Keliru, COVID-19 Merupakan Hasil Konspirasi Rockefeller Foundation
Selasa, 7 Mei 2024 10:12 WIB
Sebuah video reels berdurasi 1 menit 21 detik dengan narasi Covid-19 merupakan hasil konspirasi Rockefeller Foundation, beredar di sosial media Facebook [arsip].
Dalam video diceritakan bahwa Covid-19 merupakan sebuah perencanaan yang digagas Rockefeller Foundation sejak tahun 2010. Salah seorang narasumber dalam video juga mengklaim, perencanaan ini disimulasikan pada 2015, lalu mulai diterapkan di Indonesia pada 2020. Tujuannya adalah untuk percepatan program digitalisasi.
Hingga artikel ini ditulis, video itu telah dibagikan 2.400 kali dan disukai 12 ribu kali. Lantas, benarkah Covid-19 merupakan hasil konspirasi Rockefeller Foundation?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo mula-mula menelusuri sumber video yang dibagikan di atas dan mendapati bila video itu merupakan video diskusi dr. Richard Lee dan Komisaris Jenderal Polisi Dharma Pongrekun di podcast yang tayang di kanal YouTube pada Sabtu, 27 Januari 2024.
Tempo lalu menelusuri informasi dengan klaim bahwa Covid-19 merupakan hasil konspirasi Rockefeller Foundation dari sumber yang lebih kredibel. Kalim itu sesungguhnya merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar pada Juli 2020. Informasi ini sebelumnya telah dikelompokan sebagai informasi yang keliru.
Berdasarkan arsip berita cek fakta Tempo, klaim Covid-19 sebagai hasil konspirasi Rockefeller Foundation merupakan klaim yang tidak memiliki basis bukti dan tidak sesuai fakta. Rockefeller sendiri telah meninggal pada 20 Maret 2017 pada usia 101 tahun. Sementara pandemi Covid-19 baru terjadi pada penghujung 2019 atau hampir tiga tahun setelah kematiannya. Rockefeller Foundation sendiri adalah yayasan keluarga Rockefeller yang dalam seabad ini, jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi, telah banyak berkontribusi di bidang kesehatan masyarakat dan mendukung pengembangan vaksin.
Selain itu, berdasarkan arsip berita Tempo pada 30 Maret 2020, hasil studi yang dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute, California, AS, sebenarnya telah membantah rumor bahwa SARS-CoV-2 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Menurut studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine ini, SARS-CoV-2 adalah buah dari proses evolusi alami.
Dikutip dari USA TODAY, media yang berbasis di Amerika Serikat, klaim COVID-19 merupakan hasil konspirasi Rockefeller Foundation adalah klaim salah yang meminjam skenario dari "Lock Step", yaitu sebuah perencanaan yang menampilkan “skenario masa depan teknologi dan pembangunan Internasional” yang diambil dari laporan Rockefeller Foundation. Dalam laporan tersebut tidak menyebutkan COVID-19, vaksin untuk melawan penyakit tersebut, atau rencana untuk membentuk negara polisi selama pandemi.
Organisasi pemeriksa fakta yang berbasis di Amerika Serikat, Snopes, bahkan mendapati klaim yang mengatakan COVID-19 adalah hasil konspirasi adalah palsu. Dasar klaim yang menggunakan laporan The Rockefeller Foundation berjudul "Scenarios for the Future of Technology and International Development" merupakan pandangan yang salah. Dokumen ini bukan rencana tentang operasi manual untuk membuat virus jenis baru.
Cek Fakta WUSA9, salah satu media yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat juga berpendapat yang sama. Dalam laporannya, dokumen Rockefeller' yang menjadi dasar COVID-19 merupakan hasil konspirasi tidak bisa dibuktikan. Dokumen Rockefeller tidak bisa membuktikan teori bahwa pandemi virus corona direncanakan pada tahun 2010.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim COVID-19 merupakan hasil konspirasi dan sudah direncanakan adalah keliru. Informasi terkait bahkan sebelumnya telah dinyatakan sebagai informasi yang salah.
Dasar klaim COVID-19 merupakan hasil konspirasi sendiri diketahui diambil dari laporan The Rockefeller Foundation berjudul "Scenarios for the Future of Technology and International Development". Dalam laporan tersebut tidak menyebutkan COVID-19 merupakan operasi manual yang sengaja dirancang untuk untuk membuat virus jenis baru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]