Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Bill Gates Terlibat Dalam Kematian, Kelumpuhan, dan Kemandulan Wanita di India dan Afrika Akibat Vaksin

Senin, 19 Agustus 2024 17:58 WIB

Keliru, Bill Gates Terlibat Dalam Kematian, Kelumpuhan, dan Kemandulan Wanita di India dan Afrika Akibat Vaksin

Sebuah akun Instagram [arsip] mengunggah tangkap layar sebuah media yang berjudul “Keluarga Kennedy Bongkar Andil Yayasan Bill Gates Terkait Kematian, Kelumpuhan dan Kemandulan Warga India dan Afrika”.

Unggahan ini diberi keterangan “Kill Gates dengan sederet kontroversinya dan media selalu menutupinya, tak heran postingan-postingan tentang kejadian-kejadian efek kipi vaksin-vaksin produksinya seperti Polio yang didanai oleh Bill Gates selalu dihilangkan jejaknya…..”

Benarkah Bill Gates terlibat dalam kematian, kelumpuhan dan kemandulan wanita di India dan Afrika? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo menelusuri klaim tersebut menggunakan sumber terbuka baik pemberitaan maupun jurnal kesehatan yang kredibel. Penelusuran Tempo menemukan tangkap layar tersebut merupakan artikel (arsip) yang dipublikasikan 15 Juni 2020 dari sebuah situs yang mencantumkan redaksinya di Jakarta. Situs ini tidak mencantumkan susunan redaksi dan pedoman pemberitaan media siber seperti layaknya situs berita pada umumnya.

Artikel ini berisi sejumlah klaim yang menyebutkan Robert Kennedy Jr melancarkan kampanye membongkar kejahatan Yayasan Bill Gates yang berperan dalam kematian warga India dan Afrika akibat program vaksinasi. Kampanye ini dilancarkan setelah kematian kerabat Kennedy yang diduga merupakan aksi balas dendam.

Penelusuran Tempo, artikel dengan klaim yang sama beredar pada April 2020 di beberapa laman 1, 23 dan 4 dengan berbagai bahasa.  Salah satu tuduhannya adalah kasus kematian perempuan di Afrika dan India setelah menerima vaksin yang dibiayai oleh Bill Gates. Disebutkan, vaksin HPV (human papillomavirus) yang dibiayai oleh Bill Gates untuk 23.000 anak perempuan di India, menyebabkan tujuh orang meninggal dan 1.200 orang mengalami efek samping.

Pada 15 Februari 2021, Pemerintah India merilis Laporan Akhir Komite yang ditunjuk untuk menyelidiki “Dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan penelitian menggunakan vaksin Human Papilloma Virus (HPV)” oleh PATH di India. Hasil investigasi komite menyimpulkan, lima korban meninggal tidak terbukti terkait dengan vaksin. Seorang anak perempuan tenggelam di sebuah tambang; seorang lainnya meninggal karena gigitan ular; dua orang bunuh diri dengan menelan pestisida; dan seorang lagi meninggal karena komplikasi malaria.

Sedangkan penyebab kematian dua anak perempuan lainnya masih belum diketahui secara pasti: satu kemungkinan akibat pireksia, atau demam tinggi, dan yang kedua akibat dugaan pendarahan otak. 

Direktur Jenderal ICMR, ahli mikrobiologi, Vishwa Mohan Katoch, dengan tegas menolak adanya hubungan tersebut. “Berdasarkan penyelidikan, dapat dipastikan bahwa hubungan sebab akibat dari tujuh kematian itu sama sekali tidak terkait dengan vaksin HPV,” ujarnya.

Namun para ahli lain juga mengatakan bahwa tanpa adanya otopsi, tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian yang sebenarnya. Investigasi ini membebaskan para pengelola uji coba PATH dan Dewan Penelitian Medis India (ICMR) di New Delhi dari tanggung jawab atas kematian yang terjadi. 

Laman American Association for the Advancement of Science menuliskan, vaksin HPV telah tersedia di Amerika Serikat sejak tahun 2006, namun belum tersedia di negara berkembang lainnya termasuk India. Pada tahun 2009, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Seattle meluncurkan Program for Appropriate Technology in Health (PATH) melakukan uji coba HPV terhadap 24.777 remaja putri di negara bagian Andhra Pradesh dan Gujarat, India. Program senilai 3,6 juta dolar AS ini didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. PATH juga dilaksanakan di Uganda, Peru, dan Vietnam.

Dilansir Rajiv Gandhi Cancer Institute and Research Centre, Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks pada wanita dan merupakan masalah kesehatan serius di India. Sekitar 60% wanita di India rentan terhadap infeksi HPV, dan 80-85% kanker serviks di negara ini disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Kanker serviks adalah kanker paling umum kedua di India, dengan perkiraan 123.907 kasus baru dan 77.348 kematian setiap tahunnya. 

Laman WHO juga menuliskan, vaksin HPV aman dan bahkan dapat digunakan pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh atau terinfeksi HIV. Efek samping setelah vaksinasi HPV adalah umumnya ringan dan berdurasi singkat. Rekomendasi mengenai penggunaan vaksin HPV dikeluarkan oleh Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) Imunisasi WHO pada pertemuannya di bulan April 2022. Pengakuan tentang keamanan vaksin ini juga telah dikeluarkan CDC

Tuduhan terhadap Bill Gates bukanlah hal baru. Ia kerap dikaitkan dengan isu membiayai dan merencanakan Covid-19, hak paten virus dan vaksin, genosida dengan vaksin, dan masih banyak lagi.

Dalam sebuah riset Zignal Labs yang dipublikasikan New York Times teori konspirasi yang mengaitkan Bill Gates dengan pandemi covid-19 disebutkan sebanyak 1,2 juta kali di TV dan media sosial dari bulan Februari hingga April 2020. Termasuk 10 video terpopuler  di Youtube yang telah ditonton hampir 5 juta kali dan lebih dari 16.000 unggahan di Facebook yang telah mengumpulkan hampir 900.000 “like” dan komentar.

Dilansir AP, Robert F. Kennedy Jr memiliki rekam jejak anti vaksin. Ia kerap mengatakan tidak anti vaksin, namun catatan menunjukkan hal yang sebaliknya.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran dan analisis Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang menyebutkan Bill Gates terlibat dalam kematian, kelumpuhan dan kemandulan wanita di India dan Afrika terbukti keliru.

Penyelidikan yang dilakukan pemerintah India  Program for Appropriate Technology in Health (PATH) dan Dewan Penelitian Medis India (ICMR) menyimpulan, kematian tersebut berdasarkan hasil investigasi  tidak berkaitan dengan vaksin HPV (human papillomavirus). 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id