Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Video Satpol PP Riau Banting Warga yang Hendak Salat Idul Adha di Masjid

Kamis, 22 Juli 2021 18:13 WIB

Keliru, Klaim Video Satpol PP Riau Banting Warga yang Hendak Salat Idul Adha di Masjid

Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) membubarkan ibu-ibu beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan deskripsi bahwa Satpol PP Riau banting warga yang hendak sholat Idul Adha di Masjid.

Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 21 Juli 2021. Akun inipun menuliskan narasi, “satpol pp riau.. banting masyarakat yg mau sholat di masjid untuk tidak sholat . astagfulirullah... share kawan..”.

Dalam video berdurasi 2 menit 16 detik tersebut juga terdapat narasi “KEJADIAN PAGI DIRIOW TIDK BOLEH SOLAT IDUL ADHA”.

Video ini beredar di tengah kebijakan anjuran salat Idul Adha di rumah yang dikeluarkan pemerintah beberapa hari lalu karena tengah menerapkan PPKM Darurat guna menekan kasus Covid-19.

Benarkah klaim video Satpol PP banting warga yang hendak salat Idul Adha di masjid ini?

Tangkapan layar video yang diklaim sebagai video Satpol PP melarang dan mengusir warga Riau yang hendak salat Idul Adha.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. Hasilnya, video tersebut telah beredar di internet sejak tahun 2018. Aksi kekerasan terjadi saat Satpol PP Kampar, Riau, mengamankan aksi unjuk rasa puluhan tenaga rumah tunggu kesehatan di kantor Bupati setempat.

Video yang identik dengan durasi yang lebih panjang dan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah juga ke Youtube oleh kanal DEEN AS SALAM pada 16 Juli 2018 dengan judul, “Satpol PP Kampar Tendang Ibu-ibu RTK yang demo di kantor Bupati Kampar Riau (Part I)”.

“Sedih melihat video ini. Mereka RTK bukan Anarkis mereka hanya ingin menuntut hak mereka yang tidak di gaji selama 7 bulan. Tak seharusnya mereka seperti itu,” bunyi keterangan video tersebut.

Video identik lainnya juga pernah dimuat ke Youtube oleh kanal Riau TV pada 18 Juli 2018 dengan judul, “DPRD KAMPAR KUTUK AKSI KEKERASAN OKNUM SATPOL PP”.

Menurut kanal Riau TV, anggota DPRD Kampar, mengutuk keras aksi dugaan tindakan kekerasan, yang dilakukan oleh oknum Satpol PP Kampar, saat mengamankan aksi unjuk rasa, puluhan tenaga rumah tunggu kesehatan atau RTK dan mahasiswa, di kantor Bupati Kampar. Mereka meminta hal ini segera di proses, oleh pihak berwenang.

Dikutip dari okezone.com, aksi kebrutalan anggota Satpol PP Kabupaten Kampar, Riau terekam kamera. Video tersebut beredar luas di media sosial hingga viral dan menuai banyak kecaman warganet. Mereka secara beringas memukuli demonstran yang sedang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor bupati.

Berdasarkan informasi yang beredar di medsos, insiden kekerasan ini bermula saat puluhan tenaga Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dan aktivis Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) Kampar melakukan unjuk rasa di kantor Bupati Kampar.

Namun, unjuk rasa tersebut justru berujung ricuh. Akibatnya, sebanyak dua demonstran dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkinang, Senin, 16 Juli 2018 sore akibat mengalami penganiayaan.

Dilansir dari Detik.com, Kapolres Kampar, AKBP Andri Ananta Yushistira, menjelaskan aksi bentrokan terjadi pada Senin, 16 Juli 2018 antara Satpol PP dengan tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK).

Para tenaga RTK ini mengajukan protes kepada Bupati Kampar karena hak-hak mereka tidak terpenuhi. Lewat demo, mereka berencana untuk menyegel kantor bupati.

"Jadi memang ada aksi unjuk rasa sudah berjalan beberapa hari mereka memaksa untuk rencananya menyegel kantor bupati terus dihalau oleh Satpol PP. Padahal hari itu masih jam kantor. Kalau disegel bagaimana orang kerja dan nggak ada alasan bagi mereka untuk menyegel," jelas Andri kepada detikcom, Rabu, 18 Juli 2018.

Usai bentrokan, proses mediasi dilakukan dari pihak kantor bupati, polisi dan tenaga RTK. Meski sebelumnya sempat kedua belah pihak membuat laporan terkait bentrokan.

Dilansir dari stus berita lokal, riauonline.co.id, Gubernur Riau Syamsuar menyebut berita heboh video Satpol PP yang mengusir masyarakat tidak boleh melaksanakan Salat Idul Adha adalah berita hoaks.

Peristiwa itu memang terjadi di Kampar pada tahun 2018, namun bukan mengusir jemaah yang salat melainkan demo mahasiswa.

"Jangan terpengaruh tentunya dengan berita hoax, yang ingin memecah belah diantara persaudaraan kita. Yang juga tentunya membuat berita-berita yang tidak benar, karena pada saat ini banyak sekali suasana yang ingin juga menganggu keamanan kita," kata Syamsuar, kepada RiauOnline, Rabu, 21 Juli 2021 di Masjid Raya Agung An-Nur Provinsi Riau.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Satpol PP Riau banting warga yang hendak salat Idul Adha di masjid, keliru. Aksi anggota Satpol PP dalam video tersebut sama sekali tidak terkait dengan pembubaran warga yang hendak salat Idul Adha di Masjid pada 20 Juli 2021, melainkan saat aksi unjukrasa sejumlah tenaga Ruang Tunggu Kehamilan (RTK) di Kantor Bupati Kampar, Provinsi Riau pada Juli 2018.

TIM CEK FAKTA TEMPO