Keliru: Video Mobil Berisi 30 Ton Ginjal Manusia

Senin, 4 Agustus 2025 08:39 WIB

Keliru: Video Mobil Berisi 30 Ton Ginjal Manusia

SEBUAH video yang diklaim sebagai penggerebekan sebuah mobil berisi 30 ton organ ginjal manusia, beredar di WhatsApp, Facebook [arsip] dan Instagram pada 21 Juli 2025. 

Video itu memperlihatkan sejumlah petugas berseragam dan bersenjata mengelilingi sebuah mobil box pada malam hari. Narator dalam video itu menjelaskan bahwa mobil itu membawa 30 ton ginjal dan organ tubuh manusia untuk diperdagangkan secara ilegal di pasar internasional.

Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah ada penggerebekan mobil yang mengangkut 30 ton organ tubuh manusia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi video itu dengan memindainya menggunakan alat pendeteksi akal imitasi. Tempo juga bekerja sama dengan Deepfakes Analysis Unit (DAU) dari Misinformation Combat Alliance, India, memverifikasi keaslian konten tersebut. Hasil verifikasi menunjukkan, video tersebut buatan teknologi akal imitasi atau artificial intelligence (AI).  

Hasil analisis menggunakan alat pendeteksi akal imitasi, Hive Moderation, menyimpulkan, 99,9 persen video dibuat menggunakan kecerdasan buatan. Demikian juga dengan audio juga dibuat dengan AI, berdasarkan analisis menggunakan Hiya Deepfake Voice Detector.

Deepfakes Analysis Unit (DAU) juga menemukan kejanggalan pada frame menit ke-02:20. Terdapat keanehan pada tulisan ‘interpol’ yang pudar di bagian awalnya, padahal tak tertutup benda apapun. Demikian pula tulisan di papan nama meja yang tak jelas, padahal ukurannya cukup besar.

Kemudian pada menit ke-02:56, terdapat kejanggalan pada bekas jahitan operasi di dada yang tak lazim karena di sana letak tulang rusuk paling kuat. Apalagi bila dikaitkan dengan narasi pengambilan ginjal, letak bekas operasinya tak masuk akal.

Kejanggalan pada menit ke-03:26 tampak pada sosok polisi yang terlihat mengetik tapi tidak menghadap monitor komputernya. Tampilan monitor juga tidak masuk akal, ditambah ada tempelan kantung infus yang menambah keanehan pada visual.

Kejanggalan juga tampak dari tampilan video mirip konferensi pers pada menit ke-09:24. Arah beberapa kameramen terlihat tidak mengarah pada para pejabat, melainkan ke arah yang lain.

Kamera yang menyorot para narasumber juga tak menunjukkan tampilan yang sesuai di layarnya. Keanehan juga terdeteksi dari tulisan di papan nama meja yang buram, padahal ukurannya cukup besar.

DAU menarik kesimpulan, hampir di setiap frame menunjukkan gambar-gambar tersebut dihasilkan oleh akal imitasi. “Ada efek 'salju' aneh yang ditambahkan ke setiap gambar,” kata DAU dalam analisis tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 1 Agustus 2025.

Efek salju aneh yang dimaksud adalah taburan bintik-bintik putih yang mirip salju turun dari angkasa. Efek tersebut dimasukkan ke dalam video untuk menyamarkan kejanggalan-kejanggalan bahwa video itu dibuat oleh AI, sehingga mengecoh alat analisis.

Aplikasi pendeteksi suara AI yang digunakan analis DAU, Hive AI Audio Classifier dan Hiya Audio Intelligence, menunjukkan suara dalam video yang beredar juga dibuat menggunakan AI.  

Kasus Perdagangan Organ di Indonesia

Tidak ada kasus terbaru bahwa Kepolisian RI membongkar jaringan perdagangan organ manusia. Kasus yang pernah ada terjadi pada 2016. Saat itu, Bareskrim Polri mengungkap sindikat penjualan organ ginjal dan menangkap tiga orang pelaku. Ada sekitar 15 korban yang telah mendonorkan ginjalnya dalam kasus ini.  

Kasus terakhir yang dirilis oleh Kepolisian terjadi pada 2023 di Perum Vila Mutiara Gading Jalan Viano IX Desa Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Jumlah korban mencapai 122 orang. Mereka diduga bakal dibawa ke Kamboja untuk menjalani operasi pengambilan ginjal di sana.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan penggerebekan mobil sayur yang membawa 30 ton ginjal manusia yang terlibat dalam perdagangan ilegal adalah klaim keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]