Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Mahfud MD Sebut Tepuk Islam Yes Kafir No Menyakitkan?

Kamis, 16 Januari 2020 15:30 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Mahfud MD Sebut Tepuk Islam Yes Kafir No Menyakitkan?

Video yang memperlihatkan sebuah kreasi tepuk Pramuka, yakni tepuk anak saleh, di salah satu sekolah dasar di Yogyakarta viral di media sosial. Tepuk anak saleh tersebut menuai polemik lantaran disertai dengan narasi "Islam yes, kafir no".

Rekaman tepuk "Islam yes, kafir no" itu pun dibagikan oleh akun Instagram @indonesiabertauhid, yakni pada Selasa, 14 Januari 2020. Namun, video tersebut telah dimanipulasi dengan menambahkan foto Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD pada bagian depan.

Terdapat pula tulisan di bawah foto Mahfud yang berbunyi, "Mahfud MD: Itu (tepuk anak sholeh, Islam-Islam, Yes. Kafir-kafir, No) menyakitkan sekali. Apalagi dilakukan oleh orang yang mengaku beragama."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram @indonesiabertauhid yang memuat informasi keliru mengenai pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD.

Dalam caption-nya, akun ini menulis:

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Prof Mahfud MD menyebut, munculnya tepuk anak sholeh oleh pembina Pramuka di Yogyakarta merupakan bentuk tindakan yang merendahkan keberagaman dan keberagamaan.

"Itu (tepuk anak sholeh, Islam-Islam Yes, Kafir-kafir No) menyakitkan sekali, apalagi dilakukan oleh orang yang mengaku beragama," kata dia.

Di hadapan wartawan, ia mengatakan, apa yang terjadi itu tidak baik untuk keutuhan bangsa. Saat ditanya langkah terbaik yang perlu diambil selanjutnya, Mahfud MD menyebut pembinaan bagi guru atau pembina Pramuka yang bersangkutan.

"Pembinaan dulu aja dah. Jangan-jangan gurunya agak bego kali, dipanggil dulu, ditanya dulu saja pembina Pramuka-nya. Masa sampai ada yel-yel seperti itu?" kata dia, usai menjadi pembicara dialog kebangsaan di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (14/1/2020).

Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun @indonesiabertauhid tersebut telah ditonton lebih dari 150 ribu kali dan dikomentari lebih dari 1.700 kali.

Benarkah Mahfud MD menyebut tepuk "Islam yes, kafir no" menyakitkan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, caption yang ditulis akun @indonesiabertauhid berasal dari berita di situs media Suara.com. Berita yang dimuat pada 14 Januari 2020 itu berjudul "Geger Yel Berbau SARA, Mahfud MD: Merendahkan Keberagaman dan Keberagamaan".

Namun, setelah isi berita itu ditelusuri, tokoh yang menyebut tepuk "Islam yes, kafir no" menyakitkan adalah agamawan sekaligus budayawan, Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus, bukan Mahfud MD. Berikut ini pernyataan lengkap Gus Mus seperti dikutip dari berita tersebut:

"Itu (tepuk Islam yes, kafir no) menyakitkan sekali, apalagi dilakukan oleh orang yang mengaku beragama. Semua orang beragama tentu tahu, Tuhan itu maha pengasih. Menciptakan agama (yang) rahmatan lil alamin, kasih sayang untuk alam semesta. Kalau dengan saudara sendiri saja tidak bisa kasih sayang, bagaimana dengan yang lainnya?"

Gambar tangkapan layar berita di Suara.com yang memuat pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD soal tepuk anak saleh "Islam yes, kafir no".

Adapun Mahfud MD menyatakan bahwa tepuk Pramuka yang disertai yel-yel berbau SARA tersebut adalah tindakan yang merendahkan keberagaman. Mahfud pun meminta agar pembina Pramuka yang mengajarkan tepuk tersebut dipanggil. "Pembinaan dulu aja dah. Jangan-jangan gurunya agak bego kali, dipanggil dulu, ditanya dulu saja pembina Pramuka-nya. Masa sampai ada yel-yel seperti itu?"

Pernyataan Gus Mus serta Mahfud MD itu juga dimuat oleh situs media Tirto.id. Dalam acara dialog kebangsaan dengan tema "Merawat Persatuan, Menghargai Keberagaman" di Universitas Islam Yogyakarta pada 14 Januari 2020 tersebut, Gus Mus berkata:

"Kemarin saya baca itu, sakit sekali saya merasa. Kok ada pramuka, kok yel-nya Islam yes kafir no. Wong mendem (orang mabuk) kok sampai begitu. Itu nyekoki-nya bagaimana? Itu merusak betul. Merusak. Menyakitkan sekali karena itu dilakukan oleh orang yang mengaku beragama."

Sementara Mahfud MD, dalam kesempatan yang sama, mengatakan bahwa yel-yel tersebut tidak seharusnya diajarkan dalam kegiatan Pramuka. Yel-yel itu, kata dia, merendahkan keberagaman yang ada di Indonesia. Bahkan, yel-yel 'Islam yes kafir no' tersebut juga dinilainya bisa merusak keutuhan bangsa.

Terkait kasus yel-yel yang diajarkan dalam pramuka itu, Mahfud meminta agar si pembina tersebut dipanggil dan dilakukan pembinaan. "Pembinaan saja dulu, dipanggil. Jangan-jangan gurunya (pembina pramuka) agak bego kali. Panggil saja gurunya dulu. Masa ada yel-yel begitu," kata Mahfud.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa Menkopolhukam Mahfud MD menyebut tepuk anak saleh "Islam yes, kafir no" menyakitkan adalah narasi yang keliru. Pernyataan bahwa tepuk anak saleh menyakitkan dilontarkan oleh agamawan sekaligus budayawan, Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus. Sementara Mahfud MD mengatakan tepuk "Islam yes, kair no" adalah tindakan yang merendahkan keberagaman.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id