Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Arab Saudi Bangun Kota di Atas Tanah yang Dilarang Nabi Muhammad

Senin, 15 Agustus 2022 07:30 WIB

Sebagian Benar, Arab Saudi Bangun Kota di Atas Tanah yang Dilarang Nabi Muhammad

Sebuah video beredar di media sosial, dengan narasi Arab Saudi membangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad.

Video blog (vlog) tersebut memperlihatkan sejumlah orang mengunjungi kompleks makam kuno di Kota Al Ula, Arab Saudi.

Di Facebook, video berdurasi 29 detik tersebut dibagikan akun ini pada 4 Agustus 2022. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan sebanyak 50 kali dan mendapat 843 komentar. 

Tangkapan layar akun Snack Video yang beredar di Facebook dengan narasi Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad.

Apa benar Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad?

PEMERIKSAAN FAKTA

Pemerintah Arab Saudi dilaporkan akan mengembangkan Kota Al Ula secara bertahap untuk menjadi tujuan wisata. Di Kota Al Ula juga Mada'in Saleh, yaitu situs arkeologi yang menyimpan sejumlah kuburan kuno dari batu dan telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. 

Nabi Muhammad disebut enggan berlama-lama saat melintasi wilayah ini. Oleh karena itulah, masyarakat Arab Saudi percaya bahwa Kota Al Ula merupakan kota yang dihuni para jin.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri informasi tersebut pada sejumlah media kredibel.

Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal tvOneNews pada 15 Januari 2022 dengan judul, “Dijauhi Nabi Muhammad, Arab Saudi Akan Kembangkan Kota ‘Terkutuk’. 

Menurut kanal resmi stasiun televisi berita TV One tersebut, Arab Saudi dikabarkan bakal menggelontorkan dana sekitar 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp214 triliun untuk membangun kota Al Ula. Padahal, kota tersebut dipercaya sebagai tempat di mana jin serta ruh jahat bersemayam, dan bahkan disebut enggan dikunjungi oleh Nabi Muhammad.

Pembangunan Kota Al Ula

Dilansir dari arabnews.com, Royal Commission of Al Ula, atau RCU, sangat ingin mencapai tonggak sejarah ini dengan terus maju dengan rencana induk yang berani untuk mengembangkan infrastruktur perhotelan, pariwisata, dan keberlanjutannya.

“Kota bersejarah Al Ula menerima lebih dari 250.000 pengunjung dalam 12 bulan terakhir, jauh melebihi perkiraannya,” John Northen, direktur eksekutif di RCU, kepada Arab News sambil menambahkan bahwa kota itu berharap dapat menarik 1 juta pengunjung pada tahun 2025.

Salah satu perkembangan paling menonjol di bidang ini adalah perluasan Bandara Domestik Pangeran Abdul Majeed bin Abdulaziz di Al Ula. Tahun lalu, bandara mendapat persetujuan dari otoritas penerbangan untuk mengizinkan penerbangan internasional mendarat.

Bandara ini tidak hanya diperluas untuk menerima 400.000 pengunjung setiap tahun, tetapi juga diperluas menjadi 2,4 juta meter persegi untuk memfasilitasi lalu lintas masuk yang terus meningkat.

“Bandara sekarang dapat melayani kebutuhan kami dengan sangat baik untuk 10 tahun ke depan,” kata Amr Al-Madani, CEO RCU.

Kota bersejarah, Al Ula, dilansir Arabnews.com.

Dilansir dari CNN Indonesia, otoritas Arab Saudi dilaporkan mengucurkan modal hingga US$15 miliar atau sekitar Rp214 triliun untuk proyek kota Al Ula, wilayah yang dihindari Nabi Muhammad. Pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi dengan memperluas sektor wisata di beberapa daerah, salah satunya Al Ula.

Pembangunan Al Ula dibagi menjadi tiga tahap yakni 2023, 2030, 2035. Sebagai dana awal, Saudi memberi US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun untuk mengembangkan kawasan Al Ula.

CEO Komisi Kerajaan untuk Al Ula (RCU), Amr AlMadani mengatakan dana juga didapat dari kemitraan swasta sebesar US$3.2 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Dana itu telah dialokasikan untuk prioritas infrastruktur jelang penyelesaian proyek fase 2023. "Kita tak ada masalah dalam mengeksekusi fase satu, termasuk pengembangan bandara, yang sudah selesai," kata Al Madani.

RCU didirikan Kementerian Keuangan Saudi pada Juli 2017 untuk mengelola perkembangan situs bersejarah. Proyek itu, katanya, juga akan mulai mengembangkan infrastruktur trem rendah karbon. Hal ini, termasuk 22 km pertama sistem trem rendah karbon dari rencana sepanjang 46 km pengembangan jaringan energi terbarukan, dan peningkatan sistem pasokan air dan instalasi pengolahan air limbah.

"Dan sejauh ini, pengalaman pengunjung kami di situs warisan dan alam sedang ditingkatkan," ujar Al Madani.

Kota Tua

Para arkeolog telah menemukan jalan raya kuno berusia 4.500 tahun di Arab Saudi yang berasal dari milenium ke-3 SM di mana ribuan monumen pemakaman mengelilingi jalur tersebut seperti dilaporkan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

“Peneliti University of Western Australia (UWA) menentukan bahwa penduduk Arabia barat laut kuno membangun 'jalan pemakaman' jarak jauh yang menghubungkan oasis dan padang rumput, menunjukkan tingkat interkonektivitas sosial dan ekonomi yang tinggi,” dilansir dari alarabiya.net.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal 'The Holocene' oleh tim yang bekerja di bawah Komisi Kerajaan untuk AlUla (RCU). Situs ini ditemukan dan dipelajari menggunakan satelit penginderaan jauh, foto udara ketinggian rendah, survei tanah, penggalian dan penanggalan radiometrik.

Tugas tersebut sedang dilakukan untuk “menjelaskan kehidupan penduduk kuno Arab,” lapor SPA. Studi ini menunjukkan bahwa cakrawala sosial yang kompleks ada 4.500 tahun yang lalu di sebagian besar Semenanjung Arab.

Temuan penting dari penelitian ini menegaskan bahwa konsentrasi struktur pemakaman terpadat terletak di dekat sumber air permanen. Arah jalan menunjukkan bahwa banyak dari jalur ini digunakan untuk perjalanan antara oasis utama, termasuk Khaybar, AlUla dan Tayma.

Dilansir dari Kompas.com, Al Ula terletak 300 km di sebelah utara Madinah. Dulunya, Al Ula adalah ibu kota Lihyanites Kuno (Dedanites), dan menjadi kota yang paling dihindari oleh Nabi Muhammad. Selain itu, di kota ini terdapat Mada'in Saleh, yaitu situs arkeologi yang dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu oleh orang-orang Nabatean, dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Wilayah Al Ula tercatat sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun silam. Penghuninya diperkirakan mendirikan kota bertembok pada sekitar abad ke-6 SM. Lokasi Al Ula sendiri berada di Jalur Dupa (Incense Road), yang merupakan rute perdagangan penting yang menghubungkan Arab, Mesir, dan India.

Pada abad ke-7 hingga abad ke-6 SM, wilayah ini diduga dihuni kaum Tsamud dari Kerajaan Dedanite. Kemudian antara abad ke-5 hingga abad ke-2 SM, Al Ula dihuni oleh Kerajaan Lihyan yang dipimpin oleh Dinasti Nabatean secara turun temurun.

Dinasti Nabatea berkuasa hingga sekitar tahun 106, sampai ibu kota mereka, Petra, ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Nabatea kemudian menjadikan al-Hijr atau Mada'in Saleh sebagai ibu kota yang baru dan memahat kawasan pegunungan bebatuan ini sebagai rumah tinggal mereka. Menurut penyelidikan UNESCO, Mada'in Saleh menyimpan 114 makam kaum Nabatean.

Konon, masyarakat arab menyebut Al Ula sebagai markas jin yang harus dijauhi karena kaum Nabatean menolak meninggalkan kepercayaan mereka. Mereka disebut tidak menyembah Tuhan, tetapi menyembah dewa-dewi.

Menurut Pengamat Timur Tengah dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Fahmi Salsabila, kedua wilayah itu dikatakan 'berhantu.' Bahkan, ia menuturkan Nabi Muhammad enggan berkunjung ke tempat tersebut.

"Di kawasan Al Ula dan Mada'in Saleh, kawasan yang dalam sejarahnya orang Arab sendiri jarang (pergi) ke sana. Ada kisah ketika Nabi Muhammad lewat situ. Beliau tidak mau minum dari daerah itu, bergegas untuk segera meninggalkan daerah tersebut, tanpa menoleh kanan-kiri," ucap Fahmi saat diwawancara CNNIndonesia.com, Rabu (12/1).

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad, sebagian benar

Pemerintah Arab Saudi menggelontorkan anggaran senilai US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun untuk mengembangkan kawasan Al Ula menjadi kota wisata.

Nabi Muhammad dikisahkan enggan berlama-lama saat melewati wilayah Al Ula dan masyarakat Arab Saudi menyebut Al Ula sebagai wilayah yang dihuni Jin, namun tidak disebutkan bahwa dilarang membangun di tanah Al Ula.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.