Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Ini Video Sistem Persenjataan Israel saat Cegat Serangan Hamas

Senin, 7 Juni 2021 10:09 WIB

Keliru, Klaim Ini Video Sistem Persenjataan Israel saat Cegat Serangan Hamas

Video yang memperlihatkan sebuah sistem persenjataan yang mencegat sejumlah serangan udara dan menjatuhkan beberapa pesawat tempur beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa begitulah sistem persenjataan Israel bekerja saat mencegat serangan kelompok militan Palestina, Hamas.

Di Facebook, video berdurasi 55 menit 34 detik itu dibagikan oleh akun ini pada 18 Mei 2021. Akun itu pun menulis narasi, “This is how Israel defends itself with the interceptor about the attack of the Hamas group”. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 3,9 juta kali dan mendapat lebih dari 6.700 komentar.

Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang memuat klaim keliru terkait video yang diunggahnya. Video ini tidak terkait dengan serangan udara yang melibatkan Israel dan Hamas baru-baru ini.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan verifikasi Tempo, video di atas sama sekali tidak terkait dengan serangan udara yang melibatkan Israel dan Hamas baru-baru ini. Video itu merupakan gabungan dari sejumlah simulasi video game perang. Salah satu cuplikan dalam video ini pernah menyebar di media sosial dengan klaim keliru lainnya, bahwa pesawat supersonik Mikoyan-Gurevich MiG-25 Azerbaijan ditembak jatuh oleh Armenia dengan sistem senjata Shilka.

Untuk mendapatkan fakta tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVid. Selanjutnya, gambar-gambar tersebut ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex.

Hasilnya, ditemukan bahwa bagian awal video itu identik dengan video yang pernah diunggah di YouTube oleh kanal Compared Comparison pada 22 Juli 2020. Video ini berjudul “ArmA 3 - Counter-Rocket Artillery Mortar System in Action - Shooting Down Jets - Phalanx CIWS – Sim”.

Cuplikan selanjutnya identik dengan video yang pernah dimuat di YouTube oleh kanal Saionji Rei pada 22 Agustus 2020 dengan judul “A-10 Thunderbolt Warthog Thunderbolt CRAM Sius ARMA3”. Video yang sama pun pernah diunggah ke YouTube oleh kanal War Tactics pada 25 Januari 2021 dengan judul “Arma 3 Warthog Thunderbolt CRAM || Phalanx CIWS vs MA°-24”.

Saat terjadinya konflik antara Azerbaijan dan Armenia pada 2020 lalu, video tersebut menyebar di media sosial dengan klaim keliru, bahwa pesawat supersonik MiG-25 milik Azerbaijan ditembak jatuh oleh Armenia dengan sistem senjata 'Shilka'.

Arma 3 sendiri merupakan produk dari Bohemia Interactive yang telah menjadi pemain kunci dalam industri hiburan game PC selama 15 tahun terakhir. Didirikan pada 1999, Bohemia Interactive merilis game besar pertamanya Arma: Cold War Assault (awalnya dirilis sebagai Operation Flashpoint: Cold War Crisis) pada 2001.

Dikembangkan oleh tim kecil dan diterbitkan oleh Codemasters, game eksklusif PC ini sukses besar, terjual lebih dari 1,2 juta kopi, memenangkan beberapa penghargaan industri, serta dipuji oleh para kritikus dan pemain. Seiring dengan kesuksesan itu, Bohemia Interactive menciptakan ekspansi populer Arma: Resistance (awalnya dirilis sebagai Operation Flashpoint: Resistance) yang dirilis pada 2002.

Setelah merilis game debutnya, Bohemia Interactive mengambil berbagai proyek baru yang ambisius, dan terlibat dalam pembangunan bisnis spin-off yang sukses dalam game serius dan simulasi dengan game pertamanya untuk pelatihan: VBS1. Pada 2005, Bohemia Interactive merilis Operation Flashpoint: Elite* untuk Xbox, diikuti oleh Arma pada 2007, yang menandai rilis independen penuh studio pertama tanpa dukungan dari penerbit besar.

Sistem persenjataan Israel

Berdasarkan arsip berita Tempo, pasukan pertahanan Israel (IDF) mengklaim lebih dari 90 persen serangan udara yang dilakukan gerakan militan Palestina, Hamas, berhasil diblok dengan teknologi sistem pertahanan Iron Dome. Kabarnya, Hamas menghujani wilayah Israel dengan meluncurkan lebih dari 3 ribu roket sejak bentrokan meletus di Jalur Gaza di bulan Mei.

Israel memiliki 10 baterai sistem pertahanan Iron Dome yang dikerahkan di seluruh negeri, masing-masing dengan tiga hingga empat peluncur yang dapat menembakkan 20 peluru pencegat. Ini memberi kemampuan untuk meluncurkan hingga 800 rudal pada roket yang masuk, tanpa menghitung muatan ulang. Setiap baterai memiliki jangkauan antara 4-70 kilometer.

Tapi jumlah itu dianggap masih kurang. Para ahli berpendapat bahwa Israel membutuhkan total 13 baterai rudal untuk mempertahankan semua wilayahnya.

Israel juga memiliki berbagai sistem pertahanan rudal lainnya, termasuk Arrow untuk melawan rudal balistik dan David's Sling untuk kemampuan pertahanan menengah. Namun, Iron Dome, dianggap paling penting untuk menghadapi serangan dari Hamas.

Sistem pencegat dan penghancur rudal jarak pendek Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems Israel—perusahaan pertahanan milik negara bersama dengan Industri Dirgantara Israel. Pembangunannya sebagian didanai Amerika Serikat, yang total menyumbang $5 miliar untuk proyek tersebut.

Iron Dome pertama kali digunakan 10 tahun lalu untuk mencegat proyektil yang ditembakkan oleh Hamas dari Gaza. Perkembangannya dipercepat setelah perang selama sebulan dengan Hizbullah, gerakan Lebanon yang didukung oleh Iran, pada 2016 dan konflik dengan Hamas tiga tahun kemudian.

Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute for Defense and Security Studies menjelaskan sebagian besar dari kesuksesan Iron Dome adalah karena sistem radar canggihnya. Iron Dome mampu menentukan dengan cepat roket mana yang akan datang menyerang dan mendarat tanpa bahaya di tanah terbuka. Militer Israel mengatakan itu 90 persen efektif.

Karena dirancang untuk melawan roket jarak pendek dan bergerak lebih lambat, rudal yang digunakannya relatif kecil dan murah dibandingkan dengan yang digunakan di pertahanan udara lainnya. “Berbeda dari sistem rudal Patriot Amerika, dengan pencegat berharga antara $40-100 ribu,” kata Bronk, seperti dikutip dari Irish Times.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video sistem persenjataan Israel saat mencegat serangan Hamas, keliru. Video tersebut merupakan gabungan dari beberapa simulai video game perang Arma 3 yang dikembangkan oleh Bohemia Interactive. Pasukan pertahanan Israel (IDF) sendiri mengandalkan teknologi sistem pertahanan Iron Dome untuk memblok serangan udara Hamas.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id