Keliru, Video 13 Siswa di Afrika Selatan Tewas Setelah Divaksin Covid-19

Kamis, 4 November 2021 17:56 WIB

Keliru, Video 13 Siswa di Afrika Selatan Tewas Setelah Divaksin Covid-19

Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga histeris saat menyaksikan belasan anak dalam kondisi tidak bergerak beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa sebanyak 13 anak di Arika Selatan tewas setelah vaksinasi Covid-19.

Di Facebook, video tersebut ibagikan akun ini pada 2 November 2021. Berikut narasi lengkapnya:

“13 anak sekolah di Afrika Selatan meninggal setelah mendapatkan OBAT SURGA FUCKSHIT KOPET19!!!!!!! Berita ini bbrpa X diunggah d iG namun dihapus pihak bi0 t3ch!!!!! Sadarlah skrg Smua ini adalah permainan #dajjallaknatullah dan anak buahnya!!!! Semua Owner #fuckhsit adalah Seorg Yahudi #Zionis laknatullah.. Zionis adlh musuh yg nyata khususnya bagi #UmatMuslim, Ssuai ap yg #ALLAH firmankan dan #RASULULLAH sabdakan!!!.”

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 200 kali dan mendapat 5 komentar. Apa benar ini video 13 siswa di Arika Selatan yang tewas setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19?

Tangkapan layar unggahan dengan klaim 13 anak di Afrika Selatan tewas usai divaksin Covid-19

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar hasil ragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, 14 siswa sekolah dasar di Kenya tewas terinjak-injak ketika mereka bergegas menuruni tangga saat pulang sekolah pada Februari 2020.

Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal TOP BUZZ MEDIA pada 26 Februari 2020 dengan judul, “13 ENFANTS MEUR*** DANS UNE BOUSCULADE DANS UNE ÉCOLE PRIMAIRE AU KENYA.”

Video identik lainnya pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Chekatv Muhsin pada 4 Februari 2020 dengan judul “BREAKING News :kakamega primary school mourning death of 13 students.”

Dilansir dari citizen.digital, korban tewas akibat terinjak-injak yang terjadi pada Senin malam di Sekolah Dasar Kakamega telah bertambah menjadi 14 orang setelah satu murid lagi meninggal karena luka-luka.

Kakamega Central OCPD David Kabena sebelumnya menyebutkan, jumlah pelajar yang tewas pada 13 dengan sedikitnya 39 terluka.

Gubernur Kakamega Wycliffe Oparanya mengatakan, ada informasi tambahan bahwa satu lagi korban meninggal di Panti Jompo Nala. Dua dari murid yang terluka dirawat di Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Rujukan Kabupaten Kakamega.

Menurut OCPD, peristiwa ini berawal saat siswa-siswa kelas lima ini hendak meninggalkan kelas mereka usai jam sekolah selesai. Kemudian mereka berdesakan saat turun tangga sekitar jam 5 sore.

Dilaporkan juga ada seorang guru di sekolah itu memukuli beberapa murid dan mendorong siswa lainnya untuk lari menuruni tangg. Sehingga beberapa dari mereka jatuh dan terinjak-injak sampai meninggal. Namun, penyelidikan lebih lanjut atas insiden tersebut sedang berlangsung.

Insiden itu terjadi di Sekolah Dasar Kakamega, barat laut ibu kota Nairobi, pada Senin sore. Laporan mengatakan anak-anak meninggalkan kelas untuk pulang sekitar pukul 17:00 waktu setempat (14:00 GMT) ketika peristiwa itu terjadi.

Menteri Pendidikan George Magoha mengkonfirmasi 14 kematian itu kepada media lokal. "Kehilangan seorang anak sangat menyakitkan. Belasungkawa saya kepada orang tua yang kehilangan anak-anak mereka," kata Magoha kepada Citizen TV.

Hampir 40 siswa lainnya terluka - beberapa kritis - dan dibawa ke rumah sakit, kata laporan. Beberapa dari mereka dibebaskan setelah menerima perawatan.

Penyebab terinjak-injak belum jelas. Tetapi komandan polisi Kakamega David Kabena mengatakan kepada media lokal bahwa penyelidikan telah berlangsung.

Dikutip dari allafrica.com, Komandan Polisi Wilayah Barat Peris Kimani membenarkan laporan itu, dengan mengatakan 20 orang dirawat di rumah sakit umum dan rujukan kabupaten itu dan dipulangkan.

Laporan menunjukkan bahwa para siswa kehabisan kelas pada jam 5 sore ketika tragedi itu terjadi. Dikatakan bahwa beberapa jatuh dari lantai tiga gedung.

Responden, termasuk polisi dan personel dari Masyarakat Palang Merah Kenya, pergi ke sekolah untuk menawarkan layanan darurat.

Gubernur Kabupaten Kakamega Wycliffe Oparanya bertemu dengan keluarga di tempat kejadian.

Mengutip abc.net.au, ini bukan pertama kalinya terjadi keruntuhan struktural di sebuah sekolah di negara Afrika. Pada September 2019, delapan siswa tewas dan 69 lainnya terluka ketika sebuah ruang kelas runtuh di sebuah sekolah dasar di Nairobi.

Berdasarkan arsip berita Tempo, 14 siswa sekolah dasar di Kenya barat tewas terinjak-injak ketika mereka bergegas menuruni tangga saat pulang sekolah pada Senin.

Sementara 39 siswa lain terluka parah dalam insiden yang terjadi di Sekolah Dasar Kakamega di Nairobi, kata surat kabar Daily Nation, mengutip Komandan Polisi Wilayah Barat Peris Kimani, dilaporkan Reuters, 4 Februari 2020.

"Kami kehilangan 14 dari mereka," Menteri Pendidikan George Magoha mengatakan kepada Citizen TV. "Kehilangan satu nyawa sama dengan kehilangan banyak kehidupan."

The Daily Nation melaporkan bahwa beberapa anak jatuh dari lantai tiga ketika mereka berlari. Menurut BBC, para murid berlari meninggalkan kelas sekitar pukul 5 sore waktu setempat.

"Saat pulang sekolah, mereka berdesakan menuruni tangga," kata Peter Abwao, juru bicara Palang Merah Kenya. "Kelas-kelas di sekolah ini memiliki tiga lantai."

Orang tua yang cemas menunggu di luar rumah sakit Kakamega untuk mengetahui kabar tentang anak-anak mereka.

"Belasungkawa tulus saya sampaikan kepada orang tua yang telah kehilangan orang yang dicintai dalam tragedi yang disayangkan dan disesalkan di Sekolah Dasar Kakamega. Saya berharap anak-anak yang terluka segera pulih dan saya berdoa agar Tuhan memberikan kekuatan kepada keluarga yang terkena dampak," kata mantan Perdana Menteri Raila Odinga di Twitter, dikutip dari Al Jazeera.

Raila Odinga, yang merupakan pemimpin oposisi Kenya, juga menyerukan penyelidikan langsung dan menyeluruh atas insiden di sekolah dasar ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa 13 siswa di Arika Selatan yang tewas setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19, keliru. Sebanyak 14 siswa yang tewas dalam video tersebut bukan diakibatkan vaksinasi Covid-19, melainkan mereka tewas terinjak-injak saat berdesakan menuruni tangga ketika pulang sekolah. Peristiwa itu terjadi di Kenya pada Senin, 3 Februari 2020, bukan Afrika Selatan.

TIM CEK FAKTA TEMPO