawan. Tempo juga menelusuri profil peneliti pada website kampus, website jurnal kesehatan dan Google Scholar.

Profil Peneliti

Dilansir dari laman resmi Fakultas Kedokteran UNS, Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr., PAK,MM., M.Kes, merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran. Ia menempuh pendidikan Kedokteran Umum di Universitas Gadjah Mada 1976, S1 Kedokteran Keluarga S3 Universitas Sebelas Maret 2001, dan S3  Ilmu Kedokteran di Universitas Airlangga 2005.

Dilansir laman Google Scholar, pada tahun 2005, Dr. Didik Gunawan Tamtomo, mempublikasikan jurnal berjudul Kajian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan Myalgia. Jurnal ini diterbitkan Universitas Airlangga. 

Didik juga menulis  jurnal terkait pengobatan tradisional kerokan berjudul Gambaran Histopatologi Kulit pada Pengobatan Tradisional Kerokan, tahun 2013 dan Aktivasi Komplemen pada Jejas Mekanis Pengobatan Tradisional Kerokan, tahun 2018.

Penelitian tentang kerokan

Kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Didik Gunawan membenarkan isi pesan berantai tersebut. Ia mengatakan, pada tahun 2005 pernah melakukan penelitian biologi molekuler pada pengobatan tradisional kerokan.

“Isi pesan berantai tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang pernah saya lakukan. Namun bukan saya yang membuat pesan berantai tersebut,” kata Didik.

Dilansir dari artikel berjudul "Gambaran Histopatologi Kulit pada Pengobatan Tradisional Kerokan", Didik menuliskan bahwa penelitian ini dilaksanakan di Klinik Padma dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNS pada September 2004. Penelitian menggunakan 38 sampel yang kemudian dibagi menjadi Grup Perlakuan dan Grup Kelompok Kontrol, masing-masing 19 orang.

Penelitian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan Myalgia (nyeri otot) menyimpulkan dua hal, pertama: pada pengobatan kerokan terjadi reaksi inflamasi. Inflamasi merupakan suatu proses yang meliputi perubahan pembuluh darah, perubahan jaringan ikat dan interaksi berbagai jenis sel. 

Inflamasi bertujuan membersihkan jaringan yang mati; dan merupakan salah satu komponen penyembuhan karana dapat menyiapkan jaringan yang rusak  untuk proses penyembuhan. 

Kedua, pada pengobatan kerokan tidak terdapat kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit yang disebabkan gesekan uang logam  dengan kulit yang digunakan pada kerokan hanya terjadi pada lapisan stratum korneum. Stratum korneum merupakan lapisan terluar kulit ini berfungsi untuk menyerap air dan melindungi lapisan kulit yang lebih dalam. Proses kerusakan juga minimal karena pada proses pengobatan ini dipergunakan cairan pelicin.

Namun, Didik juga menuliskan bahwa penelitian ini perlu pengembangan lebih lanjut. Pengobatan tradisional kerokan perlu dikaji dari aspek lain dan diteliti juga kerugian atau dampak negatif yang ditimbulkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di atas, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan pesan perantai berjudul “Gerakan “Ayo Kerokan” adalah Benar.

Pesan berantai tentang pengobatan tradisional kerokan untuk mengobati nyeri otot (myalgia) bersumber dari penelitian Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, staf pengajar di Fakultas Kedokteran. Penelitian ini berfokus pada pengobatan nyeri otot, bukan pada gejala sakit lainnya. 

Meski begitu, Didik mengingatkan agar pengobatan tradisional kerokan perlu dikaji dari aspek lain dan diteliti  juga kerugian atau dampak negatif yang ditimbulkan. Masyarakat juga harus tetap meminta saran medis pada tenaga kesehatan untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang sesuai dengan sakit yang diderita.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id