Menyesatkan, Video yang Diklaim sebagai Peristiwa Tsunami saat Banyak Orang Berada di Pantai

Kamis, 13 Januari 2022 12:05 WIB

Menyesatkan, Video yang Diklaim sebagai Peristiwa Tsunami saat Banyak Orang Berada di Pantai

Video yang diklaim terjadi tsunami saat warga berada di pantai, dibagikan salah satu akun di Facebook, pada 16 Januari 2022. Video ini telah ditonton 13 juta tayangan dan mendapatkan komentar 3 ribu kali. 

Berdurasi 6:36 menit, video ini merekam dari jarak jauh dan dari ketinggian, sejumlah pengunjung saat berada di sebuah pantai. Terlihat beberapa orang berselancar. Kemudian ombak membesar hingga menuju ke arah daratan. Lalu para pengunjung terlihat berlarian, ada pula yang naik ke atas pohon.

Video itu memuat teks: orang-orang ini malah santai dan merekam, dikira ombak biasa yang datang. Siapa sangka ternyata tsunami. Lihat yang terjadi. 

Benarkah peristiwa dalam video tersebut adalah terjadinya tsunami?

Tangkapan layar unggahan video di media sosial dengan klaim terjadi tsunami saat warga berada di pantai

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan bahwa gelombang besar dalam video itu bukanlah tsunami, melainkan gelombang “Bono” bagian dari fenomena tidal bore. Tidal bore adalah gelombang besar yang terjadi di sungai air tawar. Video tersebut diambil di perairan Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. 

Untuk mendapatkan petunjuk nama daerah di dalam video itu, Tempo menggunakan reverse image tool milik Yandex. Hasilnya, video yang sama pernah dipublikasikan di kanal Licet Studios pada 7 Mei 2021. Kanal tersebut menampilkan beberapa video viral paling menakjubkan dan mereka berfokus pada video tentang cuaca, alam, dan satwa liar. 

Licet Studios memberikan penjelasan tentang video yang diberi judul, 'TSUNAMI-LIKE WAVES' Hit Village in Indonesia (Tidal Bore) | Kampar River (Sumatra). Dalam penjelasan tertulis bahwa gelombang besar pada video tersebut adalah fenomena yang disebut “Bono”. Fenomena tersebut terjadi di perairan Sungai Kampar, Indonesia. 

Fenomena “Bono” dalam video itu terjadi saat ombak setinggi beberapa meter melaju hingga daratan sejauh 130 kilometer melalui Sungai Kampar. Penduduk lokal khawatir gelombang tersebut dapat menenggelamkan kapal, karena saat air laut pasang di musim hujan, ketinggian gelombang dapat mencapai enam meter atau 20 kaki dengan kecepatan 40 kilometer/jam. Ketinggian ombak seperti gelombang tsunami tersebut menarik para peselancar. Tetapi karena sungai juga dihuni oleh buaya, peselancar harus dikawal oleh perahu penyelamat. 

Fenomena “Bono” disebut tidal bore adalah fenomena di mana air pasang yang masuk membentuk gelombang air yang bergerak ke atas melawan arah arus sungai atau teluk. Tidal bore hanya terjadi di beberapa lokasi di seluruh dunia dengan kisaran pasang surut yang besar. 

Beberapa lokasi yang paling terkenal untuk tidal bore adalah Sungai Kampar di Indonesia (seperti terlihat dalam video) dan Sungai Qiantang di Cina, di mana tidal bore terbesar di dunia mencapai ketinggian hingga 9 meter.  

Tempo membandingkan lokasi video tersebut diambil dengan pemberitaan media. 

Kompas TV misalnya pernah mempublikasikan tentang aktivitas para peselancar di Sungai Kampar

Video warga lainnya juga menunjukkan bagaimana tempat wisata Sungai Kampar sering didatangi pengunjung untuk melihat gelombang bono. Seperti yang dipublikasikan di kanal Oghis Channel di Youtube: 

Perbedaan Tidal Bore dan Tsunami

Tempo mencari rujukan lanjutan terkait fenomena tidal bore tersebut. Dikutip dari laman Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI juga menyebut tentang tidal dore yang salah satunya terjadi di Sungai Kampar. Tidal bore adalah sebuah gelombang besar yang layaknya terjadi di tengah laut, namun ini terjadi di sebuah sungai air tawar. Fenomena ini langka dan jarang terjadi. 

Menurut peneliti Pusat Riset Kelautan, Dr Semedi Husrin, seperti tertulis dalam laman tersebut, tidal bore ini terdapat di lusinan sungai di seluruh dunia, tapi yang paling terkenal terdapat di 6 tempat yakni Alaska, Kanada, Cina, Brazil, Inggris, dan Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk selancar. 

Di Indonesia sendiri minimal ditemukan terdapat 5 tidal bore yakni di Kampar, Rokan, Bintuni, Seduku dan Digul. Tidal bore di Kampar dan Rokan dikenal dengan nama BONO yang terdapat di Muara (Kuala) Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan di Kabupaten Rokan Hilir. 

Gelombang BONO ini terbentuk dari pengaruh pasang surut  dengan tunggang pasut lebih dari 4 meter, umumnya terjadi pada saat pasang purnama. Serta adanya estuary/sungai berbentuk V  dimana arus yang datang dari area yang dalam dan lebar masuk ke daerah yang dangkal dan sempit.

Tsunami tentunya berbeda dengan tidal bore. Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi.

Gempa bumi sendiri diartikan sebagai getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Dengan demikian perbedaan tidal bore dengan tsunami jelas. Bahwa tidal bore adalah gelombang besar yang terjadi di sebuah sungai air tawar.Tidal bore adalah fenomena langka yang terjadi di beberapa sungai. Sedangkan tsunami adalah gelombang besar yang terjadi karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi. 

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki, mengatakan meski tercatat terjadi gempa pada 2021 namun tidak diikuti oleh peristiwa tsunami di Provinsi Riau. 

Dengan demikian, fenomena gelombang seperti yang direkam dalam video adalah fenomena tidal bore. 

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa video yang diklaim sebagai tsunami adalah menyesatkan. Gelombang pada video tersebut adalah fenomena tidal bore, gelombang besar yang terjadi di sebuah sungai air tawar. Lokasi di mana video itu diambil berada di perairan Sungai Kampar, Desa Teluk Meranti, Kab.Pelalawan Provinsi Riau. 

Tim Cek Fakta Tempo