Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Ini Foto Puing-puing KRI Nanggala yang Berhasil Dievakuasi

Kamis, 6 Mei 2021 11:13 WIB

Keliru, Klaim Ini Foto Puing-puing KRI Nanggala yang Berhasil Dievakuasi

Foto yang memperlihatkan bangkai sebuah kapal selam yang baru diangkat ke permukaan beredar di internet. Pada bangkai kapal selam ini, terlihat di bagian atas kapal tulisan “402”, yang dilingkari merah. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa puing-puing KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali pada 21 April 2021 lalu telah berhasil dievakuasi.

Selain memperlihatkan bangkai kapal selam, foto itu juga menunjukkan sejumlah wanita, yang salah satunya menangis. Ada pula dua wanita yang sedang berpelukan. Blog ini memuat foto itu dalam artikelnya pada 1 Mei 2021 yang berjudul “Tangisan Keluarga Korban Pecah, Tim Evakuasi Berhasil Angkat Puing Puing KRI Nanggala 402 Kepermukaan”.

Gambar tangkapan layar artikel terkait KRI Nanggala 402 di sebuah blog yang memuat foto hasil suntingan dari foto kapal selam milik Rusia, Kursk, yang hancur dalam sebuah ledakan besar pada 2000.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto itu dengan reverse image tool Source, Yandex, dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut adalah hasil suntingan dari foto bangkai kapal selam milik Rusia, K-141 Kursk, yang hancur dalam sebuah ledakan besar pada 12 Agustus 2000.

Foto yang dimuat oleh blog di atas merupakan thumbnail dari video yang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Suara Hati Sang Istri pada 1 Mei 2021. Video ini berjudul “Tangisan Keluarga Korban Pecah, Tim Evakuasi Berhasil Angkat Puing Puing Nanggala 402 Kepermukaan”.

Dalam keterangan videonya, disebutkan bahwa tim evakuasi gabungan KRI Nanggala 402 telah berhasil menggangkat hidrofon milik kapal selam tersebut dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) milik kapal penyelamat Singapura, MV Swift Rescue. Pemerintah pun memastikan akan terus melakukan evakuasi serpihan-serpihan dari KRI Nanggala.

Tempo kemudian menelusuri foto-foto dalam thumbnail video tersebut. Foto kapal selam yang terlihat dalam thumbnail video tersebut identik dengan foto yang pernah dimuat oleh situs berbahasa Rusia, Oir Mobi, dalam artikelnya pada 18 Februari 2020 yang berjudul "Kapal Selam Kursk". Namun, dalam foto ini, tidak terlihat tulisan “402” di bagian atas kapal.

Foto yang sama juga pernah dimuat oleh Tempo pada 24 April 2021 dalam artikelnya yang berjudul “6 Kecelakaan Kapal Selam Terburuk dalam Sejarah”. Berdasarkan arsip berita Tempo, kecelakaan Kursk dianggap sebagai salah satu bencana kapal selam terburuk yang dialami oleh Rusia. K-141 Kursk, kapal selam rudal bertenaga nuklir Project 949A Antey-class (Oscar II) dan berbobot 16 ribu ton, hancur dalam ledakan besar pada 12 Agustus 2000.

Ledakan itu menewaskan 118 awak kapal selam tersebut. Kapal selam Kursk tenggelam dalam gelaran latihan Angkatan Laut Armada Utara di Laut Barents. Dikutip dari Moscow Times, investigasi resmi menyimpulkan bahwa kegagalan salah satu torpedo berbahan bakar hidrogen peroksida Kursk yang memicu ledakan tersebut. Bencana kapal selam Kursk ini memicu berbagai kritik publik terhadap pemerintah Rusia dan Angkatan Laut.

Sementara foto yang memperlihatkan dua perempuan yang sedang berpelukan dalam thumbnail video tersebut merupakan foto saat Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui keluarga awak KRI Nanggala 402 di Koarmada II Surabaya, Jawa Timur. Video yang menunjukkan momen tersebut pernah diunggah ke YouTube oleh kanal milik stasiun televisi Kompas TV pada 25 April 2021 dengan judul “Penuh Haru, Mensos Risma dan Menko PMK Temui Keluarga Awak KRI Nanggala 402”.

Barang yang ditemukan dari KRI Nanggala

Berdasarkan arsip berita Tempo pada 24 April 2021, sejumlah barang telah ditemukan dari KRI Nanggala 402. Menyusul penemuan itu, kapal selam TNI Angkatan Laut tersebut dinyatakan berstatus subsunk atau tenggelam. “Barang-barang ini tidak dimiliki oleh umum dan dalam radius 10 mil tidak ada kapal lain yang melintas,” kata Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono.

Menurut Yudo, sejumlah barang yang ditemukan di sekitar lokasi terakhir kapal selam itu terlihat adalah pelurus tabung torpedo, bagian pembungkus pipa pendingin, dan pelumas untuk periskop. Tim pencari gabungan juga menemukan alas yang biasa digunakan oleh awak kapal untuk melaksanakan salat atau sajadah dan spons untuk meredam panas di kapal selam.

Yudo mengatakan benda-benda tersebut bisa keluar dari dalam kapal selam, karena diduga terjadi keretakan pada kapal tersebut. "Ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan di peluncur torpedo,” ujar Yudo.

Dilansir dari Kompas TV, pada 27 April 2021, tim evakuasi KRI Nanggala 402 juga berhasil menggangkat hidrofon menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV) milik kapal penyelamat Singapura, MV Swift Rescue. Hidrofon atau alat perekam suara bawah air merupakan bagian penting dari sistem sonar. Hidrofon milik KRI Nanggala ini berfungsi untuk mendeteksi kapal selam atau kapal di permukaan.

Asisten Perencanaan dan Anggaran TNI AL Laksamana Muda Muhammad Ali menjelaskan, selain hidrofon, tim evakuasi juga telah menemukan lokasi torpedo KRI Nanggala. Menurut Ali, tim masih melakukan pengangkatan serpihan kecil dari KRI Nanggala menggunakan ROV. Sedangkan untuk bagian yang besar akan dikoordinasikan lebih lanjut, sebab daya angkut ROV hanya 150 kilogram.

Menurut arsip berita Tempo pada 4 Mei 2021, Ali menyatakan belum bisa memastikan sampai kapan proses evakuasi KRI Nanggala 402 akan berlangsung. Pasalnya, terdapat sejumlah kendala di lapangan, salah satunya terkait kondisi alam di sekitar karamnya kapal selam tersebut.

"Masalah batas waktu itu tidak bisa tentukan karena tergantung medan, situasi. Di mana di Laut Bali kita ketahui juga ada internal wave yang disampaikan beberapa waktu lalu kita sudah sampaikan," ujar Ali saat jumpa pers di RS TNI AL Dr. Mintohardjo, Jakarta, pada 4 Mei 2021.

Dia menambahkan, dalam melakukan evakuasi, tim juga sangat berhati-hati, apalagi diketahui masih ada torpedo aktif yang ikut tenggelam bersama kapal. "Jadi, kita harus benar-benar hati-hati dan harus sabar. Saya minta ke rekan-rekan media mohon sabar untuk bisa tunggu rekan-rekan kita. Kita juga siapkan KRI kita, ada KRI Rigel dan beberapa kapal lagi untuk pengamanan," tuturnya.

Saat ini, tim baru berhasil mengangkat bagian kecil dari KRI Nanggala-402. Menurut dia, untuk pengangkatan badan kapal memerlukan pengait untuk diikatkan ke KRI Nanggala yang tenggelam di dasar laut. "Untuk mengangkat memang agak susah mungkin, karena untuk menempelkan pengait dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan (untuk mengaitkan)," katanya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut adalah foto puing-puing KRI Nanggala 402 yang telah berhasil dievakuasi, keliru. Foto itu merupakan hasil suntingan dari foto bangkai kapal selam K-141 Kursk milik Rusia yang hancur dalam sebuah ledakan besar pada 12 Agustus 2000. Sejauh ini, tim evakuasi KRI Nanggala baru menemukan serpihan-serpihan dari kapal selam milik TNI AL tersebut, seperti pelurus tabung torpedo, bagian pembungkus pipa pendingin, pelumas untuk periskop, alas salat, spons peredam panas, serta hidrofon.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id