Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Tentara Malaysia Akan Kirim Pasukan ke Perbatasan RI

Jumat, 23 Desember 2022 20:27 WIB

Keliru, Video Tentara Malaysia Akan Kirim Pasukan ke Perbatasan RI

Sebuah akun Facebook membagikan video dengan narasi tentara Malaysia akan mengirimkan pasukan ke perbatasan Indonesia - Malaysia.

Video tersebut berjudul “SIRINE PERANG BERKUMANDANG!! MILITER MALAYSIA SIAP MENYERBU PERBATASAN RI”. Di dalamnya terdapat mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, Presiden RI, Joko Widodo. Kemudian ditampilkan juga ratusan pasukan tentara bersenjata lengkap dan menembakkan amunisi.

Narator video tersebut mengatakan tentara Malaysia telah tiba di Australia, menurut seorang pejabat Malaysia. Mereka berada di lapangan Australia untuk memantau pengiriman senjata ke negara itu. Tidak jelas jumlah personil yang terlibat maupun lokasi mereka berada.

Sejak diunggah pada Kamis, 22 Desember 2022, video ini sudah mendapat 2,2 ribuan tanggapan, 871 komentar, dan 160 ribu kali tayang. Namun, benarkah militer Malaysia akan kirim pasukan ke perbatasan Indonesia - Malaysia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasilnya, video yang diunggah tidak berhubungan dengan narasi militer Malaysia akan kirim pasukan ke perbatasan Indonesia - Malaysia atau menyerbu RI. Karena topik yang dibicarakan masing-masing kepala negara berbeda-beda, seperti soal penyelesaian konflik, perubahan kebijakan negara, latihan militer hingga mengatasi permasalahan pangan.

Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo pertama melakukan fragmentasi video menjadi gambar dan menelusurinya menggunakan tools Yandex Image Search dan Google Reverse Image.

Video 1

Fragmen 1

Di awal video muncul Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, saat masih menjabat Perdana Menteri Malaysia. Potongan video ini sebelumnya terbit di New Straits Times pada 24 September 2022 dengan judul All countries should take in more Rohingya refugees, says PM [NSTTV].

Saat itu, Ismail menyampaikan Pernyataan Kebangsaan Malaysia pada Sidang Majelis Umum PBB (UNGA) terkait pengungsi Rohingya. Kata dia, Malaysia sangat menekankan pentingnya dunia mengatasi akar penyebab krisis Rohingya dan percayalah masalah ini tidak akan terselesaikan selama krisis di negara ini terus berlanjut.

Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia berperan penting dalam penyelesaian konflik. Misalnya terlibat dalam proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) sejak 2001.

Yang lebih memilukan, katanya, Dewan Keamanan tidak mengambil tindakan serius dalam menghadapi situasi ini dan bahkan dianggap mencuci tangan dan menyerahkan masalah ini ke Asean.

Dalam video ini, Ismail tidak ada bicara peperangan antara Australia dengan Indonesia, apalagi mengirim pasukan ke perbatasan negara tetangganya, Indonesia.

Video 2

Fragmen 2

Video detik ke-31 menunjukkan Anthony Albanese saat menyampaikan pidato pada saat pelantikannya sebagai Perdana Menteri Australia ke-31 menggantikan Scott Morrison pada Senin, 23 Mei 2022.

“Ini adalah hari besar dalam hidup saya tetapi hari besar bagi negara, ketika kita mengubah pemerintahan,” kata Albanese kepada wartawan di luar rumahnya di pinggiran kota Sydney menjelang upacara dikutip dari Kompas.com.

Dalam unggahan ini, Albanese berulang kali ditampilkan, namun topik yang dibicarakannya berbeda dari sebelumnya. Pada detik ke-49 ia muncul untuk memperkenalkan menteri baru pemerintahannya. Ia mengatakan kementerian baru itu juga mencetak rekor perwakilan perempuan.

Pada dua kesempatan itu, Albanese tidak ada membahas soal tentara Malaysia, terutama dalam hal perang dengan Indonesia. Sehingga isi video sama sekali tidak berkaitan dengan narasi yang disampaikan narator.

Video 3

Fragmen 3

Potongan video detik ke-46 menunjukkan Presiden RI, Joko Widodo menyampaikan arahan pada Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Juni 2022.

Dalam pemberitaan Detik.com pada Rabu, 15 Juni 2022 yang berjudul Lagi-lagi Produk Impor Buat Jengkel Jokowi hingga Bilang 'Bodoh Sekali, Jokowi disebut jengkel lantaran APBN-APBD masih digunakan membeli produk luar negeri. Sampai-sampai dia menyebut hal itu merupakan langkah bodoh.

"Maaf, kita ini pintar-pintar, tapi kalau caranya seperti itu, bodoh sekali kita. Saya harus ngomong apa adanya. Ini APBN loh, ini uang APBD loh, belinya produk impor. Nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain, apa nggak bodoh kita ini," ujar Jokowi.

Video 4

Fragmen 4

Pada fragmen video berikutnya menunjukkan  Tentara Nasional Indonesia, terutama saat latihan, termasuk pada menit ke-7:33, saat Panglima TNI, Hadi Tjahjanto berkunjung ke Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Rabu, 20 Desember 2017.

Sejumlah petinggi TNI yang hadir di antaranya Pangkostrad, Edy Rahmayadi, Kasad Jenderal Mulyono dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Jaswandi. Kehadiran Hadi disambut riuh yel-yel para prajurit Kostrad. Ada 2.200 prajurit Kostrad yang berjaga di lapangan hitam Madifiv 1 Kostrad. Berbagai alutsista juga disiagakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video militer Malaysia akan kirim pasukan ke perbatasan Indonesia - Malaysia, keliru.

Video yang diunggah tidak berhubungan dengan narasi militer Malaysia akan kirim pasukan ke perbatasan atau menyerbu RI. Video tersebut berisi rekaman peristiwa berbeda seperti soal penyelesaian konflik, perubahan kebijakan negara, latihan militer hingga mengatasi permasalahan pangan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id