Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Foto dan Narasi bahwa Dua Pelaku Teror Sigi dari Kelompok MIT Telah Ditembak Mati

Kamis, 3 Desember 2020 17:16 WIB

Keliru, Foto dan Narasi bahwa Dua Pelaku Teror Sigi dari Kelompok MIT Telah Ditembak Mati

KLAIM

Dua foto yang diklaim sebagai foto dua pelaku teror di Sigi, Sulawesi Tengah, yang telah ditembak mati beredar di Facebook. Foto ini beredar beberapa hari setelah terjadinya pembunuhan terhadap empat orang dalam satu keluarga di Desa Lembantongoa, Sigi, pada 27 November 2020 oleh orang tak dikenal. Para pelaku juga membakar enam rumah warga dan satu rumah tempat pelayanan umat. Polisi menduga pelaku merupakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Salah satu akun yang membagikan dua foto beserta klaim tersebut adalah akun Effendy Rahmat, yakni pada 1 Desember 2020. Akun ini menulis, “Dua Buron Teroris Anggota Mujahidin Indonesia Timur di Poso Ditembak Mati. Akhirnya terbunuh juga, pembunuh 4 nyawa satu keluarga yg tak berdosa di Sigi, Palu." Hingga artikel ini dimuat, unggahan tersebut telah mendapatkan lebih dari 500 reaksi dan 94 komentar serta dibagikan lebih dari 500 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Effendy Rahmat.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital kedua foto di atas dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa salah satu foto, yakni foto pria yang memegang senapan, tidak terkait dengan aksi teror di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, pada 27 November 2020.

Foto tersebut pernah dimuat oleh Kumparan.com pada 8 November 2020 dalam artikelnya yang berjudul “Bojes, DPO MIT Poso Pernah Muncul di Palu pada 2019”. Kumparan.com memberikan keterangan bahwa pria itu adalah Wahid alias Aan alias Bojes, salah satu anggota kelompok Muhajidin Indonesia Timur (MIT) Poso, yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Dilansir dari Detik.com, pada 17 November 2020, dua anggota kelompok MIT yang masuk dalam DPO ditembak mati oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Komisaris Besar Didik Supranoto, dua DPO itu adalah Wahid alias Aan alias Bojes dan Aziz Arifin alias Aziz yang sempat terendus berkeliaran di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Adapun foto lainnya, yang menunjukkan seorang pria yang tewas, belum terkonfirmasi. Meskipun demikian, wajah pria dalam foto ini identik dengan wajah Wahid alias Aan alias Bojes.

Pasca aksi teror di Desa Lembantongoa, Sigi, yang menewaskan empat orang dalam satu keluarga itu, Polri telah menurunkan Satgas Tinombala ke wilayah tersebut pada akhir November lalu. Namun, hingga 3 Desember 2020, berdasarkan pemberitaan media, belum ada pelaku aksi teror tersebut yang ditangkap oleh Polri. Tidak ada pula peristiwa ditembak matinya dua anggota MIT yang terkait dengan teror tersebut. Saat ini, satgas masih memburu Ali Kalora, pentolan MIT yang disebut sebagai dalang pembantaian di Sigi.

Satgas Tinombala pun justru dikritik. Dilansir dari arsip berita Tempo, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai pemerintah perlu mengevaluasi kinerja Satgas Tinombala. Pasalnya, ribuan personil TNI-Polri sudah diterjunkan bertahun-tahun untuk memburu kelompok MIT yang jumlahnya tidak sampai 20 orang. Namun, tugas itu tak kunjung selesai.

Menurut Khairul, kemunculan kelompok MIT yang ditengarai sebagai dalang pembunuhan satu keluarga di Desa Lembantongoa, Sigi, menandakan bahwa Satgas Tinombala gagal menghentikan konsolidasi dan eksistensi MIT. Ia pun mengaku sempat khawatir ketika Satgas Tinombala hibernasi dan akhirnya mengakibatkan organisasi MIT bisa berkonsolidasi dan kembali eksis.

Direktur Imparsial Al-Araf mengatakan hal serupa. Ia meminta pemerintah mengevaluasi kinerja Satgas Tinombala yang sudah berjalan sejak 2016 di Poso, Sulawesi Tengah. Masa tugas Satgas ini akan rampung pada akhir Desember 2020. "Operasi keamanan yang dilakukan harus lebih terencana dan terukur sehingga menghasilkan kerja yang efektif untuk mengatasi itu," kata Al Araf saat dihubungi Tempo.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto dan klaim bahwa dua pelaku teror di Desa Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, yang diduga merupakan anggota MIT telah ditembak mati, keliru. Satu dari dua foto di atas merupakan foto Wahid alias Aan alias Bojes, salah satu anggota kelompok MIT Poso yang masuk dalam DPO yang ditembak mati oleh Densus 88 pada pertengahan November 2020. Hingga 3 Desember 2020, Satgas Tinombala yang diterjunkan Polri ke Sigi pun belum menangkap pelaku aksi teror di Sigi yang diduga dilakukan oleh anggota MIT.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id