Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Indonesia Mengimpor Kondom Bekas?

Jumat, 28 Juni 2019 17:27 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Indonesia Mengimpor Kondom Bekas?

Akun Ali Arief di Facebook mengunggah status dengan narasi “import kita sampai ke kondom bekas” dilengkapi dengan dua foto tumpukan sampah. Ia mengklaim bahwa dua foto itu sebagai limbah sampah plastik yang diimpor oleh Indonesia dan akan dipakai sebagai bahan bakar pengganti kayu.

“Artinya membeli racun yg murah, untuk mencemari udara bersih yg kita perlukan,” tulisnya pada 26 Juni 2019.

Akun Ali Syarief di Facebook mengunggah dua tangkapan layar berita tentang sampah.

Foto pertama memperlihatkan tangkapan gambar sampah plastik dalam kontainer yang diambil dari berita liputan6.com. Ali Arief mengklaim bahwa itu adalah foto kondom bekas yang diimpor Indonesia. “Sedungu dungunya suatu bangsa mengimport kondom bekas, entah untuk apa,” tulisnya lagi.

Dua tangkapan layar artikel yang diunggah oleh akun Ali Syarief di Facebook, 26 Juni 2019.

Hingga 28 Juni 2019, unggahan itu telah dibagikan 9,6 ribu kali.

Artikel ini akan memeriksa benarkah foto pertama adalah foto kondom bekas? Dan, benarkah foto kedua adalah limbah sampah plastik yang diimpor Indonesia?

 

PEMERIKSAAN FAKTA 

Foto lama impor kondom

Tempo menelusuri foto impor kondom bekas yang diambil dari situs liputan6.com menggunakan Google Reverse Image. Hasilnya, foto tersebut pernah dipublikasikan Liputan6 untuk berita berjudul “Kondom Bekas Asal Jerman Diteliti KLH”.

Namun berita itu adalah peristiwa pada 2007. Foto itu memuat satu kontainer kondom yang disita Bea dan Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Itu adalah kondom kadaluarsa yang diimpor oleh PT RRT di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. 

Pihak Bea dan Cukai menduga kondom yang didatangkan dari Jerman ini akan didaur ulang untuk dibuat berbagai barang berbahan dasar lateks. Daur ulang kondom bekas bukan barang baru bagi pengusaha di Cina. Di negeri yang dikenal dengan produknya yang serba murah itu, kondom bekas dijadikan berbagai bentuk aksesoris. Misalnya ikat rambut, yang dijual dengan harga cukup murah sekitar Rp 40 untuk 10 buah. 

Tempo juga pernah menulis bahwa dalam manifes impor, tercatat klasifikasi barang berupa new process scrap & wastes of natural latex condoms yang diimpor PT. RRT (Rubber & Rubber Tech). Barang tersebut diangkut kapal Ever Apex dari pelabuhan Deham, Hamburg Jerman dan tiba di Tanjung Priok tanggal 11 November 2007.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat itu, Fachmi Idris, kondom bekas impor tidak berbahaya jika digunakan untuk kepentingan daur ulang. "Sepanjang tidak digunakan untuk kondom lagi, itu tidak masalah," katanya di sela diskusi Sirkumsisi dan Aktifkan Lagi Kampanye Penggunaan Kondom di Kantor IDI, Kamis 13 Desember 2007. 

Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular IDI, dr. Pandu Riono mengatakan virus dan kuman yang terkandung dalam sisa kondom tidak akan bisa masuk menjadi virus ke orang lain.

"Penyebaran HIV hanya terjadi dari transfusi darah yang tidak steril, penggunaan narkoba suntik dan hubungan seks beresiko," katanya.

Terkait foto kedua, hasil temuan Tempo menemukan bahwa foto tersebut bersumber dari kantor berita Antara yang dipublikasikan pada 19 Juni 2019. Akan tetapi, berbeda dengan narasi yang dibangun oleh akun Ali Syarief, foto itu bukan limbah sampah plastik. 

Dalam keterangan foto, Antara menulis, itu adalah tumpukan sampah kertas yang diimpor oleh sebuah perusahaan pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur.

Mayoritas pabrik kertas di Jatim masih menggunakan bahan baku kertas bekas dari luar negeri. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penggunaan kertas bekas impor untuk bahan baku produksi kertas sejatinya legal sepanjang sesuai regulasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 tahun 2016 maupun Konvensi Basel. Namun yang menjadi masalah adalah ribuan ton kertas bekas yang diimpor perusahaan-perusahaan itu selalu tercampur dengan plastik.

Prigi Arisandi, Ketua Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengatakan, sampah kertas dan plastik impor membanjiri Indonesia sejak Tiongkok menghentikan impor sampah dari Inggris pada Januari 2018. Pemerintah Tiongkok menghentikan impor sampah lantaran menimbulkan masalah bagi kesehatan.

Volume sampah plastik mencapai 60% dari dibanding sampah kertas. Dalam sebulan sekitar 9.000-an kontainer sampah impor masuk Jawa Timur. “Pabrik daur ulang kertas mengimpor plastik ilegal. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melarang impor sampah plastik,” katanya. 

 

KESIMPULAN

 

Dua foto tentang impor sampah plastik dan kondom yang diunggah Ali Arief memang benar terjadi di Indonesia. Akan tetapi foto impor kondom bekas tersebut terjadi pada 2007, dan tidak relevan dikaitkan dengan foto sampah kertas impor di Mojokerto. Kami menyimpulkan narasi yang diunggah akun Ali Arief sesat.

 

IKA NINGTYAS