Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Prabowo Bahwa Indonesia Akan Jadi Satu-satunya Negara di Dunia yang Mampu Hasilkan Biomassa

Kamis, 14 Desember 2023 16:38 WIB

Keliru, Klaim Prabowo Bahwa Indonesia Akan Jadi Satu-satunya Negara di Dunia yang Mampu Hasilkan Biomassa

Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan jadi satu-satunya negara di dunia yang bisa menghasilkan BBM dari tanaman. Dia menyebutnya sebagai BBM hijau.

"Kita akan jadi satu-satunya negara di dunia yang bisa menghasilkan BBM semuanya dari tanaman dan ini adalah sehat. Ini yang dianggap nanti adalah BBM hijau, energi hijau, energi yang tidak bikin rusak lingkungan hidup," kata Prabowo dalam Rakerda Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Jawa Barat (Jabar) 2023 di GOR C-Tra Arena Bandung, Kamis 23 November 2023, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Menurut Prabowo, nantinya, energi hijau itu akan mewujudkan emisi nol dan tidak merusak lingkungan hidup tanah air.

PEMERIKSAAN KLAIM

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa Indonesia bukanlah negara satu-satunya yang telah memproduksi bahan bakar minyak dari tanaman (biofuel). Menurut data dari Statista, selain Indonesia, terdapat 9 negara lain yang telah memproduksi biofuel yakni Amerika Serikat, Brazil, Cina, Jerman, Argentina, India, Belanda, Thailand, dan Perancis.

Amerika Serikat merupakan produsen bahan bakar nabati terbesar di dunia pada tahun 2022, dengan produksi sebesar 1.627 petajoule. Brasil dan Indonesia berada di peringkat kedua dan ketiga, dengan angka masing-masing sekitar 915 dan 390 petajoule. 

Sebagai perbandingan, produksi bahan bakar nabati Jerman mencapai sekitar 138 petajoule pada tahun tersebut, menempatkan negara ini di antara lima negara teratas dalam produksi bahan bakar nabati, dan menjadi produsen utama di Eropa.

Hal yang sama disampaikan Denny Gunawan, Postdoctoral Research Associate, ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy, Particles and Catalysis Research Laboratory, UNSW Sydney, Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi bahan bakar biomassa seperti bioetanol dan biodiesel terbesar di dunia. 

Namun, berdasarkan data dari Our World in Data tahun 2022, produksi bahan bakar biomassa Indonesia masih di bawah Amerika Serikat dan Brazil.

"Tahun 2022, produksi bahan bakar biomassa Indonesia sebesar 108.22 TWh, di bawah Amerika Serikat (451.83 TWh) dan Brazil (254.02 TWh)," kata Denny Gunawan, peneliti dari ARC Training Centre for the Global Hydrogen Economy.

Hingga saat ini, kata Gunawan, belum ada negara yang beroperasi sepenuhnya dengan bahan bakar biomassa karena beberapa kendala seperti Keberlanjutan Sumber Biomassa,Logistik dan Kelayakan Ekonomi dan Kompatibilitas bahan bakar biomassa.

Keberlanjutan Sumber Biomassa

Denny mengatakan tidak semua sumber biomassa memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Beberapa sumber biomassa, utamanya biomassa generasi pertama yang bersumber dari tanaman pangan.

"Ada potensi pemangkasan emisi gas rumah kaca yang tidak substansial sebab kebutuhan lahan yang besar," katanya. 

Belum lagi biomassa generasi pertama memiliki isu terkait kompetisi dengan sektor lain yakni pangan. Kelapa sawit merupakan salah satu contoh sumber biomassa yang dianggap memiliki isu terkait aspek keberlanjutan. 

Mengingat banyak energi biomassa Indonesia saat ini dipasok dari sumber ini, perlu dipertimbangkan untuk beralih ke sumber lain seperti limbah biomassa yang memiliki dampak positif ke lingkungan lebih signifikan.

Logistik dan Kelayakan Ekonomi

"Kendala lain adalah sumber biomassa yang umumnya terfragmentasi dan tergantung wilayah. Dalam beberapa kasus, diperlukan infrastruktur logistik yang signifikan untuk pengumpulan sumber biomassa," ujar Denny.

Selain itu, kata Denny, beberapa pasokan biomassa tidak konsisten sehingga kontinuitas sumber untuk produksi dipertanyakan. Terkait kelayakan ekonomi, biaya pembuatan bahan bakar biomassa masih tergolong mahal dibandingkan bahan bakar fosil. 

Diperlukan upaya untuk pemutakhiran teknologi agar menjadi lebih efisien serta insentif dari pemerintah untuk membantu menurunkan biaya.

Kompatibilitas bahan bakar biomassa

Kebanyakan pemanfaatan bahan bakar biomassa masih sebagai campuran dengan bahan bakar fosil. Misalnya, biodiesel dicampur dengan petroleum diesel dalam rentang 6%-20% agar dapat digunakan pada kendaraan tanpa modifikasi mesin. 

"Isu kompatibilitas mesin ini perlu menjadi bahan pertimbangan untuk beralih ke bahan bakar biomassa sepenuhnya," katanya.

International Energy Agency (IEA) mencatat, kontribusi bahan bakar biomassa di Amerika Serikat masih sangat keci?, kurang dari 5%. Sementara itu, Brazil memiliki porsi suplai energi biomassa sekitar 34% dari total suplai energi nasional.

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo bersama ahli, klaim Prabowo bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara di Dunia yang bisa menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari tanaman atau Biomassa adalah keliru

Berdasarkan data dari Statista dan Our World in Data, tahun 2022 produksi bahan bakar biomassa Indonesia masih di bawah Amerika Serikat dan Brazil. Produksi bahan bakar biomassa Indonesia sebesar 108.22 TWh, di bawah Amerika Serikat (451.83 TWh) dan Brazil (254.02 TWh).

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)