Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19

Rabu, 22 Desember 2021 16:18 WIB

Menyesatkan, Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19

Narasi soal para atlet berjatuhan dan gagal jantung setelah vaksinasi Covid-19, beredar di Facebook. Salah satu akun memuat narasi itu beserta unggahan layar tangkapan informasi dan narasi yang diambil dari beberapa situs. 

Dalam tangkapan layar informasi tersebut berjudul Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19. Informasi itu memuat foto pertandingan sepak bola dengan salah satu atlet terlentang di lapangan. Narasi panjang yang disertakan memuat sejumlah informasi berikut:

  • Ada 69 atlet yang terjatuh pingsan dalam 1 bulan terakhir (bulan Oktober) dan banyak dari mereka yang meninggal dunia, menurut situs Free West Media.
  • Para atlet yang berjatuhan dan meninggal dunia dikaitkan dengan gagal jantung, miokarditis dan periokarditis sebagai sebagian dari efek samping “vaksin” Covid-19.

Tangkapan layar unggahan Narasi soal para atlet berjatuhan dan gagal jantung setelah vaksinasi Covid-19 yang beredar di Facebook.

PEMERIKSAAN FAKTA 

Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan tidak ada penelitian yang mengaitkan  vaksinasi Covid-19 dengan peningkatan masalah jantung pada atlet berusia muda.  

Mula-mula, Tempo menelusuri foto yang disertakan dalam tangkapan layar informasi berjudul Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19. Hasilnya, foto tersebut  bukan insiden yang terjadi di masa pandemi Covid-19. 

Dikutip dari situs Total Pro Sport, peristiwa itu terjadi saat pertandingan Liga Belgia pada Juni 2009, di mana pesepak bola Roeselare Anthony Van Loo terjatuh dan menderita serangan jantung melawan Antwerpen.

Tempo juga memeriksa artikel di situs Free West Media yang menjadi salah satu sumber narasi tersebut. Dalam artikel itu terdapat list 69 nama atlet yang diklaim pingsan karena terkena gagal jantung dan radang arteri di otak yang diklaim setelah menerima vaksin Covid-19. 

Dari beberapa nama atlet yang Tempo telusuri seperti Martin Lefèvre (16) from FC Agneaux, dikutip dari situs Foot Amaterur Prancis, atlet ini terkena peradangan arteri di otak. Tidak ada penjelasan bahwa peradangan ini dikaitkan dengan vaksin Covid-19.

Niels de Wolf, 27, atlet dari klub White Star Sombe Ke, Belgia, meninggal pada 7 Oktober 2021. Menurut situs berita HLN, Niels meninggal karena stroke setelah koma selama beberapa hari. 

Caddy golf Alberto Olguín dari Mexico benar meninggal lapangan golf selama acara PGA Tour Latinoamerica pada 9 Oktober 2021. Namun tidak ada keterangan mengenai penyebab kematiannya, seperti dilaporkan USA Today

Nama atlet hoki Boris Sadecky (24) dari Bratislava Capitals yang meninggal saat pertandingan karena miokarditis juga masuk dalam list itu. Namun klaim yang mengaitkan miokarditis tersebut dengan vaksin Covid-19 telah dibantah oleh organisasi pemeriksa fakta. 

"Sampai saat ini, saya tidak mengetahui adanya komplikasi jantung terkait vaksin COVID dalam olahraga profesional," kata Matthew Martinez, ahli jantung olahraga yang bekerja dengan National Football League, National Basketball Association, National Hockey League dan Major League Soccer, dikutip dari Politifact edisi 16 November 2021

Hal yang sama juga dikatakan Jonathan Kim, seorang profesor kedokteran dan kepala kardiologi olahraga di Emory University di Atlanta. "Saya tidak mengetahui adanya laporan bahwa vaksin pada atlet menyebabkan masalah jantung," katanya.

Dalam laporan Reuters, Profesor Jeffrey Morris, Direktur Biostatistik di University of Pennsylvania mengatakan perlu ada pembuktian yang serius untuk mengaitkan antara penyebab pesepakbola yang kolaps dan miokarditis (peradangan yang terjadi pada miokardium atau otot jantung) yang disebabkan oleh vaksin Covid-19.

“Saya belum melihat data atau makalah yang menghubungkan kaitan untuk mendukung jenis pernyataan ini. Jadi saya akan mengklasifikasikannya sebagai hipotesis yang didorong oleh laporan anekdot yang pasti layak ditindaklanjuti, tetapi tampaknya terlalu dini untuk mulai menyebarkan gagasan itu (disebabkan oleh vaksinasi),” kata Jeffrey kepada Reuter

Dia menambahkan, sejumlah besar laporan justru menunjukkan bahwa miokarditis yang diinduksi vaksin (dan infeksi) bersifat ringan dan cepat sembuh. Hanya ada satu makalah menunjukkan bahwa tingkat efek serius atau jangka panjang dari miokarditis jauh lebih tinggi pada miokarditis 'klasik' yang tidak terkait dengan COVID -19 daripada dari infeksi atau vaksin.”

Terakhir, Dr Jonathan Drezner, dari sekelompok dokter yang memantau kondisi jantung di kalangan atlet selama pandemi, juga menegaskan bahwa mengaitkan vaksin dengan kematian di lapangan olahraga adalah informasi yang salah. “Belum ada peningkatan serangan jantung mendadak atau kematian pada atlet muda,” katanya pada ABC

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19 adalah menyesatkan. Tidak ada bukti ilmiah yang dapat mengaitkan vaksinasi Covid-19 dengan meningkatnya kasus masalah jantung yang menyebabkan 69 atlet pingsan atau meninggal.  

Tim Cek Fakta Tempo