Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Polisi Pukul Mahasiswa Demonstran yang Dirawat di Rumah Sakit?

Rabu, 25 September 2019 15:47 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Polisi Pukul Mahasiswa Demonstran yang Dirawat di Rumah Sakit?

Video yang disebut berisi rekaman polisi pukul mahasiswa demonstran yang dirawat di rumah sakit viral di media sosial. Video yang diambil dari rekaman kamera pengawas itu memperlihatkan sejumlah petugas yang memasuki ruang perawatan di sebuah rumah sakit dan menyerang seorang pasien.

Salah satu yang mengunggah video itu adalah kanal Music Viral di YouTube. Video itu diberi judul "Polisi Pukul Mahasiswa Saat di Rumah Sakit Sampai Babak Belur". Namun, tidak ada keterangan di mana peristiwa itu terjadi.

Gambar tangkapan layar video yang diunggah kanal Music Viral di YouTube.

Akun tersebut hanya memberikan keterangan bahwa peristiwa itu terjadi pada Selasa, 24 September 2019. Di hari itu, demonstrasi mahasiswa yang menolak sejumlah Rancangan Undang-Undang yang bermasalah tengah berlangsung di sejumlah daerah.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video serupa telah banyak beredar di kanal YouTube. Umumnya, video-video itu diberi judul dengan bahasa Thailand. Salah satunya adalah video yang diunggah oleh kanal Thairath.

Gambar tangkapan layar video yang diunggah kanal Thairath di YouTube.

Peristiwa ini pun ramai diberitakan oleh media Thailand, salah satunya oleh laman Siamrath.co.th. Menurut situs itu, peristiwa pemukulan pasien tersebut terjadi di Rumah Sakit Universitas Burapha, Thailand, pada 18 Agustus 2019.

Direktur Rumah Sakit Universitas Burapha, Suriya Prangnamchai, mengatakan sekelompok pria berbadan tegap memasuki ruang gawat darurat dan menyerang seorang pasien saat tengah hari. "Pria yang dihantam adalah pria yang lebih muda,” katanya.

Saat itu, menurut Suriya, tidak ada yang berani masuk ke ruang perawatan itu karena perawat yang sedang bertugas adalah perawat wanita. Para pria itu datang dengan suara berisik dan menerobos ruang perawatan.

Dilansir dari laman Khaosodenglish.com, peristiwa itu terkonfirmasi dilakukan oleh dua relawan polisi terhadap seorang korban kecelakaan motor. Menurut administrator lokal, Pakasit Sueksongkram, kedua petugas itu telah ditegur.

Pakasit mengatakan peristiwa ini berawal ketika korban menolak untuk berhenti di sebuah pos pemeriksaan dan menabrak salah satu relawan polisi yang menjaga barikade. Relawan polisi itu pun terluka cukup serius di mana kedua kakinya patah.

"Saya menegur mereka dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus berpikir sebelum melakukan sesuatu karena mereka adalah petugas keamanan," kata Pakasit tanpa menyebut nama kedua petugas itu.

Sementara pria yang dipukuli oleh kedua petugas itu, menurut Pakasit, adalah anggota geng pembalap jalanan.

Pakasit mengatakan bahwa Gubernur Chonburi serta kepala distrik di sana telah diberitahu tentang serangan itu. Mereka kemungkinan bisa mengeluarkan hukuman tambahan kepada dua relawan polisi yang memukuli pasien itu.

Juru bicara kepolisian, Krissana Pattanacharoen, mengatakan kedua pria yang meninju pasien itu bukan anggota polisi. Meskipun begitu, menurut dia, kepolisian akan membentuk komite pencari fakta untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

"Meskipun pria yang diserang adalah seorang tersangka, polisi tidak memiliki hak untuk melukainya," kata Krissana. Ia menambahkan bahwa pihak rumah sakit dapat mengajukan tuntutan pidana atas pelanggaran tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan sumber yang ada, judul video yang menyebut polisi pukul mahasiswa demonstran yang dirawat di rumah sakit keliru. Video itu berisi rekaman peristiwa yang terjadi di Thailand, bukan di Indonesia.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cekfakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id