Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benar, Klaim Konsumsi Mie Instan dan Nasi Secara Rutin Memicu Risiko Diabetes, Hipertensi dan Kanker

Sabtu, 4 Mei 2024 16:37 WIB

Benar, Klaim Konsumsi Mie Instan dan Nasi Secara Rutin Memicu Risiko Diabetes, Hipertensi dan Kanker

Sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa makan nasi dengan mie instan tidak baik untuk kesehatan. Orang yang terlalu sering makan mie instan campur nasi diklaim berisiko diabetes, hipertensi, dan kanker.

Di Facebook, video reels [arsip] tersebut dibagikan akun ini. "Orang yang terlalu sering makan mie instan campur nasi beresiko terhadap malnutrisi, diabetes, hipertensi dan kanker," kata seseorang dalam video tersebut.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat 668 komentar dan dibagikan sebanyak 3.900 kali.

Apa benar orang yang terlalu sering makan mie instan campur nasi berisiko terhadap, diabetes, hipertensi dan kanker?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim dalam video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel. Hasilnya, sejumlah ahli menyebutkan mie instan dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat sehingga bila dikonsumsi secara rutin dapat memicu faktor resiko meningkatkan kadar glukosa tubuh, risiko terkena penyakit jantung dan mimic hipertensi.

Dilansir dari Kompas.com, di dalam 100 gram nasi putih (sekitar 1 centong nasi) mengandung sekitar 152 kalori. Sementara itu, satu bungkus mie instan mengandung sekitar 350 kalori. Jika kita konsumsi bersama, tentu asupan kalori yang kita terima dalam satu kali makan sudah sampai 500 kalori lebih hanya dari nasi dan mie saja. 

Kalori berlebihan akan disimpan sebagai lemak oleh tubuh. Lambat laun, hal ini bisa memicu obesitas. Asupan kalori yang tinggi akan menyebabkan stres pada tubuh. Makanan berkalori tinggi biasanya mengandung lemak dan gula yang tinggi. 

Kandungan tersebut bisa meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker. Satu bungkus mie instan mengandung sekitar 40 gram karbohidrat, sedangkan satu centong nasi putih mengandung sekitar 38 gram karbohidrat. Jika dikonsumsi bersamaan, jumlah tersebut juga tergolong tinggi.

Karbohidrat juga menghasilkan kalori yang efeknya bisa meningkatkan risiko resistensi insulin. Selain itu, karbohidrat juga bisa meningkatkan kadar glukosa tubuh. 

Padahal, riset dari American Heart Association yang dilakukan pada tahun 2002 membuktikan bahwa asupan gula yang tinggi meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Siloam Hospital, dr Vito Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC tak menampik hal tersebut. Apalagi jika didukung dengan pada kondisi tertentu.

''Kalau kita bilang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, dalam jangka waktu dekat, sekali dua kali makan itu sebenernya nggak, tapi kalau itu menjadi kebiasaan tentu iya,'' ungkap dr Vito kepada Detikcom, Minggu, 8 Januari 2023.

Dia menambahkan, kebiasaan makan mie instan dicampur nasi tersebut bisa memicu timbulnya hipertensi. Hal ini dikarenakan kurangnya serat di tengah karbohidrat berlebih dari mie instan dan nasi.

"Karena nasi saja dengan campur mie instan berarti kan memang karbohidrat berlebihan, gizi lain yang kurangnya misal seratnya nggak ada, proteinnya nggak ada, namun malah tinggi garam kalau dicampur semua bumbu-bumbunya juga menyebabkan risiko hipertensi," bebernya.

Menurut dr Vito, jika seseorang terpaksa mengonsumsi mi instan dicampur nasi lantaran lauk yang lain tidak tersedia, bisa 'diakali' dengan aktivitas fisik. Olahraga membakar kalori dan mencegah orang mengalami kegemukan.

''Karena kita tahu banyak juga orang di daerah-daerah tertentu mungkin bukan karena hobi, tapi ya karena kebutuhan, makanan inilah yang ada buat mereka atau ketika ada bencana ketika ada musibah maka makanan ini adalah makanan yang paling mudah dimasak dan dikirim,'' papar dr Vito.

Namun situasinya akan berbeda jika makan mie instan dicampur nasi menjadi hobi, apalagi tidak dibarengi olahraga. Risiko penyakit jantung sulit untuk dihindari.

''Akibatnya menyebabkan kolesterol semakin tinggi, risiko penyakit jantung juga makin tinggi, dan orang kegemukan juga memang berisiko menyebabkan jantung lebih tinggi,'' pungkasnya.

Ahli gizi Irtya Qiyamulail mengatakan nasi dan mi memang sama-sama karbohidrat. Sehingga saat keduanya dikonsumsi dalam waktu bersamaan maka kandungan gizi yang masuk ke tubuh kebanyakan hanya karbohidrat saja.

"Padahal kebutuhan kita tidak hanya satu zat gizi karbo saja, kita juga membutuhkan zat gizi lain seperti protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan," kata Irtya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat, 13 Mei 2022.

Karbohidrat memang termasuk salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia. Tetapi ketika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan lebih besar dari kebutuhan, maka kelebihan tersebut akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk cadangan energi berupa lemak tubuh.

"Hal ini nantinya bisa berpengaruh pada peningkatan berat badan," kata dia.

Terkait bahaya makan mie instan pakai nasi memang bergantung pada frekuensi konsumsinya. Selain itu juga tergantung dari kebutuhan masing-masing individu karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda.

"Tetapi hal ini bukanlah merupakan hal yang bijak ketika kita lebih mengutamakan perasaan kenyang ketika makan tanpa memperhatikan kebutuhan zat gizi untuk menunjang kesehatan dan produktivitas kita sehari-hari," katanya.

KESIMPULAN

Hasil Verifikasi Tempo, video dengan klaim konsumsi mi instan dengan nasi secara  rutin dapat memicu faktor resiko meningkatkan kadar glukosa tubuh, risiko terkena penyakit jantung dan memicu hipertensi adalah benar

Mie Instan dan nasi sama-sama mengandung karbohidrat. Karbohidrat memang termasuk salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia. Tetapi ketika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan lebih besar dari kebutuhan, maka kelebihan tersebut akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk cadangan energi berupa lemak tubuh.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id