Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Ada Bukti, Video yang Diklaim Beras Plastik di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara

Senin, 22 Januari 2024 11:06 WIB

Belum Ada Bukti, Video yang Diklaim Beras Plastik di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara

Sebuah video beredar di WhatsApp, TikTok, Instagram serta akun Facebook ini, ini dan ini, yang diklaim sebagai beras plastik karena memiliki tekstur yang berbeda. Dikatakan bahwa video itu direkam di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

Video memperlihatkan seorang wanita memegang benda mirip lontong, yang disebutnya aneh dan teksturnya seperti plastik. Dia mencoba memeras benda tersebut, yang kemudian mengucurkan air dan tampak mudah ambyar.

Video itu beredar, setidaknya beredar sejak pertengahan Desember 2023. Tempo menerima permintaan pembaca untuk menelusuri narasi tersebut. Benarkah benda dalam video itu merupakan beras plastik?

PEMERIKSAAN FAKTA

Penelusuran menggunakan mesin pencari menghasilkan sejumlah berita terkait video yang diklaim memperlihatkan beras plastik tersebut. Sebagian berita menampilkan gambar yang mirip dengan tampilan video yang beredar.

Berikut hasil penelusurannya:

Verifikasi Video

Video yang beredar memperlihatkan seorang wanita memeras benda mirip lontong dan memperlihatkan hasil perasan yang diklaim sebagai beras plastik. Foto yang sama pernah ditayangkan Tribunnews Senin, 18 Desember 2023.

Tribun menyebut bahwa video itu memang direkam di Kabupaten Malinau. Tim dari Dinas Perindagkop, Dinas Ketahanan Pangan dan Polres di Kabupaten Malinau, telah mendatangi lokasi dan mengambil sampel benda yang disebut beras plastik itu.

Sampel kemudian dikirim ke sebuah laboratorium di Bogor, Jawa Barat, untuk diuji kandungan-kandungannya. Selama belum ada hasil dari uji laboratorium itu, benar tidaknya kasus itu belum bisa dibuktikan.

Tempo telah menghubungi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malinau, namun tidak mendapatkan pernyataan resmi dari pejabat di sana. Namun informasi yang didapatkan mengatakan terdapat kendala di laboratorium sehingga sampai pertengahan Januari 2024, uji keaslian beras itu belum selesai.

Selain itu, benda yang diklaim beras plastik sebenarnya tampak seperti nasi pada umumnya. Namun memiliki tekstur yang berbeda dari nasi atau lontong biasa. Diduga, nasi atau lontong dalam video itu, sebelumnya disimpan dalam freezer selama lima hari yang dapat mengubah teksturnya.

Pendapat pakar tentang isu beras plastik

Para pakar menjelaskan setidaknya ada dua alasan logis untuk menyimpulkan bahwa hampir mustahil beras plastik dijual di pasaran sebagai bahan makanan. Pertama terkait tekstur, dan yang kedua terkait harga serta keuntungan produsen dan penjualnya.

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Wakil Ketua Halal Center UGM Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa plastik yang dimasak tidak akan memiliki tekstur yang sama dengan nasi.

Mungkin saja plastik bisa dicetak menjadi butir-butir beras. Namun plastik yang dimasak hanya akan menjadi plastik panas. Plastik yang ditanak tidak akan bisa mengembang menjadi nasi.

“Begitu pula dengan beras plastik komersial, jika memang benar ada. Maka saat dipanaskan ia hanya akan berubah menjadi beras plastik panas, bukan berubah menjadi nasi,” kata Nanung, Rabu, 11 Oktober 2023.

Sementara Pakar Teknologi Pangan IPB, Profesor Slamet Budijanto mengatakan bahwa bila ada beras plastik yang diedarkan untuk dikonsumsi, produsennya pasti akan merugi, sebagaimana diberitakan Antara.

Lantaran harga bahan plastik lebih mahal dibandingkan harga beras. Dia mengatakan harga bijih plastik hasil daur ulang (recycle) adalah Rp20.000 per kilogram. Sementara harga beras adalah Rp15.000 ribu per kilogram.

Menurutnya hal itu menunjukkan tidak mungkin ada produsen yang mau memproduksi beras plastik untuk diedarkan sebagai bahan makanan, yang harga pasarannya akan membuat dia rugi.

“Anda bayangkan, beras premium saja paling Rp12.000 sampai Rp 15.000. Kalau hasil plastik recycle itu kemudian dibentuk seperti beras, kalau mau untung, mau dijual berapa? Ini jelas tidak masuk akal,” kata Slamet, Jumat, 13 Oktober 2023.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi dalam video yang mengatakan bahwa terdapat beras plastik yang beredar sebagai bahan makanan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, adalah klaim yang belum ada bukti.

Uji laboratorium atas sampel nasi dalam video itu belum usai, sebulan setelah video itu viral, karena kendala di laboratorium. Namun sesungguhnya para pakar menyatakan tidak mungkin ada beras plastik yang dijual sebagai bahan makanan, karena tekstur dan harganya yang tidak sesuai.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id