Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, Warga Afghanistan yang Telah Lama Menunggu Taliban Melempari Tentara Nasional yang Melarikan Diri

Kamis, 2 September 2021 20:48 WIB

Sesat, Warga Afghanistan yang Telah Lama Menunggu Taliban Melempari Tentara Nasional yang Melarikan Diri

Video berdurasi 1 menit 30 detik yang memperlihatkan sejumlah orang melempari iring-iringan kendaraan militer beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa sudah lama penduduk Afghanistan menanti kedatangan Taliban melempari tentara yang melarikan diri.

Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 15 Agustus 2021. Berikut narasi lengkapnya:

“SUDAH LAMA PENDUDUK AWAM MENANTIKAN KEDATANGAN TÂLÌBÀÑ. Tentera kerajaan boneka Afghanistan melarikan diri sebelum kedatangan Tàlîbâñ, dan penduduk awam Afghanistan melemparkan mereka dengan pelbagai objek sepanjang perjalanan.”

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 9.000 kali dan mendapat 25 komentar. Apa benar ini vieo warga Afghanistan yang telah lama menunggu Taliban melempari tentara yang melarikan diri?

Tangkaoan layar unggahan yang diklaim sebagai video warga Afghanistan yang telah lama menunggu Taliban melempari tentara yang melarikan diri

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikaasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi potongan-potongan gambar dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya, penelusuran dilakukan dengan menggunakan tool reverse image Google dan Yandex.

Hasilnya, warga Afghanistan melempari iring-iringan kendaraan militer dengan sepatu dan batu karena kecewa tentara nasional tidak melakukan perlawanan terhadap Taliban, bahkan melarikan diri.

Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Tahir Qayyum pada 15 Agustus 2021 dengan judul, “#Afghan National Army Kabul of Run.. Not fight 4 #AshrafGhani #Afghanistan self-defence some stone.”

Kanal inipun menuliskan keterangan bahwa Tentara Nasional Afghanistan tidak siap untuk memperjuangkan Ashraf Ghani, mereka melarikan diri dari kota Asadabad di provinsi Kunar, Afghanistan Timur kemarin dan menembakkan peluru ke udara hanya untuk membela diri dari beberapa pelempar batu.

Video yang sama juga pernah dimuat situs dnaindia.com pada 16 Agustus 2021 dengan judul, “Viral Video: Afghan citizens express displeasure with Afghanistan Army by throwing stones and shoes.”

Dalam keterangannya, situs tersebut menyebutkan bahwa warga Afghanistan sangat sedih dan kesal atas kegagalan tentara nasional. Mereka terlihat melemparkan sepatu dan batu ke tentara nasional.

Pejuang Taliban pada hari Minggu membuat kemajuan lebih lanjut di Afghanistan dan menguasai istana presiden di Kabul. Para pemberontak memasuki ibu kota di tengah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri ke Tajikistan untuk menghindari pertumpahan darah.

Sementara situs zeenews.india.com yang juga memuat video tersebut pada 16 Agustus 2021 mengatakan bahwa situasi di Afghanistan terus memburuk. Taliban telah merebut 25 dari 34 Ibu Kota Provinsi, termasuk Kandahar, Herat, Mazar-e-Sharif, dan Jalalabad. Setelah itu, beberapa visual muncul, menunjukkan warga setempat melemparkan batu dan sepatu ke arah truk tentara Afghanistan.

Dilansir dari Aljazeera.com, kepergian Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dari negara itu telah membuat warganya marah dan bingung ketika kelompok bersenjata Taliban berusaha merebut kembali kekuasaan setelah 20 tahun.

Minggu malam, diumumkan bahwa Ghani telah meninggalkan negara itu dengan beberapa anggota kabinetnya.

“Mantan Presiden Afghanistan telah meninggalkan Afghanistan... Dia telah meninggalkan negara di situasi ini [untuk itu] Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya,” Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah di laman Facebooknya.

Seorang politisi dari provinsi timur, yang tidak ingin disebutkan namanya, menggambarkan kepergian Ghani sebagai “aib”.

Politisi itu menuduh Ghani "berbohong kepada orang-orang selama ini" dan "menjaga orang-orang Afghanistan dalam kegelapan".

Politisi itu menunjuk pernyataan Ghani yang direkam sebelum pergi sebagai contoh berbohong kepada rakyat Afghanistan. Dalam pidato itu, Ghani yang tampak sedang membaca dari teleprompter, berjanji untuk "berkonsentrasi untuk mencegah perluasan ketidakstabilan, kekerasan dan pemindahan orang-orang saya." Namun, dalam beberapa jam dari pidato itu dua kota terbesar di Afghanistan, yakni Jalalabad dan Mazar-i-Sharif jatuh ke tangan Taliban.

Dilansir dari situs berita apnews.com, ribuan warga Afghanistan bergegas ke bandara utama Kabul, Senin, beberapa sangat putus asa untuk melarikan diri dari Taliban sehingga mereka memegang sebuah jet militer saat lepas landas dan jatuh hingga tewas. Setidaknya tujuh orang tewas dalam kekacauan itu, kata para pejabat AS.

Kerumunan itu datang ketika Taliban menegakkan kekuasaan mereka atas ibu kota berpenduduk 5 juta orang tersebut setelah serangan kilat di seluruh negeri. Tidak ada laporan besar tentang pelanggaran atau pertempuran, tetapi banyak penduduk tetap di rumah dan tetap takut setelah pengambilalihan pemberontak melihat penjara dikosongkan dan gudang senjata dijarah.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa warga Afghanistan yang telah lama menunggu Taliban melempari tentara yang melarikan diri, menyesatkan. Dalam video tersebut warga melempari tentara nasional Afghanistan karena kesal atas kegagalan mereka melawan Taliban dan memilih melarikan diri.

Sesaat setelah Ibu Kota Kabul jatuh ke tangan Taliban, ribuan warga Afghanistan bergegas ke bandara utama Kabul untuk melarikan diri dari Taliban. Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dilaporkan melarikan diri ke Tajikistan.

TIM CEK FAKTA TEMPO