Menyesatkan: Rekaman Tornado di Indonesia pada 3 Agustus 2025

Rabu, 6 Agustus 2025 17:31 WIB

Menyesatkan: Rekaman Tornado di Indonesia pada 3 Agustus 2025

SEBUAH video yang diklaim sebagai dampak tornado di sebuah kota di Indonesia pada 3 Agustus 2025, beredar di TikTok [arsip].

Video itu memperlihatkan gedung dan rumah-rumah diterpa angin kencang, diikuti narasi tertulis, “Video full rekaman tornado dahsyat di indonesia 3/8/2025. Satu kota porak poranda.” 

Namun, benarkah video itu adalah rekaman tornado di Indonesia pada 3 Agustus 2025?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi konten itu dengan aplikasi pencarian gambar terbalik dari Google. Hasilnya, video tersebut bukan rekaman tornado, melainkan angin puting beliung di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. 

Salah satu klip juga bukan dampak bencana puting beliung di Kerinci tersebut.

Klip 1

Frame gedung yang roboh dalam klip yang beredar, sesungguhnya tidak terjadi di Indonesia. Menurut CNN, lokasi gedung itu  berada di Taiwan yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter pada awal Februari 2018.

Gedung bernama Yun Men Tsui Ti itu, berada Kota Hualien, Taiwan. Saat itu, gempa bumi menyebabkan sembilan orang tewas dan 270 orang terluka.

Klip 2

Sementara klip yang memperlihatkan atap rumah beterbangan adalah dampak bencana angin puting beliung di Kabupaten Kerinci, Jambi. Menurut Antara, bencana tersebut terjadi pada 2 Agustus 2025.

Bencana tersebut menyebabkan ratusan rumah di Kecamatan Kayu Aro rusak dengan 30 rumah di antaranya rusak berat. 

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kerinci Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci, Kurnianingsih menjelaskan, kemunculan angin puting beliung disebabkan terbentuknya awan konvektif atau awan penyebab hujan. Dia juga menjelaskan angin puting beliung biasanya muncul di area yang jarang vegetasi, misalnya permukiman yang jarang ditumbuhi pohon.

Pemkab Kerinci berjanji pada warga yang mengalami kerusakan rumah karena bencana tersebut, akan mendapatkan bantuan perbaikan rumah melalui Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci.

Beda Tornado dan Puting Beliung

Sebelumnya, Tempo pernah mempublikasikan artikel mengenai perbedaan tornado dan angin puting beliung. Dikutip dari Jdpb.bnpb.go.id, berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) No Kep.009 Tahun 2010, angin puting beliung adalah angin kencang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots atau 64,4 kilometer per jam. Angin puting beliung terjadi dalam waktu singkat, sekitar 5 menit di luas wilayah yang lokal, umumnya kurang dari 2 kilometer persegi.

Bencana angin puting beliung sebagai akibat dari peristiwa hidrometeorologis meningkat intensitas kejadiannya pada masa peralihan musim atau pancaroba. Proses terjadinya puting beliung berkaitan erat dengan fase tumbuh awan Cumulonimbus (CB). Angin puting beliung, menurut catatan BMKG, lebih sering terjadi pada siang hari atau menjelang sore. Pusaran angin ini cenderung muncul di daerah dataran rendah.

Sama halnya angin puting beliung, Tornado adalah kolom udara yang berputar untuk membentuk hubungan antara awan cumulonimbus dan permukaan tanah. Tornado seringkali dijumpai di wilayah Amerika Serikat.

Dikutip dari Britannica, tornado bersifat siklon. Artinya berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan. Namun, sekitar 5 persen dari tornado berputar secara antisiklonik, yakni berputar searah jarum jam di belahan bumi utara dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan.

Tornado memiliki kecepatan angin tangensial yang berkisar antara 125 hingga 160 meter per detik, atau 450 hingga 575 kilometer per jam. Rata-rata tornado berada di permukaan tanah selama sekitar 15 menit dan bertahan tiga jam untuk kasus terbesar.

Sekitar 90 persen tornado berhubungan dengan badai petir biasanya supercell. Sedangkan 10 persen kejadian lainnya berhubungan dengan awan kumulus yang berkembang pesat.

Secara singkat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menjelaskan, fenomena angin puting beliung memiliki skala kekuatan berputar dengan kecepatan kurang dari 70 kilometer per jam. Sedangkan untuk fenomena tornado kecepatan angin lebih dari 70 kilometer per jam.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan bencana puting beliung di sebuah kota di Indonesia adalah klaim yang menyesatkan.

Bagian video yang menunjukkan angin kencang memang benar terjadi di Kabupaten Kerinci pada 2 Agustus 2025. Namun angin kencang itu bukan tornado melainkan angin puting beliung. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]