Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Penemuan Kitab Suci Al-Qur'an Raksasa yang Jatuh dari Langit

Selasa, 18 Juli 2023 19:09 WIB

Keliru, Klaim Penemuan Kitab Suci Al-Qur'an Raksasa yang Jatuh dari Langit

Akun Facebook ini mengunggah sebuah video penemuan kitab bertuliskan huruf Arab disertai klaim bahwa kitab tersebut merupakan kitab suci Al-Qur'an raksasa yang jatuh dari langit. Video berdurasi 2 menit 17 detik tersebut diunggah pada 11 Juli 2023.

Akun inipun menuliskan narasi:

"Mari kita ucapkan allahu akbar allahu akbar maha besar Allah SWT, telah ditemukan sebuah Al-Qur'an yang berukuran raksasa, yang akan diberikan kepada kita yang ikhlas dan tulus untuk merawat nya…."

Video itu kemudian menjadi viral. Telah mendapat 2.600 komentar dan dibagikan lebih dari 2.900 kali.

Apa benar ini adalah kitab suci Al-Qur'an raksasa yang jatuh dari langit?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait di internet dengan menggunakan kata kunci "Al-Qur'an jatuh dari langit". Hasilnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Sidoarjo Jawa Timur memastikan kitab tersebut adalah mushaf yang dibeli seharga Rp.24 juta. 

Pemilik rumah mengakui keberadaan kitab raksasa itu bukan turun dari langit, tetapi sengaja diatur agar seperti kejadian tidak biasa.

Video di atas identik dengan video yang pernah diunggah kanal YouTube resmi stasiun televisi BeritaSatu pada 13 Januari 2015. Video tersebut berjudul "Al-Qur'an Raksasa Ditemukan Warga Sidoarjo Saat Berdoa Bersama".

Menurut BeritaSatu, kitab suci Al-Qur'an tiban berukuran raksasa ditemukan di Desa Glagah Harum, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Surabaya, Jawa Timur di rumah milik jamaah istighosah saat menggelar doa bersama. Al Quran setinggi dua meter, lebar 2,40 meter dan tebal 15 sentimeter ini memiliki berat satu kwintal.

Berdasarkan arsip berita Tempo, temuan itu membimbing MUI setempat mengumpulkan hufaz (orang yang hafal Al-Qur'an) untuk melakukan penashihan atau pemeriksaan. Sejauh ini MUI telah menemukan beberapa kekeliruan seperti dalam Surat Al-Baqarah, tepatnya pada awal surat.

"Terdapat pengulangan lafadz sebanyak dua kali, yaitu pada lafadz unzila," kata Ketua MUI Sidoarjo Usman Bahri kepada Tempo, Kamis, 15 Januari 2015.

Kekeliruan juga ada dalam surat Al-Fatihah ayat 7. Dalam ayat itu, terdapat pengulangan ayat pada lafadz "Shirotol ladi alladina". Dengan dua sampel kesalahan tersebut, Usman mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada beberapa ayat lain yang kurang tepat. "Tapi kesalahan seperti itu lumrah karena tulisan tangan manusia," ujarnya.

Penashihan dilakukan secara tertutup. Al-Qur'an juga sudah dipindahkan dari lokasi temuannya di sebuah rumah di Desa Glagah Arum RT 12 RW 3, sekitar 500 meter dari tanggul lumpur Lapindo ke kantor MUI Sidoarjo di Jalan Pahlawan Sidoarjo.

Dalam rapat yang digelar MUI Sidoarjo, Anang dicecar seputar peristiwa Al-Qur'an raksasa. Akhirnya pelaku mengakui semua perbuatannya, bahwa keberadaan Al-Qur'an raksasa bukan fenomena gaib, bukan turun dari langit. Tetapi sengaja diatur agar seperti kejadian tidak biasa.

"Anang membeli Al-Qur'an tersebut Rp 42 juta. Dia sudah mengaku dan menandatangani pernyataan tidak akan meminta ganti terkait akan dibakarnya Al-Qur'an," kata Ketum MUI Sidoarjo Usman Bahri kepada Merdeka.com, Kamis, 29 Januari 2015.

MUI awalnya berencana akan melaporkan pelaku ke polisi, karena dinilai perbuatan pelaku melakukan kesalahan luar biasa menyangkut kemaslahatan umat Islam.

"Katanya membeli dari Andi Desa Cangkring, Candi (Sidoarjo). Dia beli dari perantara," kata Usman di ujung sambungan telepon.

MUI Sidoarjo akan membakar Al-Qur'an raksasa tiban. Ketua MUI Sidoarjo Usman Bahri mengatakan banyak kesalahan dalam Al-Qur'an yang diduga jatuh dari langit tersebut.

"Iya keputusan rapat terakhir harus dimusnahkan, harus dibakar sampai habis ludes. Agar tidak menimbulkan kemusyrikan. Itu salah semua," kata Ustaz Usman kepada merdeka.com, Kamis, 29 Januari 2015.

Kesalahan Al-Qur'an raksasa tiban, menurutnya kompleks. Tak hanya salah kalimat dan harokat, juga penyusunan juz. MUI Sidoarjo bersama para ulama, perwakilan pemerintah daerah dan pelaku atau pemilik rumah Anang Asriyansah, sepakat memusnahkan kitab raksasa itu.

Dilansir dari Detik.com, kitab raksasa yang diklaim ditemukan secara gaib oleh seorang warga Glagah Arum, Sidoarjo akhirnya dimusnahkan dengan cara dibakar. Pembakaran dilakukan di halaman belakang kantor Sekretariat MUI Sidoarjo, Sabtu, 14 Februari 2014.

"Alquran raksasa yang ceritanya ditemukan di Porong dengan gaib, itu bukan Al-Qur'an. MUI sepakat menamakan itu mushaf (lampiran)," kata Ketua MUI Kabupaten Sidoarjo KH Usman Bahri di sela-sela pemusnahan.

KH Usman Bahri menegaskan, jika MUI bukan membakar Al-Qur'an, tapi mushaf. Karena mushaf itu terlalu banyak kesalahan, diantaranya tidak ada nomor halaman, tidak adanya nama surat, serta panjang pendeknya harakat banyak yang salah.

"Perlu digarisbawahi, itu bukan Al-Qur'an. Itu namanya mushaf," Ketua MUI menegaskan.

KH Usman Bahri menambahkan, pemusnahan ini dilakukan agar tidak menimbulkan persepsi macam-macam. Seperti ta'asut pemujaan-pemujaan yang menjurus ke arah kemusrikan. "Jangan sampai salah sebut itu bukan Alquran," pungkasnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim penemuan kitab suci Al-Qur'an raksasa yang jatuh dari langit adalah keliru

Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Sidoarjo Jawa Timur memastikan kitab tersebut adalah Mushaf yang dibeli seharga Rp 24 juta. Pemilik rumah mengakui keberadaan kitab raksasa itu bukan bukan turun dari langit. Tetapi sengaja diatur agar seperti kejadian tidak biasa.

Untuk menghindari pemujaan-pemujaan yang menjurus ke arah kemusrikan, MUI Sidoarjo bersama perwakilan pemerintah daerah dan pelaku atau pemilik rumah Anang Asriyansah, sepakat memusnahkan kitab raksasa itu dengan cara dibakar pada Sabtu, 14 Februari 2014.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id