Keliru: Video Ritual Uang Gaib dari KH. Syamsudin di TikTok

Rabu, 6 Agustus 2025 17:35 WIB

Keliru: Video Ritual Uang Gaib dari KH. Syamsudin di TikTok

SEJUMLAH video pendek yang dikaitkan dengan ritual untuk mendatangkan uang secara mudah dari KH. Syamsudin, beredar di TikTok.  

Akun @kyai.khumaidi.kumar contohnya, mengunggah video dengan narasi tambahan bahwa bahwa Presiden Prabowo hadir untuk membuktikan ritual penggandaan uang tersebut. Akun lainnya, @k.h.samsuddin54 mengunggah video yang memperlihatkan anggota polisi bersenjata dengan narasi “penjagaan yang ketat saat uang dicairkan”. Akun @kyaisyamsuddin908 juga mengunggah video dengan klaim serupa dengan narasi “warga membludak ke rumah kyai saat tahu ada ritual dana tanpa tumbal.”

Benarkah tiga video itu terkait dengan ritual pengadaan uang gaib untuk warga?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi konten-konten tersebut dengan pencarian gambar terbalik dan membandingkan melalui media yang kredibel. Hasilnya, video-video tersebut tidak berkaitan dengan ritual mendapatkan uang untuk warga.

Video 1

Foto dan video yang digunakan dalam kolase konten pertama pernah dipublikasikan oleh Harian Disway pada 26 Desember 2023 dan akun TikTok Kemhan RI. Sebenarnya foto tersebut merupakan momen pertemuan Prabowo Subianto dengan ulama di Aceh pada 26 Desember 2023. Saat itu, Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan. 

Dikutip dari Tribunnews, dalam kunjungan itu, Prabowo disambut dengan upacara adat peusijuek yang dipimpin oleh Tgk H Sofyan Mahdi Abon Arongan. Upacara peusijuek merupakan prosesi adat istiadat masyarakat Aceh agar selalu memperoleh keselamatan, keberkahan, kesejahteraan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Video 2

Video yang menunjukkan sejumlah besar orang berdesakan, identik dengan berita CNN Indonesia pada 17 Maret 2023. Video itu diambli saat ribuan pencari kerja tengah mengantri dalam acara bursa kerja yang digelar Pemkot Bekasi, pada 16 Maret 2023. 

Laman Bekasi.go.id menjelaskan, bursa kerja tersebut digelar di Selasar Gate 22 Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi. 

Video 3

Anggota polisi dengan senjata lengkap yang ditampilkan dalam video ketiga sesungguhnya bukan sedang menjadi ritual seperti klaim yang dituliskan. Potongan gambar itu merupakan momen anggota polisi itu tengah menjaga mobil milik Bank Indonesia. Tempo menemukan  logo Bank Indonesia (BI) di bagian mobil tersebut. Kendaraan itu memang sering digunakan untuk melayani penukaran uang baru.  

Konten Penipuan Keuangan dengan Modus Uang Gaib KH. Syamsudin 

Tempo menemukan setidaknya 329 akun yang menggunakan kombinasi nama @kiyai.samsudin atau @kiyaisyamsudin di TikTok. Sebagian besar akun ini menggunakan foto profil yang mirip. Narasi yang disebarkan juga seragam yakni untuk mengajak warga untuk memperoleh uang gaib dengan ritual dari KH Syamsudin.

Tim Cek Fakta Tempo kemudian juga menganalisis tiga video sebagai sampel dengan alat pendeteksi akal imitas, AI Detector. Dari tiga video tersebut (video 1, 2 3), menunjukkan ada pelibatan teknologi kecerdasan buatan untuk memproduksi konten-konten tersebut.   

Sejumlah akun tersebut, bahkan mencantumkan nomor WhatsApp yang dapat dihubungi oleh warga jika ingin mendapatkan dana gaib dari KH. Syamsudin.  

Dari ciri-ciri itu, ratusan konten dengan narasi tersebut bertujuan untuk menipu warga. Dalam arsip berita Tempo menunjukkan, ada sekitar enam kasus dengan modus penggandaan uang. Di antaranya kasus Agus IS dan Slamet Tohari di Jawa Tengah, Wowon dan Duloh di Jawa Barat, Ustadz Herman di Bekasi, dan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Jawa Timur. 

Berdasarkan penyelidikan polisi, pelaku memberi iming-iming menggandakan uang dengan cara gaib namun nyatanya penipuan. Banyak warga yang jadi korban dan kehilangan uang yang mencapai miliaran rupiah.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, klaim video terkait dengan ritual dana KH. Syamsudin adalah keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]