Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, WHO Ubah Kebijakan bahwa Masker Tak Perlu Lagi Dipakai Kecuali Sakit

Rabu, 10 Februari 2021 18:24 WIB

Keliru, WHO Ubah Kebijakan bahwa Masker Tak Perlu Lagi Dipakai Kecuali Sakit

Klaim bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengubah kebijakannya, bahwa masker tidak perlu lagi dipakai kecuali sakit, beredar di media sosial. Klaim itu dilengkapi dengan gambar tangkapan layar artikel dari situs Principia Scientific International pada 25 Januari 2021 yang berjudul "WHO: You Do NOT Need To Wear A Mask".

Dalam artikel itu, disebutkan bahwa, pada 22 Januari 2021, WHO menyatakan tidak ada alasan medis ilmiah bagi orang sehat untuk memakai masker di luar rumah sakit. “Jika Anda tidak mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti demam, batuk, atau pilek, Anda tidak perlu menggunakan masker,” demikian narasi yang tertulis dalam artikel berbahasa Inggris tersebut.

Di Facebook, gambar tangkapan layar artikel itu dibagikan salah satunya oleh akun ini pada 30 Januari 2021. Akun tersebut menulis, "Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun." Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan 42 reaksi dan 40 komentar serta dibagikan 14 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru soal kebijakan WHO terkait pemakaian masker.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memeriksa klaim itu, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di situs resmi WHO dengan memasukkan kata kunci "You Do Not Need To Wear A Mask" ke kolom pencarian. Namun, tidak ditemukan informasi bahwa WHO pernah menyatakan hal tersebut.

Dalam publikasinya tentang masker yang diperbarui pada 1 Desember 2020, WHO masih menekankan pentingnya pemakaian masker bersama tindakan lainnya untuk mencegah penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari keramaian.

“Jadikan pemakaian masker sebagai hal yang biasa saat berada di sekitar orang lain. Penggunaan, penyimpanan, dan pembersihan atau pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk membuatnya efektif,” demikian pernyataan WHO dalam publikasinya, "All about masks in the context of Covid-19".

Pada Maret 2020 silam, atau di fase awal pandemi Covid-19, WHO memang pernah menyarankan penggunaan masker hanya untuk orang sakit. Dikutip dari Kompas.com, ketika itu, penggunaan masker memang masih menjadi perdebatan di antara banyak ahli. WHO tetap merekomendasikan untuk tidak menggunakan masker, kecuali dalam kondisi sakit karena Covid-19 atau merawat pasien.

"Tidak ada bukti khusus yang menunjukkan pemakaian masker oleh populasi massal memiliki potensi manfaat," kata Michael Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss, pada 31 Maret 2020.

Namun, pada 4 April 2020, WHO mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO menyatakan masker dapat membantu dalam merespons pandemi Covid-19. “Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini," ujar Ryan.

WHO pun menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19. Pernyataan tersebut muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Sampai hari ini, kebijakan WHO agar setiap orang menggunakan masker belum dicabut, sebagaimana ditunjukkan dalam publikasi WHO di atas.

Media Bias Fact Check, organisasi independen yang berfokus pada bias media, pun mengkategorikan Principia Scientific International sebagai situs yang tidak kredibel. Situs asal Inggris itu dinilai sebagai situs konspirasi dan menyajikan pseudosain yang mempromosikan propaganda anti-vaksin dan misinformasi terkait perubahan iklim.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa WHO mengubah kebijakannya bahwa masker tidak perlu lagi dipakai kecuali sakit, keliru. Di awal pandemi Covid-19, pada Maret 2020, WHO memang menyarankan penggunaan masker hanya untuk orang sakit. Namun, pada awal April 2020, WHO telah mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Kebijakan tersebut belum dicabut atau tidak berubah hingga saat ini.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]