Keliru, Video Berisi Klaim Ikan Berloncatan Tanda Tsunami dan Gempa
Selasa, 10 September 2024 12:46 WIB
Video puluhan orang sedang menangkap ribuan ikan yang menuju ke pantai dibagikan di salah satu akun media sosial Threads [arsip] pada Kamis, 5 September 2024.
Pengunggah konten kemudian menuliskan keterangan sebagai berikut: Pertanda apa nih bbrp pantai selatan indo, ikan pada berloncatan ke darat? Apakah akan gempa atau tsunami?
Sejak dibagikan, unggahan ini mendapat 25 komentar, 72 suka, 2 repost dan 31 kali dibagikan ulang. Namun, benarkah ikan berloncatan tanda tsunami dan gempa?
PEMERIKSAAN FAKTA
Penelusuran Tempo menemukan, video tersebut bukan di Indonesia, tapi terjadi di pesisir Pantai Barangay Tinoto, Kota Madya Maasim, Provinsi Sarangani, Pulau Mindanao, Filipina, Minggu, 7 Januari 2024.
Video yang identik pernah dipublikasikan oleh media di Davao, Filipina, Sun Star Davao berjudul "Rely on science amid fish phenomenon, earthquake" pada 10 Januari 2024. Situs berita ini menyatakan bahwa kemunculan ikan-ikan tersebut tidak berkaitan dengan gempa dan tsunami.
Dalam tangkapan layar berikut, Tempo membandingkan bagian-bagian yang sama antara video di Threads yang diklaim terjadi di Indonesia dengan video sebenarnya terjadi di Filipina. Lingkaran merah menunjukkan bagian-bagian yang sama tersebut mulai dari dermaga berwarna putih, seorang remaja berkaus kuning, warna langit, dan lampu-lampu pantai yang terlihat dari jarak jauh.
Dalam artikel Sun Star Davao itu dijelaskan bahwa sekumpulan ikan, yang diidentifikasi sebagai ikan sarden muda atau dikenal sebagai lupoy itu terjadi di Pantai Barangay Tinoto di Maasim, Provinsi Sarangani, pada hari Minggu, 7 Januari 2024.
Zenaida A. Dangkalan, pejabat perikanan Provinsi Sarangani mengatakan bahwa fenomena tersebut adalah normal dan ada tiga alasan untuk menjelaskan penyebabnya.
“Pertama, mungkin terkait dengan musim lupoy saat ini. Kedua, ikan yang lebih besar mungkin mengejar gerombolan tersebut ke arah pantai karena mereka tidak bisa mengakses daerah dangkal. Terakhir, mereka mungkin tertarik pada cahaya dari resor pantai,” kata Dangkalan.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina-Wilayah Davao (Phivolcs-Davao) mengimbau masyarakat untuk mengandalkan informasi ilmiah daripada mitos, terutama mengenai bencana dan fenomena alam.
Eduardo Lauron, seorang peneliti dari Phivolcs-Davao, membantah unggahan yang beredar terkait dengan gempa bumi yang tidak dapat diprediksi. Sama dengan Dangkalan, Lauron juga mengatakan fenomena ikan tersebut merupakan perilaku normal yang berkaitan dengan kepekaan hewan.
“Anomali perilaku hewan sangat sensitif dibandingkan dengan manusia. Kami memiliki studi mendalam tentang anomali perilaku ikan. Hewan cenderung bereaksi sangat sensitif dibandingkan dengan manusia," kata Lauron.
Fenomena yang sama juga terjadi Indonesia di pesisir pantai selatan Kabupaten Tasikmalaya, dan dikait-kaitkan akan terjadi gempa bumi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraididin, menyebut bahwa fenomena itu bukan pertanda bencana besar.
Menurutnya, hal ini merupakan siklus biasa yang sering terjadi, setiap kemarau. Kemunculan ikan mendekati bibir pantai atau muara karena terjadi arus dingin di bawah laut karena cuaca. Ikan muncul ke permukaan untuk mendekati arus air yang lebih hangat.
"Ini kan siklus rutin, siklus yang biasa tiap tahun karena cuaca kemarau. Jadi kami sebut bukan pertanda bencana besar. Tapi masyarakat tetap harus waspada," kata Nuraididin seperti yang dilaporkan Detik.com, 2 September 2024.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim ikan berloncatan tanda tsunami dan gempa di Indonesia adalah keliru.
Video itu terjadi di Filipina pada Januari 2024 lalu. Pejabat dan peneliti setempat menjelaskan bahwa fenomena tersebut normal, bukan pertanda akan terjadinya gempa bumi yang belum bisa diprediksi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]