Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Program Mata Najwa Membahas tentang Penderita Diabetes Boleh Konsumsi Makanan Manis

Rabu, 6 Juli 2022 09:28 WIB

Keliru, Program Mata Najwa Membahas tentang Penderita Diabetes Boleh Konsumsi Makanan Manis

Sebuah postingan di Facebook mengunggah gambar tangkapan layar dengan judul ‘Penderita diabetes boleh makan yang manis-manis! Musuh utama diabetes terungkap!’ Dalam unggahan itu juga terdapat gambar Najwa Shihab dan Aman Pulungan.

Kedua gambar itu diberi keterangan ‘Kata baru dalam pencegahan diabetes. Ini yang direkomendasikan para ilmuwan’. Kemudian, diarahkan ke satu situs berjudul Penderita diabetes boleh makan yang manis-manis! Musuh utama diabetes.

Sejak diterbitkan pada Kamis, 30 Juni 2022, postingan ini sudah disukai tujuh ribuan orang, 587 komentar, dan 816 kali dibagikan.

Sebuah akun Facebook menyebarkan gambar Najwa Shihab berdialog dengan dokter Aman Pulungan soal kebolehan penderita diabetes mengkonsumsi makanan manis

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tempo, menemukan bahwa program Mata Najwa yang menghadirkan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan seperti di dalam foto tersebut, tidak membahas tentang penyakit diabetes. Unggahan tersebut memuat iklan produk makanan, sehingga dapat mengecoh pembaca.

Tim Cek Tempo mula-mula melakukan pengecekan gambar dengan memakai tools Reverse Images Search untuk menelusuri foto Ketua IDAI, Aman Pulungan dan Najwa Shihab. Tempo menemukan foto Aman Pulungan pernah dipublikasikan di situs Herstory pada 30 November 2021.

Artikel Herstory memuat pernyataan Aman Pulungan yang juga menjadi Executive Director The International Pediatric Association (IPA), saat mengisi webinar Meet the Professors pada 30 November 2021. Dalam kegiatan itu, dia membahas dampak pandemi terhadap anak, terutama anak-anak yang kehilangan haknya. Aman tidak menyinggung mengenai penderita diabetes yang boleh makan manis-manis.

Adapun Najwa Shihab dalam foto itu, sedang membawakan dialog bertema ‘Saatnya Karantina’ yang disiarkan di akun YouTube Najwa Shihab pada 2 April 2020. Memang, pada saat itu Aman Pulungan menjadi salah satu narasumber Mata Najwa. Namun topik yang dibahas bukan tentang diabetes maupun langkah pencegahannya, melainkan soal tes Covid-19 dan proses karantina, termasuk pada anak. 

Tangkapan layar asli Najwa Shihab berdialog dengan dokter Aman Pulungan soal tes Covid-19 dan proses karantina, termasuk pada anak.

Saat itu, Aman Pulungan hadir sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam dialog tersebut, Aman dan Najwa sama sekali tidak membahas makanan manis-manis, apalagi mengungkap musuh utama diabetes.

Jadi, tidak ada hubungan antara foto yang ditampilkan di akun Facebook tersebut dengan keterangannya.

Bukan itu saja, halaman website Corshiba yang dilampirkan di unggahan itu juga tidak berkaitan dengan rekomendasi para ilmuwan mengenai pencegahan diabetes. Situs tersebut merupakan situs promosi yang menjual produk makanan.  

Makanan Manis dan Diabetes

Dikutip dari Tempo, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Rudy Kurniawan, mengatakan mengkonsumsi makanan dan minuman berpemanis justru menimbulkan diabetes. Tak heran jika anak muda usia 20-an sudah terkena diabetes, karena terpapar makanan dan minuman berpemanis.

"Jika dulu diabetes dianggap sebagai penyakitnya orang tua, sekarang tidak lagi mengenal usia," kata Rudy yang juga pendiri gerakan Sobat Diabet dalam jumpa daring bersama CISDI tentang "Dampak Konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan atau MBDK sebagai Kontributor Penyakit Tidak Menular yang Berbiaya Tinggi" pada Selasa, 7 Juni 2022.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Kementerian Kesehatan sudah menyampaikan berapa batasan gula sehari-hari. 

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Nomor 30 Tahun 2013 memuat takaran maksimal konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi sebesar 200 kkal. Konsumsi gula tersebut setara dengan 50 gram atau empat sendok makan per orang per hari.

Selain asupan gula, pemerintah juga memberikan pedoman konsumsi garam dan lemak per orang per hari. Konsumsi garam maksimal satu sendok teh atau 5 gram per orang per hari.

Sedangkan asupan lemak sebesar 20-25 persen dari total energi sebesar 702 kkal per orang per hari. Takarannya setara 67 gram atau lima sendok makan lemak per orang per hari.

Di samping itu, makanan yang dapat dikonsumsi penderita diabetes menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) yang berbasis di DeKalb County, Georgia, Amerika Serikat adalah Buah-buahan (beri, anggur, ceri, apel, plum) dan sayuran (kembang kol, bawang, terong, lobak).

Tidak hanya itu, protein (daging tanpa lemak (unggas, ikan), telur, makanan laut tawar), karbohidrat (roti putih, bagel, roti sandwich, kerupuk tawar, pasta) dan minuman (air, soda diet bening, teh tanpa pemanis).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan, informasi tentang penderita diabetes boleh makan yang manis-manis dan dibahas dalam program Mata Najwa adalah keliru.

Gambar dengan judul dan isi situs sama sekali tidak berhubungan. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.